Suci Amelia

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
DARING, PADLET dan ANGKET

DARING, PADLET dan ANGKET

Tahun ajaran ini adalah tahun ajaran yang berbeda. Situasi pandemi Covid-19 mengharuskan kami tetap melakukan PJJ (pembelajaran jarak jauh) secara Daring (dalam jaringan). Tahun ajaran ini juga menjadi berbeda, karena untuk pertama kalinya saya sebagai seorang Guru Bimbingan Konseling menjadi Wali Kelas. Terkejut, cemas dan tertantang, itulah yang saya rasakan. Apalagi sekolah mengamanahi saya menjadi wali kelas XII. Perasaan campur aduk tersebut ditambah dengan tidak tersedianya jam khusus untuk pelayanan BK. Bagaimana saya yang sebagai wali kelas bisa menyapa dan berinteraksi plus memberikan pelayanan BK kepada para siswa??

Permintaan jam khusus ini sudah lama kami sampaikan kepada pihak sekolah. Ditambah lagi dengan dikeluarkannya Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling yang menyebutkan bahwa "Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan secara terprogram berdasarkan asesmen kebutuhan (need assessment) yang dianggap penting (skala prioritas) dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan (scaffolding).Semua peserta didik harus mendapatkan layanan bimbingan dan konseling secara terencana, teratur dan sistematisserta sesuai dengankebutuhan. Untuk itu, Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling dialokasikan jam masuk kelas selama 2 (dua) jam pembelajaran per minggu setiap kelas secara rutin terjadwal.Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas bukan merupakan mata pelajaranbidang studi, namun terjadwal secara rutin di kelas dimaksudkan untuk melakukan asesmen kebutuhan layanan bagi peserta didik/konseli dan memberikan layanan yang bersifat pencegahan, perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan, dan atau pengembangan." Peraturan ini semakin memperkuat keinginan kami untuk diberikannya jam tatap muka pada setiap kelas dan tingkatan. Tapi, permintaan tersebut belum membuahkan hasil.

Lalu apa yang bisa kami lakukan?? Jemput bola. Ya, walaupun ini sebenarnya jadi merepotkan, namun demi memberikan pelayanan kepada siswa, harus dilakukan. Maka dengan sistem pembelajaran saat ini yang secara on line, "memaksa" saya untuk berbuat "nekat" melaksanakan daring serentak dengan 9 kelas sekaligus (kelas XII terdiri dari 7 kelas MIPA dan 2 kelas IPS) via whatsapp grup.

Kelabakan?? Iya. Saya harus menyapa 9 kelas tersebut satu persatu dengan membangkitkan suasana grup kelas dengan kalimat "Ibu ucapkan selamat kepada Ananda sdh berada pada titik akhir perjalanan di SMA, sedikit lagi perjuangan untuk meraih impian. semoga dengan sentuhan kecil dari ibu bisa menjadi modal bagi Ananda untuk meraih masa depan. Aamiin...Selamat Hari Anak Nasional 2020, teruslah mengejar mimpi mu!!". Seketika grup menjadi ramai dan hidup. Alhamdulillah, berarti kehadiran pelayanan BK sangat dinantikan para siswa.

Layaknya tatap muka dikelas, guru perlu mengetahui kehadiran siswa satu persatu. Bosan dengan cara yang biasa, saya menggunakan laman padlet.com sebagai alternatif pengambilan absen siswa. Memang nya apa yang istimewa dengan laman ini, kenapa tidak pakai google form atau absen lewat WAG (whatsapp grup) saja? Cara ini saya dapatkan dari salah seorang teman, idola dan inspirasi saya, mbak Nurmalahayati/Santi, Guru BK SMAN 15 Surabaya. Lewat webinar pada grup Guru BK Belajar, beliau memberikan inspirasi ini.

Bagaimana sistem absennya? Setelah saya kirim link absen pada WAG kelas, saya meminta mereka untuk membuat Nama, kelas, harapan pada peringatan HAN (Hari Anak Nasional) saat ini serta mengupload foto mereka sebagai pengingat saya akan wajah mereka, karena sudah berbulan-bulan tidak tatap muka. Bagi mereka yang cepat mengerti, absen langsung masuk, bagi mereka yang bermasalah dengan jaringan, terpaksa menunggu jaringan lancar. Lalu apakah semua mereka melaksanakannya? Sampai detik saya menulis artikel ini masih ada sekitar 17% lagi dari total siswa kelas XII yang belum mengisi. Saya menganggap ini wajar, wajar karena ini hal baru bagi mereka, wajar karena tidak semua siswa berada daerah dengan sinyal bagus, wajar karena tidak semua mereka yang memiliki gawai secara pribadi (dipakai bersama anggota keluarga lainnya).

Lalu apa selanjutnya? Sebagaimana alur pelaksanaan layana BK diawal tahun, saya perlu menjalankan need assesment/angket kebutuhan sebagai salah satu dasar pembuatan program pelayanan Bimbingan Konseling. Dengan bantuan Google Form, saya telah menyulap angket kebutuhan offline menjadi online. Saya cukup mengirim link Google Form pada setiap WAG Kelas XII dan meminta mereka mengisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sekali lagi, apakah telah mengisi semuanya. Jawabannya tidak jauh berbeda dengan pengisian absen sebelumnya.

Itulah pengalaman Daring keroyokan saya pada hari ini, saya tidak mengatakan diri saya hebat, guru mapel lain lebih hebat dari saya. Pekerjaan belum selesai, masih ada pengolahan angket, screenshoot percakapan pada WAG sebagai bukti pada jurnal harian, pembuatan laporan harian yang sudah menumpuk dan tugas lainnya sebagai Ibu Negara, hehehe....

Padang Panjang, 23 Juli 2020, 23:30 WIB

Diatas kasur bersama dengkuran duo bocah kesayangan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menarik sekali

23 Jul
Balas

Terima kasih bu : )

24 Jul

Mantul suci...

29 Jul
Balas

Kereeen Uni...

24 Jul
Balas

Ah jadi malu saya mas eko

24 Jul



search

New Post