SuandiHistoria88

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MULAI  KEALAM TERANG BENDERANG DARI ALAM GELAP GULITA
Tantangan Hari ke #13

MULAI KEALAM TERANG BENDERANG DARI ALAM GELAP GULITA

Episode #2 Habis Terang Terbitlah Gelap

Mendapat SK CPNS di SMPN 2 GUNUNGKENCANA KAB LEBAK JAWA BARAT Sekarang Prop Banten setelah mengikuti tes CPNS selama tiga tahun setelah lulus kuliah di jurusan Sejarah IKIP Jakarta, berturut turut barulah dintahun 1997 diterima menjadi CPNS.

Pengambilan SK CPNS bertempat di Dinas Pendidikan Prop Jawa Barat Jalan Selontongan Bandung, setelah tau penempatan di SMPN 2 Gunungkencana hal pertama yang saya lakukan adalah membeli peta Jawa Barat dan ternyata daerah Gunung Kencana berada di pedalaman Lebak Banten. 

Sehari kemudian dilakukanlah perjalanan menuju ke Gunungkencana Lebak Banten, menggunakan transportasi berganti ganti mulai naik angkot 03  Depok Parung, lalu nail bus Bogor Kalideres via Serpong dan turun di stasiun kereta api Serpong.

Keseruan naik kereta diesel ditahun 1997 merupakan masa yang takkan terlupakan, berbagai lapisan masyarakat tumplek jadi satu menaiki tiap rangkaian gerbong kereta. Aroma hewan dagangan mulai kambing, ayam kampung ayam negeri, bebek,  entok bersatu padu dengan kita. Teriakan para pedagang asongan turut menambah riuh dan mengundang air liur kita untuk mencicipinya, mulai nasi uduk, lemeng pisang, ubi  singkong goreng, ketimus kerupuk dan telor rebus matang 2000 3 butir.

Belum lagi alunan musik dan nyanyian sumbang para pengamen yang setiap 15 menit akan bergantian begitulah hiruk pikuk kereta menuju Rangkasbitung stasiun tujuan menuju Gunungkencana Lebak Banten.

Aneh bin ajaib selama naik kereta baru kali ini penumpang bisa memeinta turun ditengah jalan meski bukan stasiun pemberhentian, rupanya banyak stasiun bayangan tidak resmi yang di gunakan masyarakat untuk turun naik barang dagangannya terutama sayur mayur dan hewan peliharaan dengan membrikan tips kepada masinis melalui kondekturnya. Inilah kebersahajaan antara penumpang dan masinis kereta yang penting tidak mengganggu jadwal perjalanan dari arah Rangkasbitung.

Sesampai di kota Rangkasbitung kita menuju kekantor Dinas Pendidikan yang berada di jalan Pasir Ona Rangkasbitung, setelah melaporkan diri dan menerima uang kadedeuh penempatan didaerah terpencil  maka petugas memberitahu kendaraan apa yang  bisa menuju kesana.

Mereka bilang untung datangnya pagi karena setelah Ashar maka kendaraan perintis yang menuju kesana akan habis baru besok pagi ada perjalanan lagi.

Dari kantor Dinas Pemdidikan lanjut naik angkot 01 menuju terminal Mandala Lebak Banten, teriminal bus dari dan seluruh penjuru kecamatan di Lebak Banten dituju.

Riuh suara calo bertanya dan  menawarkan arah mana yang akan kita tuju, setelah tau kita diantarkan ke mobil elf dan mikrbus L 300 sebagai kendaraan perintis menuju kesana.

Jumlah kursi yang tersedia adalah 16 orang tapi disinilah keajabian kembali terjadi ternyata mobil berkapasitas 16 orang bisa mengangkut 20 sd 25 orang dengan cara menumpuk pemumpang sampai keatap mobil. Idealnya didepan 3 orang bisa masuk 4 orang. Meski sempit patut diacungi jempol para sopir yang begitu mahir mengendarainya.

 Derita sempitnya  ruang duduk makin bertambah dengan sesak asap rokok murahan para penumpangnya. Sebagai seorang perokok pasif sungguh penderitaan yang tiada tara menghadapi situasi ini, dengan berbagai cara untuk berusaha melarang merokok namun krn sydah menjadi bagian hidup  mereka kita menjadi ikan pindang yang tak berdaya.

Mulailah perjalanan menuju ke Gunungkencana denga kapasitas penumpang 24 orang plus barang bawaan ciri khas dari kota makin menama

bah sesak kabin mobil yang ditumpangi.

