CINTA SUCI DAN MALAM JUMAT

Ryaan tidak bisa memungkiri, kecantikan Yunita gadis desa yang memikat hatinya menghilangkan segala konsentrasinya, baru kali ini dia begitu gila mencintai seseorang. Dia mungkin sadar bahwa cintanya mudah bersandar kepada banyak perempuan, tapi sekali ini beda, Yunita masuk sampai ke dalam mimpi, menjadi syair-syair puisi dan mengubah banyak lagu menjadi nama Yunita, misal lagu Search dari Malaysia berjudul Isabella itu dirubahnya menjadi Yunita. Memang gila sekali ini. Dan Yunita sepertinya memberikan signal bagus, seperti gayung bersambut, cinta hebat Ryaan diberi tanda-tanda penerimaan, ibarat Gapura , segala tirai terbuka sudah, indah cinta akan berlabuh, dermaga penuh harap dibuka lebar, bahtera cinta kasih Ryaan menuju dermaga harapan itu.

Walau Yunita tinggal di kampung yang agak jauh dari kota dimana Ryaan tinggal, jauh dan rumah masih berjarak jauh, penerangan jalan belum begitu bagus, dan jalanan separuh beton, separuh aspal separuh perkerasan batu gung, dan separuhnya tanah. Penduduk yang bermata pencaharian petani yang nyambi berdagang membuat suasana kampung cepat sunyi, habis salat magrib kampung Yunita sangat sepi, udara dingin dan sesekali kabut turun jika hujan mendekat. Malam yang tidak terlalu bersahabat, tapi jika pagi dan sore, kampung itu seperti surga nan indah, sawah dan sungai tertata indah. Malam ini, Jumat wage, Yunita minta Ryaan datang ke rumahnya, karena malam hari bisa berbicara agak santai dan orang tua Yunita menghormati tamunya, sepanjang di rumah tamu adalah Raja, begitu prinsip mereka. Ryaan datang dengan motor bututnya, walau jalannya pelan tapi cinta Ryaan yang kencang. Akhirnya dia datang dengan sambutan hangat, mereka bercerita panjang lebar. Cinta membuatnya lupa waktu, canda tawa mengantarkan mereka ke pukul 23.00 tanpa terasa. Ryaan pun merasa harus pulang, terlalu larut pikirnya.

Cinta membuatnya lupa kalau jalan pulang itu gelap dan sepi, beberapa kompleks pekuburan dia lewati dan tadi baru saja ada yang dikubur dekat belokan sebelum jalan menurun. Semua itu dia lupa, barulah setelah gas motornya dia starter ia sadar tentang semua cerita itu dan malam jumat wage ini. Pelan namun pasti ia permisi dan tak menampakkan rasa takut, Yunita mengunci pintu dan mematikan lampu teras, Ryaan menjalankan motornya yang terasa tidak mau berjalan, semakin kencang ia memutar gas motor itu semakin lambat rasanya, di depan kabut menyambut, cahaya lampu jalan yang hanya satu menambah seram dari sorotan cahaya ke kabut itu. ia melewati kuburan, dan suara anjing menyalak dan menggonggong panjang , ia menggas lagi motornya, namun mesinnya mati, dan tak mau terstarter……. Ryaan, meninggalkan motornya dan lari terbirit-birit, ia berteriak sebisanya sambil berlari ketakutan…………….nenek moyangnya dipanggil semua tujuh turunan. Esoknya dia sakit tiga hari dan tak ada lagi Yunita di cintanya, hancur laksana telur pecah……

Ima Fatimah

#TGM_60H#

#Mari Berkarya#

#H_58#