Sulitnya Kesadaran Masyarakat Kita Akan Pentingnya Masker
#TantanganGurusiana hari ke-368
Tujuh hari menjelang hari raya seperti ini, meski pemerintah menghimbau agar masyarakat tidak berkerumun. Rasanya himbauan tersebut tidak pernah dapat dipatuhi oleh masyarakat. Seperti yang penuls lihat hari ini, ketika penulis ke pasar untuk membeli segala sesuatu untuk keperluan acara maleman. begitu sulit menerapkan protokol kesehatan.
Hampir semua pedagang di pasar tidak memakai masker. Ketika penulis ingatkan jawabannya selalu sama,” merasa gerah atau klepeken.” Mungkin karena mereka tidak terbiasa atau karena malas ya. Tapi yang jelas alasan yang utama adalah kurang sadarnya mareka akan pentingnya menjaga kesehatan dalam diri sendiri.
Penyebab lain adalah kurangnya sosialisasi akan pentingnya masker. Mereka hanya tahu bahwa masker hanya untuk mencegah penyebaran virus covid-19, padahal masker juga bisa mencegah polusi. Baik polusi udara, debu, bau yang berasal dari tumpukan sampah. Di mana sering kita lihat pemandangan tumpukan sampah di pasar. Kesadaran masyarkat kan bahaya dan cepatnya penyakit yang sekarang ini mewabah seperti covid-19 ini, membuat progrm pemerintah agar negara kita segera terbebas dari cengkeraman pandemi covid-19 begitu sulit. Karena kurangnya dukungan dari masyarakat.
Penulis benar-benar prihatin dan dalam benak penulis kapankah masyarakat kita tertanam kesadaran dan disiplin dalam melaksanakan peraturan pemerintah untuk mencegah penyabaran covid-19 ini. Sampai kapan negara kita terbebas dari pandemi jika masyarakatnya sendiri tidak ada kepedulian untuk mencegah dan menghambat penyebaran covid itu sendiri. Diberitahu jawabannya malah dengan entengnya bahwa covid itu tidak ada. Jawaban seperti yang kadang membuat telinga kita panas dan sulit untuk mencari solusinya. Darpada bersitegang mungkin hanya doa dan yang terpenting kita mulai dari diri kita sendiri dulu. Dan semoga kesadaran masyarakat kita segera terwujud sehingga negara kita segera terbebas pandemi ini.
Jember, 2 Mei 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Iya, Bund. saya juga prihatin. Dilingkungan saya saja, juga masih banyak yang abai. Saat salat Tarawih saka bisa dihitung jari, paling 5 orang dari sekian puluh jamaah. Padahal pihak Musolla sdh mewanti-wanti dari awal. Tapi ya begitulah. . . hanya dua hari awal saja mereka patuh. Hanya doa yang bisa menguatkan kita, Bund. Sukses selalu untuk Bunda St. Munifah