Sri Yusniar

Pendidik bocah - bocah di desa kecil di Deli Serdang....

Selengkapnya
Navigasi Web
Korps PII Wati, Prosesku ada disitu, Selamat Hari Lahirmu, 31 Juli 2023

Korps PII Wati, Prosesku ada disitu, Selamat Hari Lahirmu, 31 Juli 2023

Aku berniat ikut aktif di Korps PII Wati itu, selepas Intermediate Training di Sawah Lunto Sijunjung Sumatera Barat. Waktu itu, aku berangkat bersama 3 orang PII Wan, Bang Jerry, Bang Ismail dan Bang Edi. Bang Jerry yang waktu itu masih menjabat sekretaris umum PW PII Sumatera Utara akan ikut Advanced Training dan Pendidikan Instruktur, sedang aku, Bang Ismail dan Bang Edi ikut Intra.

Aku yang baru belajar agama, belajar sholat dari kegiatan pesantren kilat SMA se Kabupaten Deli Serdang dan dilanjut ikut Batra PII, berangkat naik ALS jurusan Padang dengan berbekal 1 ransel berisi pakaian, al quran terjemah dan peralatan mandi. Pakaian yang kubawa pun seperti yang kubawa saat batra, atasan kaos/kemeja tangan panjang, dan celana jeans.

Perjalanan yang sangat panjang menurutku waktu itu, yang belum pernah pergi jauh. Sampai di Padang, kami menginap di sekretariat PW Sumbar, lupa di jalan apa, yang kuingat hanya terletak di lantai atas. Air di kamar mandi tidak ada, biasanya mereka membeli air isi ulang untuk diisikan di kamar mandi. Karena waktu itu kami sampai malam hari, jadi persediaan air habis.

Lokasi intermediate training masih jauh, kami menggunakan bus menuju kesana, dan baru sampai malam hari. Perjalanan yang sangat panjang, tapi jujur aku suka, karena selain suka jalan-jalan, Sumatera Barat mempunyai pemandangan bagus. Ternyata lokasi yang digunakan adalah pesantren, namun lagi-lagi aku lupa nama pesantrennya.

Aku memulai kelas intra dengan shock, merenung cukup dalam dan tidak ingin masuk kelas lagi, ingin segera pulang, mungkin kalau hanya di Medan aku akan nekat mencari angkot untuk pulang waktu itu, tapi ini jauh, jauh betul. Aku yang memang masih awam dengan agama, masih mulai belajar mengenakan jilbab, dan hanya menggunakan kemeja dan celana jeans merasa asing di duduk di kelas, karena mereka yang perempuan menggunakan gamis dan jilbab lebar. Aku mau nagis rasanya.

Namun perlahan, aku bisa mengatasi kekalutanku, aku banyak bertukar pikiran dengan Bang Ismail dan Bang Edi, alhamdulillah mereka menguatkanku. Aku bisa mengikuti kelas dengan baik, sangat baik malah (menurutku).

Dari sinilah pemahamanku pelan-pelan terbentuk, aku saat itu berjanji pada diri sendiri, pulang dari sini akan mengganti pakaianku, minimal aku tak memakai jeans lagi. Dari kecil aku memang terlihat tomboy, teman bermainku memang kebanyakan laki-laki, dan aku merasa lebih nyaman berteman dengan laki-laki waktu itu.

Dari ikut intra ini pula aku berkeinginan aktif di Korps PII Wati. Sepulang intra, entah kenapa melihat perempuan menggunakan jilbab besar rasanya nyaman, adem, pingin seperti mereka. Dialah Kak Lusi Gevira Yesti, Ketua Korwil Korps PII Wati PW PII Sumut yang menjadi inspirasiku dalam banyak hal, berpakaian, bertutur, mengenal Islam, dan aktif di PII Wati. Bahkan, aku yang waktu itu sudah mempersiapkan diri dengan ikut Bimbel untuk daftar dan lulus PTN di Medan, pun tak punya minat lagi. Aku memilih kuliah di UISU Fakultas Agama Islam, seperti Kak Lusi. Aneh, aneh memang. Teman SMA ku banyak yang tak mengerti jalan pikiranku waktu itu.

