Rindu ternyata milik semua orang. Baik anak kepada orang tua, orang tua kepada anak-anaknya, maupun manusia lanjut usia pada komunitasnya. Begitulah yang dirasakan kakek seorang cucu tinggal di Boyolali tersenyum. Sejak meninggalkan gubuk indah menuju ibu kota, sang kakek berhenti menulis. Bukan tanpa alasan jika Pakde Blangkon tidak muncul.

Bahkan ketidakmunculan beliau sempat menimbulkan rasa cemas dari beberapa gurusianer yang rutin Saling Kunjung Saling Sanjung. Dua diantaranya adalah Oma Fransika dari Solo dan Bunda Cicik Rahayu dari Surabaya. beliau berdua sempat menayakan kabar pakde melalui Whatsaap pribadi.

Alhamdulillah, untuk mengobati rasa rindu SKSS. Maka pagi ini pakde menyempatkan membuka laptop dan menulis sesuatu untuk menyapa sahabat. Semoga akhir pekan yang cerah di tempat tugas pakde juga terjadi di tempat bapak dan ibu bertugas. KSinar matahari begitu cerah ditambah semilir angin yang menyejukkan. Hijau daun aneka pohoin di lingkungan sekolah menjadikan suasana terasa teduh. Berkat adanya aneka pohon itu juga membuat sekolah kami lolos menjadi Sekolah Adiwiyata Tingkat kabupaten 2023.

Terakhir menulis di blog Gurusiana terjadi pada 26 Desember 2023 saat pakde dan bude masih berada di Cengkareng. Setelah itu hingga 12 Januari 2024 praktis tidak menulis dan tidak melaksanakan SKSS. Otomatis rangkaian menulis yang sudah tembus tahun ketiga menjadi terputus. Tidak perlu disesali dan tidak perlu ditangisi. Mengingat semua sudah dipertimbangkan dengan matang, untung dan rugi. Apalagi android yang selama ini identik dengan Gurusiana error saat pakde menginjakkan kaki di negeri orang. Sesekali bisa terhubung dengan perambatan saat android berdekatan dengan gawai bude.

Lebih dari dua minggu tidak bertegur sapa di dunia maya dengan gurusianer hebat se antero Nusantara terasa ada sesuatu yang hilang. Kebahagiaan menikmati indahnya perjalanan dengan aneka destinasi wisata manca negara kurang lengkap tanpa SKSS. Ibarat makan dengan lauk yang lengkap tapi tidak ada sambal! Karena hanya dengan sambal, pakde dapat merasakan nikmatnya aneka hidangan manca negara. Baik sajian makanan di Istambul, Madinah, Mekah dan Kairo.

Subhanallah, tiga puluh empat usia pernikahan terasa baru kemarin menikmati bulan madu. Hotel bintang lima, kamar kelas suite room, menghadap langsung sungai Nil, kerlap kerlip lampu di malam hari yang dapat dinikmati dari balkon lantai 28 membuat lupa usia. Hampir lima puluh sembilan tahun serasa baru usia tiga puluh sembilan tahun!

Terima kasih ya Allah atas segala nikmat yang Engkau berikan kepada kami. Tidak pernah mimpi pergi ke luar negeri. Eh, sekali pergi langsung singgah di tiga negeri (Turki, Arab Saudi, dan Mesir). Ada banyak kenangan manis, tapi juga ada kenangan pahit. Semoga pakde masih punya energi untuk menuangkan kisah perjalan ke luar negeri menjadi untaian kalimat indah dalam buku tunggal berikutnya.

Kalau sahabat merasa penasaran seperti apa rasanya "terdampar" di Turki dan Mesir, meski harus bersabar menunggu tulisan pakde baik di antologi bersama beberapa sahabat Media Guru Indonesia yang melaksanakan Umroh bonus Turki maupun Umroh bonus Turki plus Kairo. Ternyata terlambat daftar tidak selamanya rugi. Buktinya kami tergabung dalam kelompok 3 tapi bisa menikmati keindahan Mesir dengan beragam destinasi wisata. Maupun buku tunggal yang tentunya prosesnya jauh lebih lama.

Salam sehat