Suaefi Latief

Saya guru jaman old di alam jaman now. Mencoba untuk menyelami atmosfer jaman now yang beda banget dengan jaman kejayaan Sandiwara Radio Saur Sepuh dan Sinlat K...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jelang UNBK, Sudah Siapkah Kau?

Sebentar lagi ujian. Bukan sembarang ujian pula. Ini ujian nasional yang berbasis komputer, disingkat UNBK. Kalau sebelumnya, ujian semacam ini cukup pakai kertas dan pensil saja. Karena dulu mah belum ada yang namanya komputer, semua pakai kertas dan pensil tipe 2b. Itu sebabnya bolehlah disebut UNKP. Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil.

Ini tahun ke-2 sekolah kami menyelenggarakan UNBK. Tahun ajaran yang lalu juga pernah. Dari segi pembiayaan tahun ke- 2 ini tidak seberat tahun pertama. Tak perlu ngeborong laptop buat client dan server lagi. Yang tahun lalu masih bisa digunakan. Tak perlu juga ngeborong belasan rol kabel buat instalasi laboratorium komputer. Akan tetapi, tantangannya tidak berarti lebih ringan yang srkarang, lho !

Tantangan terbesar tahun lalu hanya sebatas jadwal sinkronisasi yang kebagian sore dan baru beres jam 22.00 malam. Itu terjadi sejak simulasi ke-2 sampai gladi bersih atau simusi ke-3. Jangan heran pembaca, kami tidak mengawalinya dari simulasi pertama, karena keputusan ikut UNBK-nya setelah jadwal simulasi pertama lewat. Simulasi pertama jadwalnya medio Nopember sedangkan simulasi ke-2 bulan Pebruari 2017. Sekolah kami bertekad ikut UNBK itu per 12 Januari 2017. So, wajarlah kalau tak ikut simulasi pertama.

Sejujurnya, banyak sekolah yang merasa 'terpaksa: awal ikut UNBK itu. Hanya karena dipaksa untuk mensukseskan prosentase sekolah peserta unbk Provinsi Jawa Barat, wabil khusus SMA/SMK, maka semua SMA negeri atau swasta ikut program ini. Itu di Kabupaten Bogor saja, ya. Penulis tidak tahu persis di BP3 Wilayah 2, 3, dan 4 Dinas Pendidikan Prov Jabar.

Masih ingat cerita kepsek penulis, bahwa dalam rapat sosialisasi UNBK tahun lalu, seorang kepsek SMA di kawasan Bogor Barat, mengajukan keberatan dengan alasan yang sebenarnya bakat logis dan kontekstual. Apa jawaban Kepala BP3 Wil 1 Jawa Barat, Ir Herry Pansila Prabowo?

"Sok wae sakola negeri keukeuh UNKP, ari teu gableg kaisin, mah!"

Waduh, itu ungkapan dalam bahasa Sunda yang tergolong kasar. Sarkastik! Kalau penulis terjemahkan secara bebas jadi begini :

"Silakan sekolah negeri kalau tetap ngotot mau UNKP, kalau enggak punya rasa malu dan malu-maluin!"

Itu sebabnya akhirnya 100 persen SMA di Wil 1 yang meliputi Bogor kabupaten dan kota serta Depok pada ikut UNBK tahun lalu. Tak terkecuali sekolah swastanya. Sekolah yang muridnya cuma 9 orang! So, di tahun 2017 UNBK di Cabang Dinas Pendidikan, pengganti BP3 Wilayah 1 Jawa Barat telah sukses. Sukses tanpa ekses. Kecuali meninggalkan hutang pada satuan pendidikan.

Dan UNBK tahun ke dua sekolah kami tak kalah serunya. Pengalaman tahun kemarin kembali terulang. Utamanya dalam pengadaan client-client saja. Sebab instalasi jaringan sudah ada. Tapi client-client buat peserta ujian masih jauh dari cukup. Solusinya persis seperti dulu. Idealnya harus ada client 326 unit. Baru bisa one person one client. Yang ada cuma 70 unit saja. Dengan rancangan 3 sesi, per sesi 120 siswa baru bisa teratasi. Resikonya hanya 1. Waktu pelaksanaan jadi mundur karena pemakaian ruang labkom bergilir sesuai sesinya.Jadi tiap sesi minimal harus tersedia 120 komputer atau laptop lagi. Tak bisa notebook, karena tidak ada lubang RJ45-nya. Untuk memenuhi kekurangan itu harus ada solusi. Pinjam punya siswa!

Mau gimana lagi coba! Biar sambil ''meumpeun carang' juga menahan malu, itu jalan terakhir yang harus dilakukan. Mau tidak mau. Suka ataupun tidak. Ya, sekedar untuk memenuhi 50 unit lagi computer clients. Tentu tak semua dari siswa, ada juga yang dari guru dan TU.

Yang menarik, saat tim masuk ke kelas untuk pendataan dan menjaring siswa yang mau meminjamkan laptopnya, kami bertanya dulu :

"Yang di rumah sudah punya laptop coba ngacung".

Maka ada sekitar belasan yang mengangkat tangannya.

"Untuk sukses UNBK di sekolah kita, yang siap meminjamkan laptopnya karena punya sekolah tidak cukup siapa"?

Hanya 2-5 orang saja yang mengangkat tangannya.

Selebihnya diam terpaku dengan muka menunduk. Tak jelas apa yang berkecamuk di pikiran mereka. Bisa jadi mereka menyesal kenapa tadi mengacungkan tangan. Bisa jadi pula mereka merasa bersalah karena tidak bisa membantu sekolah mengatasi kesulitanya. Padahal ini untuk kepentingan mereka sendiri. Bisa jadi pula yang muncul di benak mereka malah sebaliknya.

"Egepe! Emang gue pikirin?!"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kenapa me sti dpaksakan ya pak? Sekolah lia juga tahun ini UNBK karena harus! Tidak peduli sekolah itu punya uang atau tidak! Yang terjadi, hingga saat ini belum ada kepastian sinkronisasi. Kalau membaca pernyataan dari propinsi, sok wae lamun teu isin mah! Kok kesannya UNBK itu hanya untuk ajang gengsi ya?

18 Apr
Balas

Yang pasti, biar nampak kekinian di seluruh pelosok negeri.

19 Apr
Balas



search

New Post