Dari sini aku memang banyak berubah, bicaraku tidak cewawakan (Ceplas-ceplos, tidak bisa diam) lagi, aku jadi pendiam, dan lebih manis lah, hehe. Karena haus ilmu agama, ada kajian apapun di kampus kuikuti, kebanyakan aktivitas bersama Kak Lusi. Pelan-pelan aku banyak mengalami perubahan, meninggalkan diriku yang dulu, main bersama teman cowok dan berjeans ria.

Kemudian, aku mengajak teman-teman kampus yang berasal dari Lubuk pakam, Tanjung Morawa, Pagar Merbau dan Perbaungan juga beberapa teman SMA di Lubuk Pakam untuk membentuk Pengurus Daerah Deli Serdang. Saat itu, tempat yang digunakan untuk rapat adalah Mushollah Babul Ihsan di Jalan Purwo Bakaran Batu. PW yang hadir waktu itu adalah Ketua Umum (Bang Cahiril Amri) Bang Jerry, Kak Lusi, dan banyak lagi). Kejadian lucu pun terjadi disini, pemilihan ketua dilakukan dan seluruh yang hadir meminta aku sebagai Ketua, karena seperti yang disampaikan Bang Amri sebagi Ketua umum, bahwa Ketua adalah orang yang pernah ikut batra, dan yang baru ikut batra adalah aku dan almarhumah Dessi. Aku waktu itu berkeras tidak mau, malah aku menjawab dengan mengajukan diri sebagai Ketua Koordinator Daerah Korps PII Wati, haha. Akhirnya terpilih Ketua Umum PD yaitu Surianto, meskipun dia belum mengikuti Batra.

Begitu dahsyat pengaruh Kak Lusi dalam diriku, sampai-sampai, saat aku diminta untuk gabung di PW Sumut pun, aku lebih memilih untuk aktif di Korps PII Wati. Perdebatan pun banyak terjadi dulu, saat aku lebih mementingkan PII Wati daripada PW secara keseluruhan. Sempat memang aku menerima tawaran aktif di badan induk, saat itu di periode Bang Iqbal Nasution, aku menjabat di Kabid Kaderisasi, tapi tak lama, hati dan pikiranku yang memang baru hijrah waktu itu, membuatku lebih nyaman beraktivitas dan bergerak kepada sesama perempuan. Disini tak terelakkan banyak perdebatan, tapi memang aku dengan “keyakinan baruku” membuatku sangat keras kepala waktu itu.

Tapi bagaimana pun efeknya, aku merasa bersyukur dengan segala proses yang kujalani, dengan bertemu para peserta pii wati sumbar saat Intra, kemudian Kak Lusi, menyelamatkanku pada pergaulan yang mungkin mengarah pada pergaulan bebas. Tak bisa kubayangkan, jika aku tak ketemu dengan PII dan PII Wati Sumbar saat itu.

Proses ini pun masih membuat jalan panjang, sampai aku masuk di kepengurusan PB PII, aku lebih memilih aktif di Korps PII Wati. Saat Uda Zulfikar menawariku untuk aktif di Badan Induk, aku sedikit pun tak tertarik. Pernah pula kita para penghuni asrama puteri PB meributkan ini, dengan Mbak Hanita misal, namun Teh Neneng (Aryani Fatimah) sebagai Ketua Korpus waktu itu, sangat bisa memberdayakan staffnya, sehingga aku tak bisa berpikir untuk yang lainnya.

Dan sampai hari ini, aku dengan teman-teman KB PII Wati Sumut diamanahkan untuk mengurusi Bidang Muslimah PW KB PII Sumut pada periode Bang Irwan Supadli, mencoba ikut aktif, mencoba menjaga dan mengobarkan semangat Korps PII Wati dalam diri, untuk bisa ditularkan kepada generasi muslimah di lingkungan sekitar, di Sumatra Utara. Semoga ilmu dan pengalaman yang sudah diberikan bisa menjadi modal, sehingga bisa berkiprah.

Korps PII Wati, prosesku ada disitu.

Selamat Hari Lahirmu, 31 Juli 2023.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post