Avelina Aqulina, Ibuku

Adalah guru pertamaku,ibu penuh waktu,pengambil segala varia peran

Voucher cinta abadi kau hadiahkan,segala pedulimu bagiku dalam diamnya tak akan pudar atau hilang ditelan zaman

Emas bisa disepuh murni,tapi dapatkah aku membalas kebaikanmu yang berjalan?

Lenganmu yang lembut adalah bantal empukku di masa kecil

Ibu adaalh vas cinta bertumbuh hingga akhir,cinta seindah bunga,maka ibulah bunga cinta

Nama nan indah:IBU, sapaan dari tiap bibir insan sedunia

Aku ingin menua bersamamu,menemaniku tumbuh kian dewasa

Air susu ibu adalah tenaga dan kekuatanku tuk bergerak dan berlari hingga menjadi seseorang pada hari ini

Quo Vadis?Tidak! Menatapmu adalah penawar,pinjamkan aku tanahnya..

Untumu segala terima kasih buat sosokku yang dapat menggantikan siapapun,ta ta tak bisa digantikan oleh siapapun.

Lelehan tetes darah,peluh,dan air mata sejak aku dalam kandungan hingga kini

Ibu,putih kasihmu,puisi abadi dalam buku kehidupanku

Namun,bhaktiku padamu,jauh dari kata sempurna

Aku tahu semesta memang megah,namun tak semegah kesabaran, pengorbanan, dan ketangguhanmu

Ibu ,kulitmu tak lagi kencang,jalanmu gemetar,bertamu tak lagi terang,tapi semangatmu mengalahkan semuanya demi setumpuk asa

Bukan berharap balasan ,tanpa alasan dan batasan tujuan kasihmu demiI keempat putrimu

Uh, saat kulirik dalam rehat lelahku, nampak dua butiran bening melukis pipimu,mengintai harap,mendetail doa di tiap detik nafas (pilu)

Kami dan aku adalah impian,maaf terus membuatmu menangis

Untuk semua cuek,acuh tak acuh,maafkan. Tetaplah jadi pelipur di kala lara,asa di kala nista,kekuatan di kala tak berdaya

Pucuk Desember 2020

Resty Kinya Saopung