St. Maria Ulfah,S.Pd,M.Pd

ST. MARIA ULFAH NO WA 081343903973 EMAIL [email protected] ...

Selengkapnya
Navigasi Web
STOP MEMAKSA ANAK USIA DINI BELAJAR CALISTUNG

STOP MEMAKSA ANAK USIA DINI BELAJAR CALISTUNG

Stop Memaksa Anak Usia Dini Belajar Calistung

Siapa yang tak bangga sebagai orangtua saat melihat anak tumbuh dengan pintar, sehat dan cerdas. Hal yang menyengangkan tentunya, saat membuka raport anak dan melihat hasil yang memuaskan dengan angka-angka sempurna. belum lagi sanjungan dari guru karna prestasi anak yang mempuni di kelas. yang tak kalah antusias dan percaya dirinya saat memamerkan kemampuan sang anak kepada siapapun yang menjadi lawan interaksi di lingkungan kita . Hal ini tentunya, wajar karna kita adalah orang tua yang senantiasa mengharapkan sang anak yang lebih dari siapapun.

Sebagai orangtua, fasilitas nomor wahid akan selalu di utamakan. di bidang pendidikan orang tua akan memilihkan sekolah yang menjanjikan keluaran yang berkwalitas, metode ,perangkat belajar-mengajar yang menjanjikan dengan image yang kesohor. Sekali lagi ini wajar karna kita adalah orangtua yang baik.

Namun tak menjadi baik, jika harapan dan keinginan ini menjadikan kita sebagai orang tua yang memaksakan kehedak. Sangking antusiasnya, tiba-tiba kita berubah menjadi mentor yang diktator dengan mempersiapkan anak melewati batas.

kita berkeyakinan anak yang diajarkan sejak dini , bakal lebih pintar dari anak seusianya. Sejak dini anak dibekali dengan kemampuan akademik seperti membaca, menulis ataupun berhitung (Calistung) .

Apabila minat membaca dan menulis sudah muncul sejak dini mungkin proses mengajarkan calistung pada anak akan menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Namun faktanya kebanyakan, anak baru benar-benar siap belajar membaca dan menulis di atas usia 5 tahun.

dikota besar banyak sekolah dasar yang mengajukan persyaratan tes masuk dengan menggunakan konsep akademik calistung . banyak juga buku-buku pelajaran kelas satu SD yang tidak lagi berisi tentang belajar membaca dan menulis,namun berisi hal-hal yang dapat dipahami dan dilakukan oleh anak dengan kemampuan membaca , menulis.

Karena banyaknya tuntutan ini, tak jarang taman kanak-kanak (TK) menjadi taman yang tak lagi indah. Padahal hakikat pendidikan Taman kanak-kanak adalah taman bermain yang indah bagi anak usia dini dan Tempat menumbukan dan mengembangkan bakat serta kreatifitasnya.

Anak tidak bisa dituntut untuk diam dan belajar dengan suatu materi. Jika di paksa, dikhawatirkan anak-anak akan jenuh sebelum waktunya. Anak merasa tertekan, dan merasakan beban berat, keceriaan akan berkurang, serta mengalami ketidakseimbangan perkembangan pada aspek keterampilan dan kreatifitasnya.

Perlu di fahami, dalam sistem pendidikan di taman kanak-kanak pengembangan seperti kecerdasan emosional, motorik, disiplin tanggung jawab, konsep diri dan ahklak selalu utamakan . Usia kanak-kanak dengan dunianya sangat menarik, khususnya dalam konteks keunikan bertutur, bermain, berkarya, berinteraksi sosial serta penyelesaian masalah-masalah yang mereka hadapi sendiri, karna dunia anak adalah bermain dan berimajinasi.

Departemen pendidikan dan kebudayaan (1991:40) bahwa masa peka belajar berhitung, belajar membaca serta menulis yang disebut masa formatif. Jika pada tiap kesempatan anak mencoba menulis itulah gejala pertama dari masa peka untuk mengembangkan kemampuan otot jari-jemarinya.

Masa peka bersifat individual ,artinya timbulnya masa peka untuk suatu fungsi pada setiap anak tidak pada usia yang sama, tidak pula dengan urutan yang sama.Ada kalanya seorang anak sebelum mencapai umur lima tahun sudah dapat membaca kalimat- kalimat pendek sedangkan seorang anak lain pada usia lima tahun belum dapat membaca.

