Sriyanto

Pemuda kampung yang tak berhenti belajar. Belajar menulis, dari apa yang dibaca pada realitas sosial, pendidikan dan agama. Diruang ini bisa menuangkan id...

Selengkapnya
Navigasi Web

Peran Informasi

Perang Informasi

Oleh; Sriyanto

Nasehat menasehati adalah baik upaya manusia tidak dalam kerugian. Apalagi diera saat ini, zaman perang innformasi. Segala informasi baik buruk masuk telinga anak dan murid kita. Sebagai dampaknya, perilaku dan ucapan yang keluar dari mulut anak-anak kita.

Agar perilaku dan ucapan yang muncul positif, perlu sekiranya memberikan nasehat positif secara terus menerus. Oleh karena itu saya mencoba, agar para siswa bisa saling nasehat menasehati.

Setiap hari kamis, setelah sholat dhuha. Kami sekelas melingkar membuat forum. Saya tunjuk satu siswa untuk memberikan nasehat pada temannya sendiri. Nantinya secara bergiliran.

Menarik nasehat yang disampaikan mas Abel kelas 8A tentang kisah sahabat Nabi bernama Abu Dujanah.

Kisahnya penuh dengan nilai moral dan karakter seorang muslim. Kurang lebih seperti ini. Setiap selesai sholat subuh, Abu Dujanah tergesa-gesa langsung pulang, tak pernah berdzikir dan berdoa. Kebiasaan itu menimbulkan penasaran oleh Rasulullah Saw.

Kemudian, baginda Rasul tanya," Hai Abu Dujanah, kenapa setiap selesai sholat subuh langsung pulang?apakah tidak ada permohonan pada Allah SWT".

Abu Dujanah menjawab," rumah saya, dekat rumah orang laki-laki munafik, pohon kurmanya telah doyong ke rumah, sehingga banyak buah yang jatuh diteras rumah. Aku kumpulkan, lalu ku berikan pada pemiliknya.

Keluarga kami, termasuk orang yang tidak punya. Anak-anakku sering kelaparan, kurang makan. Saya takut, saat anak-anak kami bangun, apa pun yang didapat, mereka makan. Oleh karena itu, setelah selesai shalat, bergegas segera pulang sebelum anak-anak terbangun dari tidurnya dan memakannya.

Pernah kejadian, terlambat pulang. Anakku yang sudah terlanjur makan kurma hasil temuannya. Saya melihat secara langsung, tampak ia sedang mengunyah kurma basah di dalam mulutnya.”

Melihat kejadian itu, Abu Dujanah pun memasukan jari-jari tangannya ke mulut anaknya. Dia keluarkan apa pun yang ada di mulut anaknya. Abu Dujanah mengatakan pada anaknya, "Nak, janganlah kau permalukan ayahmu ini di akhirat kelak." Anakku lalu menangis, mengalirkan air mata karena sangat kelaparan.

Sambil berpesan pada anaknya, hingga nyawamu lepas pun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu.

Mendengar cerita ini Rasulullah Saw sedih dan meneteskan air mata. Lalu Rasulullah Saw mendatangi pemilik pohon kurma itu bersama Abu Bakar. Dibelilah pohon itu, dengan harga sepuluh kali lipat. Dengan senang hati pemiliknya menerima pembelian dari Rasulullah Saw. Kemudian pohon kurma itu, menjadi Abu Dujanah.

Ada pesan moral dari kisah ini; pertama, dalam kondisi apapun (kelaparan) kita harus tetap dalam ketaatan. Kedua, mengingatkan kita semua agar tidak mengambil hak orang lain. Termasuk perbuatan dilarang oleh Allah. Ketiga, sebagai orang tua, jangan sampai memberikan makanan dari hasil yang haram. Akan berdampak buruk, baik di dunia maupun akhirat.

Bagi saya, kisah ini ilmu yang saya dapatkan dari seorang siswa. Semoga nasehatnya bisa menembus hati teman-temannya. Saya yakin nasehat ini menjadi pengingat dirinya, dan temanya sampai dewasa nanti. Agar tidak makan barang haram, seperti para koruptor di negeri ini. Waallahu alam bishowab...

Surabaya, 18/1/2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post