Air Mata Cinta 4

Tantangan menulis gurusiana ke 24

"Reno, kamu yakin bahwa hari itu kamu pulang bersama dengan cinta?" Aku kembali bertanya pada Reno untuk meyakinkan.

"Iya Bu, hari itu sedikit gerimis,kami pulang berdua hingga perempatan jalan,karena gerimis tak kunjung berhenti akhirnya kami memutuskan untuk berhenti di warung Mbah Yem yang berada dekat perempata jalan teresebut Bu. Baru beberapa detik kami duduk, tiba-tiba datang seseorang mengenakan jaket kulit hitam Sambil menunjuk ke arah Cinta,dan Cinta langsung naik ke atas motor orang itu Bu." Reno mencoba menjelaskan lebih detail tentang kejadian seminggu lalu.

"Kalau Ibu kurang yakin dengan saya, Ibu juga bisa tanya sama Mbah Yem, karena Mbah Yem juga melihat kejadian itu Bu." Reno kembali mencoba meyakinkanku.

"Baik Bu guru!" Anak-anak menjawab serentak."Baiklah Reno nanti sepulang sekolah Ibu mampir di warung Mbah Yem, mana tau Mbah Yem kenal dengan orang tersebut."

"Oke anak-anak masalah cinta nanti kita lanjutkan setelah pembelajaran selesai. Sekarang kita fokus belajar dulu."

Baik Bu guru!" Anak-anak menjawab serentak.

pembelajaran pun dimulai, siswaku cukup antusias mengikuti PBM hari ini karena mereka sangat menyenangi materi siklus air.

Masing-masing kelompok berebutan ingin tampil ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil karya kelompok mereka tentang siklus air.

Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 13.30WIB beriringan dengan terdengarnya bel tanda waktu pulang. Selesai berdoa anak-anak menyalami ku satu persatu sambil berpamitan pulang.

Untuk mengobati rasa penasaranku, aku segera menemui Mbah Yem yang warungnya tak jauh dari sekolahku.

Kebetulan sekali Mbah Yem sedang berada di warung waktu itu.

"Eh ada Bu guru, tumben mampir ke warung saya?" Mbah Yem yang duluan menyapaku.

Langsung saja aku ke pokok permasalahannya. Sejenak Mbah Yem sedikit berpikir untuk mengingat kejadian seminggu kemarin hingga akhirnya ingatannya kembali. Maklumlah, Mbah Yem ini sudah tua,usianya sekitar kurang sedikit dari 70 tahun un beliau masih terlihat sehat.

Lama berbasa- basi di warung Mbah Yem, namun tak membuahkan hasil. Ternyata Mbah Yem tidak kenal sama sekali dengan sosok pakai helm lengkap dengan jaket kulit itu.

Akhirnya aku pamit sama Mbah Yem untuk kembali ke sekolah menyelesaikan beberapa pekerjaanku yang belum selesai.

Sesampainya di sekolah, rekan guru yang lain sudah menungguku untuk makan siang. Ya kami memang selau makan siang bersama setiap hari di sekolah. Kecuali gari Jumat dan Sabtu karena pulangnya lebih cepat.

Tak menunggu lama setelah makan langsung kukerjakan beberapa tugas yang harus ku selesaikan hari ini.

Waktu telah menunjukkan pukul 14.30 WIB. Itu artinya kami akan segera pulang.

Aku segera berberes, dan langsung minta izin pulang duluan kepada teman-teman yang lain.

Hari ini aku memang pulang sedikit lebih cepat dari biasanya, karena badanku kurang sehat rasanya ditambah lagi kepalaku yang sudah mulai nyut-nyutan.

Sepertinya hari ini aku harus banyak istirahat. Kalau tidak busa- bisa aku jatuh sakit nantinya.

***

Keesokan harinya aku sampai lebih awal di sekolah. Setelah selesai finger print aku langsung menuju kelas. Beberapa orang anak berlarian ke luar kelas menyambut kedatangan ku.

Kusalami muridku satu persatu, hingga salaman yang terakhir baru aku sadar bahwa ternyata Cinta sudah masuk sekolah.

"Cinta? Kamu sudah sehat nak?" Ku genggam erat tangan nya.

"Alhamdulillah Bu, saya sudah pulih" jawab Cinta.

Kupeluk Cinta erat-erat, seperti aku baru bertemu dengan anak kandungku yang telah hilang bertahun-tahun.

Seketika itu juga Cinta berteriak. "Aduhhh.... Sakit sekali Bu guru!"

***Bersambung***