Dalam Penantian
Kulayangkan pandangan ke luar jendela. Seperti hari – hari kemarin. Suasana masih terasa sunyi. Sampai saat ini aku tak pernah lagi melihat anak kecil yang lalu Lalang berpakaian seragam. Hingga kini tak pernah mendengar hiruk pikuk gelak tawa. Atau suara Langkah kaki anak kecil yang berkejaran. Rindu akan semuanya itu. Rindu suasana sekolah yang dulu.
Ada perasaan sedih dalam hati. Kala melihat tubuhku mulai di hinggapi debu. Rak tempatku juga tak jauh berbeda. Aku hanya bisa tertunduk sedih. Teringat suasana sekolah yang dulu. Saat ruangan ini sering ramai oleh anak – anak. Mereka selalu datang beramai – ramai. Dengan gembira mereka memilih kami untuk di baca.
Kini aku hanya bisa terdiam dalam kesunyian. Tak ada lagi tangan – tangan mungil yang berusaha menggapaiku. Entah sampai kapan aku harus menanti mereka untuk kembali. Aku hanya bisa berharap mereka datang menemuiku. Karena sampai kapanpun aku akan tetap setia menunggu. Aku akan menemani harinya dengan ceritaku.
Semoga saja penantianku segera berakhir. Semua Kembali lagi seperti yang dulu. Aku akan bertemu dengan anak – anak yang berpakaian seragam lagi. Mendengar gelak tawa dan Langkah kaki anak kecil yang ku rindukan. Aku akan menemaninya dengan ceritaku. Mereka pasti merasa senang. Dan sekolah akan ramai Kembali.
#MenulisHariKe-129
#MenulisDiGurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren, jadi ikut sedih merasakan
Keren Bu. Tulisan dengan PoV sebuah buku yg sangat menarik. Salut
Terima kasih bu nung
Keren, bunda!
Terima kasih sudah setia berkunjung bu ija