Saya pun bertanya berapa jarak perjalanan Rangkas Bitung ke Gunungkencana ternyata katanya 80 KM waah sangat jauuh bisa tidur dah inimah batinku karena obat mujarab nya cuma tidur sehingga tidak merasakan bau rokok dan bau lainnya.

Keingintahuan akan ruote perjalanan mengalahkan rasa kantukku, betapa serunya rute perjalanan menuju Gunungkencana jalan berliku penuh pepohonan karet, sawit  dan hutan belukar  menjadi pemandangan yang sayang kalau terlewatkan. Sampai sejauh kira kira  40 Km perjalanan belum satupun penumpang yang turun dan kantuk makin mendera, saya bertanya apakah sekolah ini masih jauh ,kernet pun bilang  masih jauh pak dah tidur aja nanti kalau sampai dikasih tau.

Barulah memasuki jarak kurang lebih 60 km ada penumpang turun dan duduknyaterhalang olehku sehingga akupun bangun dan bertanya kembali apakah masih jauh kernet pun bilang udah bapak tidur lagi aja nanti kalau dah smapai dikasih tau.

Semakin jauh perjalanan semakin seru  ternyata route perjalanan ada kawasan hutan yang sangat lebat dengan jalan yang rusak berlumpur. Keahlian pengemudi dengan mudah melewati kubangan lumpur jalanan yang dilewatinya.

Sampai di daerah jalan berliku penumpang sebelah bilang mau turun namanya Curahem turunlah satu penumoang dan saya bertanya apa arti curahmem penumpang lainya menceritakan kawasan curahem  adalah kawasan jalan naik berliku dengan hutan lebat disini sering terhadi pembuangan mayat korban kejahatan. Baru saja semalam ada sopir taxi yang dirampok dan dibuang mayatnya di kawasan ini. Mendengar cerita ini makin  menarik untuk tau cerita lainnya. Sungguh memang kawasan yang cukup seram dan bekas kejadian  kemarin masih terlihat meski siang bulu kuduk pun berdiri.

Setelah lepas dari kawasan hutan Curahem barulah kita sampai di Kecamatan Gunung Kencana. Rupanya disinlah paling banyak penumpang turun untuk menuju kampung  kampung atau desa  kecil disekitarnya. Ketika saya mau turun karena menyangka sudah sampai kenek bilang tujuan Bapak masih jauuuh sekitar 

15 kM lagi kagetlah saya ternyata petunjuk yanag ada dipeta yang dibeli di Bandung itu untuk SMPN 1 Gunungkencana sedangkan di SK tertulis di SMPN 2 Gunungkenca. Kernet pun bilang tujuan bapak adalah nanti ada ditengah perjalanan antara Gunungkencana dengan Malimpung Banten.

Benar saja setelah kembali menikmati perjakanan menyusuri jalan aspal namun sebgaian rusak berlumpur diapit oleh hutan belukar kita sampai ditempat tujuan.

Bangunan sekolah diatas bukit dengan anak tangga 45 undakan , rupanya terjawab ketika bangun sekolah ini dimulai dengan membuat tangga bertepatan dengan perayaan ultah kemerdekaan Republik Indonesia. Sebuah banguman sekolah SMP yang lengkap dengan berbagai sarana belajarnya ada ruang Guru Ruang kepala sekolah Laboratorium lengkap dengan  alat alat belajar IPA IPS berupa torso manusia hewan dan  jejeran mikroskop tabung reaksi peta globe lainya selain itu ada perpustakaan,  alat alat  kesenian musik degung semua alat digunakan 

secara manual karena tidak ada energi listrik.

Kedatangan yang jelang sore hari hanya menjumapai beberapa orang guru dan siswa, guru yang lebih dahulu ditempatlan  kemudian berkenalan ada pak Arif Basari pak Asep Soleh Pak Ermawan Heru  bu Ira dan bu Nonoh kemudian mereka mnegajak ketempat tinggal dan menawarkan tempat kos untuk guru tinggal.

Kesruam berlanjut ketika  jelang malam sore sore warga menyiapkan lampu penerangan untuk aktifitas malam hari.

(baca episode pertama)

Pagi pagi bertemu siswa dengam penuuh ceria ada tawa dan lelah setelah mereka berjalan kaki antara lima sampai tiga kilo dari rumah menuju sekolah dari kampung masing masing.

Semangat yamg patut diacungi jempol bagi para siswa untuk  belajar lulus SMP.

Pemgalaman mengajar dari SMPN 2 Arco  Sawangan skr SMP 14, di MA  AL Karimiyah  SMA Islamiyah dan SMA Triguna Jakarta sebelum CPNS menjadi bekal termasuk semangat keilmuan dari Jurusan Sejarah IKIP Jakarta menjadi modal untuk mengajar sebaik mungkin ditengah semangat mereka datang kesekolah.

