Sri Wuryaningsih

Sri Wuryaningsih,lahir Jakarta pada tanggal 8 April 1967, anak V dari sepuluh bersaudara.Ayahnya bernama Toekidjan Djendropawiro dan ibunya Admi Maryati, saudar...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kini Berubah Menjadi Cinta

Kini Berubah Menjadi Cinta

Kini Berubah Menjadi Cinta

( Sri Wuryaningsih)

Menjadi bukan guru cita-citaku , karena mungkin sejak kecil menjadi guru bukan pekerjaan yang keren dan tak menjanjikan.

Dulu sewaktu kelas 3 atau 4 Sekolah Dasar alm.bapak pernah mengatakan kepadaku , agar aku mengjadi guru, saat itu aku langsung jawab "ga mau ah, ngapain jadi guru" jawabku.

Selesai SMA ( Sekolah Menengah lanjutan Atas) saya melanjutkan ke Perguruan Tinggi mengambil jurusan Matematika, karena saya suka Matematika. Ternyata jurusan Matematika hanya ada di FKIP ( Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan), sehingga mau tidak mau ketika lulus saya harus mengajar.

Saya tak pernah membayangkan bagaimana harus menjadi guru.

Yang saya lakukan ketika ada tawaran untuk mengajar di sebuah pesantren, tawaran itu langsung saya terima.

Entah bagaimana saya harus mengajar dan saat itu saya belum mempunyai konsep Menjadi Guru Idaman.

Yang ada dibenak saya saat pertama mengajar adalah bagaimana menyampaikan ilmu dengan mudah agar siswa bisa paham dengan penjelasan kita.

Akhirnya saya berusaha menyampaikan agar bisa memberi materi dengan baik.

Di sinilah pengalaman pertama bagaimana harus belajar mengorganisasikan kelas, menjadi pemimpin, menjadi tauladan.

Pengalaman mengajar dari satu sekolah ke sekolah lainnya, akhirnya menambah ilmu dan kecintaan terhadap profesi yang saya geluti.

Sayapun mulai jatuh cinta dengan tugas sebagai pengajar.Sehingga saya ingin bagaimana caranya agar pekerjaan yang saya lakukan berbuah maksimal.

Pekerjaan yang awalnya bukan Cita-cita malah menjadi pekerjaan yang ditekuni sepenuh hati.

Setiap hari saya harus pergi ke sekolah di tiga tempat yang berbeda, karena mengajar tiga sekolah.

Kendatipun demikian saya berusaha agar setiap masuk sekolah tiba tepat waktu. Agar tidak terlambat. Entah mengapa saya bersikap seperti itu, pokoknya saya tidak mau telat, intinya itu saja yang ada dipikiran. Saya belum mengenal istilah disipilin dan jika jadi guru harus memberi contoh yang baik.

Saya hanya ingin telat , itu saja.

Seiring dengan waktu dan pengalaman serta ilmu yang saya peroleh dari berbagai pelatihan, saya akhirnya memahami bagaimana kita harus berbuat agar kelak menjadi guru yang baik, tidak hanya sekedar tranfer ilmu , tetapi juga harus mendidik dengan cinta, jiwa dan raga untuk membentuk karakter peserta didik .

Setiap ilmu hasil pelatihan saya ATM( Amati Tiru Modifikasi) , saya bawa ke dalam kelas.

Saya berusaha agar setiap saya berada di kelas , suasana menyenangkan. Agar image siswa berubah dari pelajaran yang menakutkan menjadi pelajaran yang menyenangkan.( Karena murid selalu beranggapan matematika pelajaran yang menakutkan).

Tentu tak mudah merubah image itu, sehingga saya disamping mengajar dengan berbagai cara dan permainan juga harus merebut hati mereka.

Mulailah saya suka ngobrol dengan siswa secara personal, bagaimana kondisi di rumah, apa kabar orangtua mereka , persoalan apa yang dialami.

Dengan keterbukaan dan metode bermain yang saya terapkan maka siswa biasanya dapat membuka hati untuk membuka diri.

Hari demi hari Selalu saya gunakan untuk mencari cara atau metode, agar bisa mendidik dan mengajar dengan menyenangkan.

Tugas guru bukan sekedar mentransfer ilmu, tetapi juga mendidik dan membentuk akhlak yang mulia. Oleh sebab itu guru harus menjadi role model agar tujuan pendidikan akan tercapai.

Jika kita ingin siswa kita masuk tepat waktu kita harus bisa mencontohkan masuk kelas tidak telat.

Kitapun harus dapat menghadirkan suasana menyenangkan saat mereka di kelas. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hal ini.

Suasana kelas akan menyenangkan jika setiap mengajar sebaiknya gunakan metode belajar yang berbeda .

Perhatikan apa yang menjadi kebutuhan siswa. Jangan hanya terfokus pada siswa tertentu. Tetapi harus memperhatikan semua siswa di kelas.

Ajak bicara siswa face to face.

Khusus untuk materi Matematika yang saya ajarkan , saya sering mengajak mereka belajar sambil bermain.

Contoh dalam pembelajaran bangun datar, untuk menentukan luas suatu bangun. Mereka saya ajak untuk memotong buku kotak- kotak dan menempelkan ke kertas origami yang dibentuk persegi panjang. Dari sana siswa kita ajak berpikir bagaimana konsep luas persegi panjang.

Di saat ini pikiran mereka terbuka dan logika mereka jalan, mereka pada akhirnya dapat menyimpulkan bagaimana luas persegi panjang

Juga untuk pelajaran lingkaran, saya giring siswa mencari bukti luas dan keliling lingkaran.

Kadang mereka saya minta membawa benda-benda berbentuk lingkaran, origami, tali , penggaris dan lain-lain lain.

Intinya kita ajak bermain, dan di saat inilah ada sentuhan - sentuhan yang bisa kita berikan dengan cinta dan kasih sayang.

Sehingga para siswa merasa mereka sedang main bukan belajar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post