Kemarin aku ingkar janji untuk berusaha setiap hari menulis di blog ini. Aku juga heran kenapa ya kemarin sampai terlewatkan tidak belajar menguntai kata. Ibarat nasi sudah menjadi bubur, nyesel deh. Pagi ini sebelum berangkat pelatihan Sagusabu di Batang kusempatkan membuka lepi.

Terisnpirasi dari lingkaran merah pada tulisanku yang sengaja kukirim pada teman baik untuk dikoreksi, kumulai ndudul keyboard. Beruntung aku punya teman yang baik hati. Mbak Eni namanya. Dia tuh perempuan yang kalemnya melebihi diriku yang ditakdirkan lahir di Solo. Tutur bahasanya halus, rasanya aku tak sanggup kalau harus meniru gayanya. Usianya pun jauh lebih muda dari aku. Dia guru Bahasa Indonesia di sekolah tempatku mengajar. Panjang deh kalau kuceritakan tentang dia.

Setiap aku habis belajar menulis, aku kirim link ke dia. Tidak harus menunggu lama, bunyi isyarat masuknya WA akan terdengar. Selau ada koreksi yang sangat bermanfaat kurasakan dalam proses belajarku ini. Lha bener deh aku seperti pepatah Jawa "kebo nusu gudel." Kerbau yang menyusu pada anaknya (gudel dalam bahasa Jawa merupakan sebutan untuk anak kerbau) artinya orang yang lebih tua meminta saran atau belajar dari yang lebih muda. Ya gak papa sih, kenapa harus malu atau gengsi. Belajar pada yang lebih muda juga tidak ada salahnya. Apalagi mereka mempunyai pengetahuan dan keilmuan yang lebih dari kita. Bagaimana pendapat teman-teman?

Belajar nulis 03112018