Sriyanto

Pemuda kampung yang tak berhenti belajar. Belajar menulis, dari apa yang dibaca pada realitas sosial, pendidikan dan agama. Diruang ini bisa menuangkan id...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENGHARAP HIDAYAH ALLAH, PADA DIRINYA

Saat perjalanan pulang sekolah dari SD Al Hikmah, tiba-tiba Si Sulung bertanya,” Abi, presiden di Indonesia itu diganti berapa tahun sekali?”. Saya jawab,” lima tahun sekali, karena ada aturanya,”. Si Sulung: “Paling lama siapa?”. “Ya Soehato, 32 tahun,”jawab saya.

Dalam batin saya, kenapa ya ini kakak kok tanya seperti itu. Coba saya gali lebih jauh, kemudian saya tanya,” kak, kenapa kok tanya tentang presiden?,”.

Si Sulung; itu Bi, tadi dikelas itu ustdza cerita tentang kepemimpinan zaman Rasulullah ada temanku yang tanya, siapa aja yang pernah jadi presiden,. Nah tanya ,”ujarnya. Oh begitu…jawab saya.

saya ingin tahu sejauh mana pemahaman si sulung diajarkan di sekolah. Akhirnya terjadi oborolan seperti ini;

saya:”apa yang kamu ingat penjelasan ustadza dikelas?”.

Si Sulung; “itu Bi, kata ustdza, di zaman Rasulullah itu juga ada pemimpin. Setelah Rasulullah wafat, digantikan Abu Bakar, terus Umar Bin Khottob, Ali Bin Abi Tholib dan lain sebagainya.

Saya: “menurut kakak siapa yang berkesan dalam memimpin?”

Si Sulung : “Aku itu senang kepemimnanya Umar Bin Khotob,”

Saya : “Apa yang kamu senangi pada diri Umar Bin Khotob,”

Si Sulung: “saya dulu kan pernah lihat videonya Umar bin Khotob. Dia itu nyamar jadi orang biasa turun ke rakyatnya lihat kondisi rakyat. Waktu itu Umar Bin Khotob lihat ada rakyatnya tidak bisa makan, terus Umar sedih dan mengambilkan makanan satu karung. Selain itu,”.

Saya : “batin saya, oh ternyata kakak masih ingat, ketika bersama adik saya putarkan video Umar bin Khotob dan Djalut dan Tholut. (saya menyimpan video sirah nabawiyah versi anak). Terus saya bilang hebat kakak,”.

Tak terasa sudah sampai rumah. Kebiasaan saya, setelah pulang dari sekolah leyeh-leyeh sampai lihat nonton TV. Eh.. ternyata Si Sulung ingin melanjutkan lagi obrolannya. Tadi ustadza juga cerita perang Uhud, saat itu umat Islam kalah karena ndak nurut sama Rasulullah, terpengaruh harta rampasan.

Saya belum sempat menanggapi, tiba-tiba ada orang ketuk pintu. Assalamualaikum om,”ujarnya. Saya jawab,”waalaikumsalam wr.wb, masuk kang,”. (Saya memanggilnya kang). Dalam hati kecil saya, kok tumben kerumah, ada masalah apa? Timbul rasa penasaran, cemas dan dredge pastinya.

Si A; gini Om, Sampean kan pengurus masjid, ada warga sekitar masjid itu merasa terganggu, suara dari masjid sebelum sholat subuh, tolong kasih tahu orangnya. Kalau tidak bisa aku yang ‘gaprak’ kakinya (dengan nada mengancam),”.

Saya: “oh suara membangunkan warga agar sholat subuh itu kang?,”

Si A : Iyo, itu lho pak …(dengan nada keras).

Saya: “terima kasih Kang sudah dingatkan. Kalau ada warga yang merasa terganggu. Kalau sampaen gak kesini, saya ndak tahu,”.

Si A: “Kalau sampaen ndak percaya, ayo tak antar kerumahnya, dikira Aku yang punya masalah dengan masjid,”.

Saya : “Saya percaya sampean kang,”. Akhirmya cerita banyak tentang masa lalu.

Dia merasa tidak dipercayai dengan orang masjid, terkait sejarah pembangunan masjid dulu tahun 2005. Ada pro dan kontra dalam pembangunan masjid. Saat itu, Si A sampai masuk penjara, gara-gara mengkalungkan Clurit pada salah satu jamaah. Kebetulan jamaah itu berprofesi sebagai anggota dewan. Sehingga dibawah ke meja hijau. Akhirnya hakim memutuskan bersalah dan di hukum. Dengan kejadian itu semakin ‘dendam’ membara, karena dia di penjara tidak bisa naik pangkat (profesi TNI AL).

Singkat cerita, pasca keluar penjara selalu mengambil kesalahan orang masjid. Saat itusaya belum menjadi warga situ. Saya dapat cerita itu dari ketua Takmir lama dan dia sendiri. Masjid yang penuh sejarah. Sesuai latar belakang masalah yang penuh hikmah dan kebijaksanaan. Sesuai namanya MASJID HIKMATUL HAKIM.

Yang menjadikan saya sedih sampai hari ini, Dia masih punya demam terhadap orang-orang yang memasukan dirinya ke penjara. Dan itu serius. Ndak apa saya masuk penjara lagi. Sandang pangan saya (rezeki) ditutup,”ujarnya.

Langsung saya teringat kisah Umar Bin Khotob. Sahabat Umar dulu dimasa Rasulullah adalah penghalang perjuangan Islam, bahkan sampai mau menghabisi Rasulullah. Namun, Allah membuka pintu hidayah sosok Umar yang bringas itu menjadi penjaga Rasulullah. Sampai-sampai Rasulullah menjelang ajal, Umar tak percaya kalau Rasulullah wafat. Begitu indahnya kisah Umar Bin Khotob.

Kemudian, ditengah malam saya merenungkan peristiwa sore itu.

Ya Allah…Engkau beri isyarat apa pada diriku. Sosok Umar bin Khotob yang diceritakan Anakku dengan orang ‘pengalang’ dakwah di masjid.

Saya tahu sebenarnya orang itu sangat baik pada awal pembangunan masjid, tapi karena terpengaruh warga nonmuslim akhirnya berbalik arah.

Ya Rabb… jadikanlah orang ini seperti Umar Bin Khotob. Mungkin saat ini menjadi pengalang, suatu saat nanti menjadi pendukung barisan kami dalam berdakwah di Masjid HIkamtul Hakim.

Ya Rabb… hanya Engkau yang bisa membuka pintu hidayah bagi setiap umat. Berikan hidayah padanya

Ya Rabb… Hilangkalah rasa demam pada dirinya, pada orang yng dia benci.

Bersimpuh sujud, aku memohon kepada Allah dengan titisan air mata, mengharap dikabulkan sebuah doa, yakni mendapat hidayah pada dirinya.

Wallahualam Bishowab …

Surabaya, 14/2/2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post