Kendala bahasa merupakan kesulitam awal mengajar disini yang berbahasa Sunda kasar cenah geh lain jiga urang Bandung karena saya terlahir dari suku Betawi tulen dan banyak bergaul di Jakarta. Lambat laun beberapa bahasa dapat dikuasai untunglah anak anak pun mampu berbahasa Indonesia juga.

Bertanya pada anak anak cita cita mereka setelah SMP sungguh miris jawabnya ada yang ingin bekerja ada yang ingin menikah dan hanya sebagian yang ingin melanjutkan ke SMA dikota Rangkasbitung maupun Malinping. Merka juga menjawab pertanyaan mau apa sekolah ternyata hanya sebatas CALISTUNG bisa baca tulis dan hitung agar tidak tertipu. Jawaban yang makin mendorong untuk menghantarkan mereka ke jenjang sekolah  yang lebih tinggi.

Pada kesempatan lain saya bertanya dikelas tiga berapa orang yang pernah kekota, dai 40 siswa hanya lima orang yang mengacungkan tangan dan ternyata kota yang dimaksud adalah Rangkasbitung bukan Jakarta sesuai harapan saya penanya.

Dari pertanyaan dan jawaban ini mendorong saya membawa mereka jalan jalan ke Kota Jakarta dengan  model belajar diluar kelas Jelajah Museum ke Jakarta.

Niat yang diaggap mustahil bagi sebagian guru karena memang secara ekonomi ga mungkinlah mengajak mereka kesana. 

Barulah setelah dua tahun ditempatkan disana saya memiliki cara membawa siswa pedalamam Lebak Banten menuju  Jakarta.

Mulai dengan mengumumkan kepada siswa punya hasil panen apa kalian, ternyata ada beberapa komoditas yang laku di jual di Sawangan Depok berupa kelapa petai gula aren kolangkaling duku sirsak manggis yang saat musim mereka menjual ke saya dan saya jual kembali ke Sawangan Depok. Bermodal  mobil carry tua hasil panen mereka saya angkut dan pasarkan di Sawangan Depok sekalian pulang mingguan bertemu keluarga di Sawangan.

Hasil tabungan menjual hasil alam inilah yang akhirnya mengantar mereka jalan jalan ke kota Jakarta.

Menggunakan tiga buah bus besar RUDI Jaya mereka saya ajak jelajah Museum Gajah, Monas dan Planetarium serta sholat  Juhur di  Istiqlal.

Sungguh keterharuan yang sangat dalam melihat siswa pedalaman naik bus besar dengan beberapa kali muntah krn ga kuat kena ac.

Apalagi berkumpulnya  mereka sebelum  berangkat bada sholat subuh menjadikan mereka berbondong bondong dari seputaran sekolah datang diantar pakai obor oleh orang tuanya. Sayang momen ini tidak terabadikan oleh kamera foto,jejeran obor dotengah hutan terlihat dari rumah kontarkan yang posisinya diatas bukit kebih tinggi menambah keharuan saya.

Sesampainya di Jakarta mereka baru tahu kalau inilah ibukota negara kita Indonesia yang berjarak 250 Km dari Leuwikopo SMPN 2 Gunungkencana Lebak.

Masuk kedalam museum mereka jadi tau  keberagaman suku bangsa yang ada di Indonesia bahwa mereka tidak sendiri dari jauhnya kehidupan ibukota ada yang lebih juuh lagi dari Gunungkencana tapi mereka bisa maju dan berkembang.

Setelah selesai Museum dan Monas mereka istirahat sholat Juhur di Istiqlal pengalaman seumur hidup mereka sholat dimasjid terbesar se Asia Tenggara.

Setelah sholat mereka mengunjungi Planetarium  di Cikini  inilah kejadian mengarukan ketika mereka masuk kedalam susana berubah menjadi malam, mereka kaget bukan kepalang dan banyak yang menangis karena takut, disangkanya sudah kiamat karena tadi masul jam dua siang terang benderang menjadi gelap gulita. Ketakutan mereka terhenti setelah pertunjukan usai  dan suasana menjadi siang kembali.

Pengalaman inilah yang terus mereka ceritakan oleh siswa angkatan 99,2000 dan 2001 SMPN Gunubgkencana Lebak Banten.

Keberhasilan mengajak siswa ke Jakarta menjadi buah bibir dikalangan guru dan Dinas Pendidikan Kab Lebak sehingga sekolah lain akhirnya meniru kegiatan ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post