Sri Widati

Lahir di Solo 16 Juni 1973. Alumni IKIP Negeri Semarang Jurusan Seni Tari. Tenaga pendidik di SMP Negeri 1 Wiradesa Kab. Pekalongan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Potret

Potret

Beberapa minggu terakhir ini kurasakan lagi seneng jeprat-jepret. Apa aja yang menarik kuabadikan. Kebetulan sekali ada tawaran mengantar workshop fotografi, bak pepatah pucuk dicinta ulam tiba, begitulah kiranya. Tak kulewatkan kesempatan untuk belajar ilmu potret memotret. Meski hanya sehari rasanya banyak hikmah yang kudapatkan dari ilmu potret memotret.

1. Belajar mengenal dan memahami cahaya. Bagaimana efek pencahayaan menentukan hasil foto yang berkuaitas. Demikian juga hidup tentu saja sangat penting menentukan cahaya penerang hati, cahaya penerang pikiran agar hidup lebih berkualitas

2. Belajar tentang sudut pandang dalam mengambil objek. Ternyata sudut pandang un bermacam-macam. Sama seperti kehidupan kiranya tidak hanya terpaku pada satu sudut pandang, tetapi berbagai cara agar penafsiran tentang kehidupan lebih luas. Sudut pandnag yang berbeda akan lebih memperkaya pemahaman dan permakluman pada orang lain. Akhirnya tepa slira, toleransi dan tenggang rasa semakin mengasah hati.

3. Belajar tentang makna. Potret yang baik dan berkualitas haruslah mempunyai makna dan pesan. Potret yang berkualitas mempunyai kemanfaatan untuk menggugah rasa, mengolah pikir dan menumbuhkan respon positif bagi yang melihatnya. Bagaimana sebuah potret dapat berbicara lebih dari seribu kata. Hmm seperti layaknya potret diri manusia. Bagaimanakah manusia yang bermakna dan memiliki kemanfaatan bagi semua dan dimanapun berada.

4. Belajar tentang fokus dalam menentukan objek agar tujuan utama hasil foto bisa "dapet" kalo coach bilang. Yah, semua yang ingin diraih atau ingin dcapai tetap harus fokus dalam proses pencapaiannya. Tidak boleh ragu-ragu dan bimbang.

5. Belajar komposisi dalam menentukan objek. Komposisi yang baik akan menentukan hasil dari karya foto yang serasi, selaras dan tentu saja berkualitas. Pun hidup harus mempunyai komposisi yang seimbang sesuai takaran. Tentu saja takaran diri sendiri. Tidak boleh kurang mauoun over dosis.

Begitulah kumenerjemahkan apa yang kupelajari tentang Ilmu fotografi dalam analogiku sendiri.

Belajarnulis

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepakat bu, aku juga hobi potret bu, ko sama yach. Berbagai pelatihan foto sudah aku ikuti. Kadang buat mengambi gambar bagus harus "gila". Sehat dan sukses selalu. Barakallah.

25 Nov
Balas

Baru mulai pak Mulya, lebih baik terlambat daripada tidak heheheh. Wah bisa belajar dari Pak Mulya nih. Salam sukses dan barakallah

26 Nov

Wow..ulasan yang mantap Bu Sri Widati...Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah..

25 Nov
Balas

Makasih bu Rini. Aamiin doa yang sama untuk panjenengan. Barakallah

25 Nov

Luar biasa bu Wid, banyak ilmu yg didapat. Barakallah

26 Nov
Balas

Iya bu Fifi makin banyak belajar ternyata hanya setitik ilmu yang baru kita tahu. Salam literasi, sehat dan bahagia aamiin.

26 Nov

waow ilmu baru, mantaf ibu. Semangat dan sukses selalu. Barakallah.

26 Nov
Balas

Aamiin makasih mas urip. Barakallah salam sukses

26 Nov



search

New Post