Perbedaan timbulnya masa-masa peka itu tergantung dari pembawaan dan lingkungan. Oleh nya itu program pendidikan TK merupakan pendidikan pra-akademik dengan demikian dalam pendidikan TK tidak mewajibkan membebani anak TK agar dapat membaca dan menulis.

Membaca merupakan bagian dari perkembangan bahasa. Mengajarkan membaca dan menulis di Taman kanak-kanak dapat dilaksanakan selama, dalam batas aturan dasar pada prinsip pendidikan Taman Kanak-kanak yang dikemas dengan berbagai permainan yang menyenangkan bagi anak.

Sehingga dalam memenuhi kebutuhan dan masa peka anak memberikan dampak positif, selama sifatnya tidak memaksa dan disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak.

Selain itu, orang tua maupun pendidik harus dapat melihat karakteristik bahan yang diajarkan melalui permainan dan kegiatan yang menarik sebagai perantara pembelajaran. Karna pada dasarnya pelajaran membaca di tingkat Taman Kanak-kanak, hanyalah pengenalan huruf dan kata dasar.

Orstein Bateman, (1990) dalam Solehudin (1997) seorang guru besar di University of California mengatakan Masing-masing belahan otak manusia menangani aktivitas mental yang berbeda. Belahan otak kiri menangani aktivitas mental yang berhubungan dengan matematika, bahasa, logika, analisis, menulis dan aktivitas lain yang sejenis. sedangkan belahan otak kanan menangani aktivitas mental yang berhubungan dengan imajinasi, warna, musik, irama, berkhayal dan aktivitas-aktivitas lain yang sejenis.

temuan Orstein ini menjelaskan kegiatan pembelajaran yang hanya menitikberatkan kepada penguasaan baca tulis, dan hitung merupakan suatu yang tidak lengkap dan dapat berdampak negatif terhadap perkembangan anak, karena hanya mengembangkan sebagian aspek dari kecakapan individu sembari "mematikan" pengembangan sebagian kecakapan lainnya. Orstein juga mengatakan, pembelajaran membaca dini bagi anak di taman Kanak-kanak dapat diberikan melalui permainan, mengintegrasikan fungsi belahan kanan dan kiri otak anak secara seimbang.

Dengan demikian, yang lebih dikehendaki adalah suatu pendekatan dan strategi pendidikan bagi anak yang lebih integratif dan komprehensif serta sesuai dengan dunia dan kebutuhannya .

Jadi, sudah seharusnya orangtua jauh lebih cerdas dan menganilisis kebutuhan sang anak. Karna mempersiapkan anak yang cerdas bukan hal yang sulit , namun yang sulit adalah menjadi orangtua yang bijak untuk anaknya.(end)

Siti Mariah Ulfah

Tempat tgl Lahir : Majene 20 Oktober 1981

Profesi : Kepala PAUD TERPADU MIRTA WAHANAA ALAM

Prestasi : guru berprestasi tingkat nasional Tahun 2009, Juara 1 lomba membuat alat peraga tingkat provinsi Sulbar, juara harapan dua lomba kreatifitas mengajar tahun 2012 tingkat provinsi Sulbar .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju jika dipaksakan. Namun gak masalah jika atas kemauan anak.

27 Jun
Balas

Membaca merupakan bagian dari perkembangan bahasa. Mengajarkan membaca dan menulis di Taman kanak-kanak dapat dilaksanakan selama, dalam batas aturan dasar pada prinsip pendidikan Taman Kanak-kanak yang dikemas dengan berbagai permainan yang menyenangkan bagi anak. sepakat, bu... asal tidak dipaksakan, dan dengan cara -cara yang menyenangkan

07 Jul
Balas

Setuju Bu, jgn sampai calistung mencederai keceriaan anak TK.

27 Jun
Balas

Sip bu..... Makasih bu .. Saya sendiripun sudah mengalami hal yang luar biasa ketika anak saya menemukan dan meminta sendiri untuk diajarkan membaca ketika duduk di SD kelas 1..

27 Jun
Balas



search

New Post