Setiap manusia pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan.Pribadi menunjukkan kondisi atau keadaan seseorang yang unik. Saya membaca buku tentang "Penyakit pribadi " dari hasil tulisan Bapak Drs. H. Sukmana, M.M,Pd.Sebagai bahan sumber dari Majalah Bhinneka Karya Winaya. Dengan terinspirasi dari tulisan tersebut saya ingin berbagi pengalaman tentang penyakit hati yang ada di lingkungan kita. Pribadi seseorang dengan orang lainnya berbeda-beda. Perbedaan pribadi tersebut dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Probadi yang sakit bisa dipengaruhi keimanan seseorang bisa saja dari waktu ke waktu bisa berubah dari pribadi yang baik /buruk. Pribadi yang sakit bisa dipengaruhi keimanan seseorang. Seandainya keimanan itu dipupuk dengan ilmu,keimanannya tambah baik. Apalagi kalau kita dekat dengan Allah Subhanawataala keimanan tambah mantap. Ada beberapa penyakit pribadi dengan istilah STNK yaitu : 1. S= Sombong yang berarti menghargai diri secara berlebihan, congkak, pongah, tabiat buruk. Orang yang sombong tidak menerima kebenaran serta selalu merendahkan dan menghina sesama atau orang lain hanya aku yang paling benar, padahal dia yang salah. 2. T= Tamak berarti rakus selalu ingin aku yang paling banyak harta, serakah aku yang tidak mau berbagi dengan orang lain. 3. N= Nafsu berarti dorongan hawa nafsu yang menjadi penyakit pribadi seseorang.Nafsu amarah yang selalu ingin marah-marah terus. Nafsu cenderung melakukan perbuatan yang melanggar dengan nilai-nilai norma agama. 4. K= Kikir berarti terlampau hemat, memakai harta benda, pelit( cap jahe/ meregehese ).Kikir karena harta yang melimpah ruah, karena takut hartanya berkurang. Tidak punya rasa kasih sayang dan merasa dirinya harta yang paling banyak. Itulah penyakit hati manusia yang sangat menakutkan. Audzubillah...Semoga kita tidak termasuk ke dalam penyakit manusia STNK. Kita mempunyai ilmu coba dibagikan kepada orang lain, dengan berbagi semoga mendapatkan ilmu yang baroqah. Semoga tulisanku di atas bisa ditafaguran jadi manusia yang berkepridian yang baik, bisa menahan hawa nafsu dengan hal yang lebih baik.