LAHIRNYA JIWA PENGABDIAN

Menjadi guru bukanlah cita-citaku. Pribadiku yang pendiam seakan jauh dari keinginanku untuk menjadi seorang guru. Seorang guru yang harus selalu bicara manis dengan anak didik. Seorang guru yang selalu mengarahkan, membimbing dan menasihati . Saat itu tak pernah terlintas dalam pikirku. Aku hanya ingin bekerja diam dibelakang meja

Aku terlahir dari pasangan seorang pendidik. Bapak ibuku adalah seorang guru SD. Mungkin dari situlah orang tuaku berharap anakknya mampu seperti mereka. Hanya satu keinginanku berharap orang tuaku bangga dah bahagia anaknya mampu memenuhi harapannya.

Aku masuk ke perguruan tinggi yang tak begitu ternama. Fakutlas Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi pilihanku. Empat tahun berselang aku lalui dengan wajar. Tahun ke empat aku mampu menggondol ijazah dengan IPK 3,15. Cukup lumayan. Prestasi yang tak sebanding dengan kemaunku masuk di dunia pendidikan.

Apakah semua itu selesai sampai disini? Tidak! Ini merupakan awal dari apa yang dinamakan perjuangan. Perjuangan menaklukan jiwa untuk menjadi seorang guru. Perjuangan yang dinamakan pengabdian. Apa yang dinamakan pengukir sejarah dunia pendidikan. Perjalanan yang melelahkan untuk mencapai pejuang pahlawan tanpa tanda jasa.

Aku lulus tahun 1996. Aku bingung. Apa yang harus aku lakukan. Berlatar belakang pendidikan dan tuntutan untuk menjadi guru dari orang tuaku menjadi bumerang bagiku. Namun semua harus kutaklukan dengan ijazah bepredikat pendidik. Aku berusaha melamar menjadi guru . Aku layangkan surat lamaran ke sekolah sekolah. Tanpa lelah dan ptus asa ku tuliskan lamaran kulayangkan ke alamat-alamat sekolah. Aku ingat salah satu surat lamaran itu.

Kemangkon, 30 Mei 1998

Yth. Kepala SMP Negeri 2 Kemangkon

Di Toyareka

Dengan hormat,

Bersama surat ini saya:

nama : Sri Yuliati, S.Pd

tempat tanggal lahir : Purbalingga, 02 Juli 1972

alamat : Senon, RT 19 Rw 06 Kecamatan kemangkon Kabupaten Purbalingga

dengan ini saya mengajukan lamaran untuk menjadi guru honorer di sekolah yang Bapak pimpin. Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan:

1. Fotokopi ijazah yang telah dilegalisasi.

2. Fotokopi SKKB

3. Foto hitam putih 4x6 dua lembar

4. Foto kopi KTP

Demikian surat lamaran saya. Besar harapan saya dapat diterima di sekolah yang Bapak Pimpin. Atas perhatian Bapak saya sampaikan terima kasih,

Hormat saya,

Sri Yuliati, S.Pd

Yah… itu salah satu surat lamaran yang aku buat. Beberapa bulan aku menunggu..tak kunjung tiba panggilan. Sekian lama aku menunggu datanglah surat balasan bahwa anda diterima di sekolah SMP 2 Kemangkon untuk mengisi kekosongan guru bahasa indonesia. Segera aku tunjukan balasan surat itu pada kedua orang tuaku. Orang tuaku segera memelukku… “Mantapkanlah niatmu anakku kau akan menjadi pengabdi dan pejuang sejati untuk anak didikmu. Orang tua yakin tak akan salah mengarahkanmu menjadi orang yang sukses dunia akhiratmu nak,”… nasihatnya. Hati kecilku semakin bertegad..mungkin saat inilah aku harus yakin ini jalan terbaik untukku. Inilah saatnya aku akan buktikan kepada orang tuakku menjadi anak yang berbakti. Aku harus membuang egoku. Mungkin inilah awal perjuanganku sebagai jiwa pengabdi untuk anak-anak didiku yang akan menantarkanku dalam kesuksesan dunia akhiratku.

Aku merasa bangga bisa berhadapan dengan anak didik yang selama ini tak pernah terlintas dalam pikiranku.

Sri Yuliati, S.Pd

SMP Negeri 3 Kemangkon