Suandi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

GENGSI ITU PENYAKIT KRONIS

*****

Banyak yang beranggapan bahwa penyakit kronis itu adalah penyakit yang berhubungan dengan fisik. Bagi saya juga ada penyakit kronis yang susah disembuhkan. Penyakit ini lebih parah dan bisa merusak masa depan. Masa depan siapa saja. Penyakit itu adalah Gengsi. Bagi siswa atau ia yang bergelar mahasiswa gengsi ini sering menghinggapi mereka. Salah satu contoh siswa sekarang kalau tidak ada motor, maka ia tidak mau pergi ke sekolah, ada juga yang punya motor, tapi motornya harus diganti dengan motor yang kebanyakan di pakai anak muda. Istilah motor ngetrend sekarang. Susah sekali melihat siswa yang mengendarai motor jenis Grand, Supra, atau Prima. Pilihannya motor Vario, Beat, Mio, Ninja, Vixion.dll. Apalagi menemukan siswa yang pakai sepeda. 1000 satu orang. Adapun bisa dihitung dengan jari. Ada juga yang punya syarat yang harus ada hp android baru mau ke sekolah. Tidak ada hp tidak mau bersekolah. Orang tua jadi berpikir keras untuk memenuhi kebutuhan tambahan anaknya. Diera 2000-2004 bagi kami bersepeda ke sekolah sesuatu yang mengasikkan. Selain murah dan hemat biaya bersepeda juga bagus untuk kesehatan. Walaupun keringat dan BB mulai bereaksi ketika masuk kelas.

Bagi guru penyakit ini terkadang juga mulai nampak. Tapi tidak banyak..he he. Ada guru yang gengsi bertanya dengan guru yang masih junior. Dan malu jika guru junior yang menjadi pemateri sebuah workshop. Akibatnya mereka tetap berjalan di tempat dan juniornya terus melangkah lebih jauh. Padahal dalam menuntut ilmu tidak ada jarak antara yang muda dan yang lebih tua. Dalam bergaul dan tatanan sosial kita bisa belajar kepada siapa saja. Dengan anak kecil sekalipun kita bisa belajar. Selama ilmu yang disampaikan tidak mengandung ajaran atau ilmu yang bertentangan dengan latar belakang kita. Dalam islam diatur tentang hal ini.Sebuah hadits berbunyi bahwa jangan lihat siapa yang mengatakan tapi lihatlah apa yang ia katakan. Tapi susah jika penyakiti ini sudah terselubung dan merasuki sampai ke sumsum sumsum. Alasannya klasik, siapa dulu yang sudah banyak makan garam dan dalih dalih yang lain. Sudah sepantasnya penyakit gengsi kita enyahkan di dada kita. Terus belajar dan raih prestasi. Semakin tinggi jabatan dan amanah kita maka semakin perlu kita mengasah kemampuan diri. Apalagi dituntut dengan perkembangan zaman yang semakin canggih. Yang belum terjangkiti Alhamdulilllah. Tapi bisa jadi kita ketularan dari penyakit ini, karena ada indikasi penyakit ini menular dari orang di sekitar kita.Pesan saya bagi anak didik dan para pendidik buanglah jauh jauh penyakit kronis ini, karena bisa menghambat kemajuan dan cita -cita di masa yang akan datang. Mari kita bersama sama belajar dan menuntut ilmu tanpa sungkan dan percaya diri.

Suandi, Penggiat Literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa pak mulya..kalau gengsi melekat pada saya ..saya rasa saya tidak akan jadi guru

27 Jun
Balas

Setuju gengsi adalah penyakit kronis. Sulit menghilangkannya. Tetapi bukan hal yang tidak mungkin untuk dihilangkan. Salam kenal dan salam literasi. Dari Tangerang Banten

25 Jun
Balas

Setuju gengsi adalah penyakit kronis. Sulit menghilangkannya. Tetapi bukan hal yang tidak mungkin untuk dihilangkan. Salam kenal dan salam literasi. Dari Tangerang Banten

25 Jun
Balas



search

New Post