Kesabaran Seorang Istri
Kesabaran Seorang Istri
Banyak sekali kita melihat kehidupan berumah tangga orang-orang yang bahagia, namun kebahagiaan itu tidak mungkin ada begitu saja, semuanya diciptakan oleh 2 manusia yang bernama suami dan istri. Keduanya harus saling mengisi dan memperhatikan peranannya kepada pasangan masing-masing.
Hari ini hari pernikahan seseorang gadis cantik bernama fitria, tidak hanya cantik diapun baik hati namun sedikit manja. Sebelum menikah Fitria meminta kepada suaminya Alif agar tetap membawanya kemanapun Alif pergi, dan tetap menyayanginya setelah menikah nanti. Alif pun berjanji, sungguh aku akan membawamu dan seribu kali lebih menyayangimu apalagi setelah menikah.
Beberapa bulan pernikahan Alif dan Fitria sangat bahagia, keduanya selalu memberikan perhatian-perhatian, dan ucapan romantis. Dunia serasa milik mereka berdua. Lama kelamaan Alif mulai berubah, dia lebih mudah marah, dan tidak sensitif lagi kepada Fitria.
Fitria tak menyangka mengapa suaminya bisa berubah kepadanya, jika ada masalah dengan mudahnya Alif menyampaikan kata lebih baik pisah, pergilah jika sudah tak ingin dengannya. Fitria menangis rasanya lebih sakit dari pada ditikam belati. Begitu mudahnya seorang suami yang dicintainya berkata demikian, Fitria merasa dirinya tak ada artinya lagi, Alif tidak menyayangi dan menghargainya lagi.
Kadang masalah kecil saja Alif tidak bisa menyelesaikannya dengan baik, dia selalu egois marah-marah tanpa pernah mendengar dan memahami isi hati Fitria. Awalnya Fitria merajuk karena tersinggung oleh perkataaan Ibunya Alif yang selalu ikut campur urusan rumah tangga Alif dan Fitria. Fitria pun mengajak Alif untuk keluar dan meminta izin Alif agar malam itu tidak tidur di rumah
Masalah demi masalah pun sering terjadi bahkan hal sepele, hingga tak tahan menahan Fitria sudah sering merasa tidak didengarkan, tidak diperhatikan, bahkan Alif pernah berlaku sangat kasar kepada Fitria. Fitria sudah tak tahan lagi, sudah terlalu sering dia menangis bahkan hingga tangisan itu kering tapi rasa sakit yang ia rasakan semakin dalam.
Fitria memberanikan diri untuk bercerita kepada orang-orang yang dia percayai, namun semuanya bilang bahwa Alif tidak menyayangi Fitria lagi. Waktu terus berlalu Alif pun tidak kunjung berubah, sekejap rumah tangga mereka membaik lalu datang lagi huru-hara yang sebenranya bisa diselesaikan dengan bicara baik-baik, Alif malah selalu kasar, egois dan meminta Fitria pisah jika tidak ingin dengannya lagi.
Sebenarnya Fitria sering menjelaskan saat kepala dingin kepada Alif tentang cara Alif di dalam memimpin rumah tangga mereka. Namun Alif tidak merespon apapun, Alif hanya diam. Dan Fitria bingung sebenarnya Alif mendengar dan ingin berubah atau tidak?.
Dimalam itu Fitria memberanikan diri untuk berbicara dengan Alif, kenapa sih Mas kalau marah itu tidak bicara baik-baik, aku Cuma perlu didikanmu bukan bentakanmu Mas. Aku tidak mengerti apapun salahku jika aku hanya dibentak dan dipukul?. Lama-lama Fitria bicara air mata pun tak terbendung lagi. Alif hanya diam, dan diam. Mas aku hanya perlu dipeluk kalau aku sudah ngomel, aku akan diam tidak usah mas bentak apalagi pukul aku. Aku pun selalu bicara baik, tapi nada mas selalu tinggi, kadang aku tidak salah mas memukullku. Kenapa sih mas? Aku sudah banyak berkorban untuk keluarga ini? Apakah rumah tangga ini permainan bagimu? Terlalu gampang engkau mengucapkan kata pisah, jika memang itu inginmu aku ikhlas. Pergilah, pergilah tinggalkan aku ini.. dengan lapang hati Fitria berbicara.
Namun tak lama sesudah itu Alif terdengar terisak, Fitria pun melihat Alif. Apakah dia menangis?. Perasaan Fitria pun luluh, Fitria tak tega melihat Alif menangis. Fitria tak lagi berbicara dan membiarkan Alif sendirian. Setelah malam itu, Alif tidak banyak bicara. Jika Fitria menyapanya Alif menjawab dengan seadaanya saja, iya ada apa? Fitria telah banyak bersabar untuk mempertahankan rumah tangga mereka. Saat ini hubungan mereka membaik namun belum seperti yang diinginkan oleh Fitria, Fitria pun terus bersabar mengahadapi Alif suaminya.
Alif adalah lelaki yang sangat taat beribadah, namun kurang memperhatikan istrinya. Alif sungguh jarang sekali bercanda dengan Fitria. Bahkan lebih sibuk menghabiskan waktunya untuk mendengar ceramah di handphonenya ataupun bermain game . Fitria tak jarang menyindir suaminya itu, dan memutar ceramah-ceramah ustadz tentang rumah tangga yang harmonis saat Alif ada didekatnya.
Fitria adalah wanita yang sangat sabar perlahan-lahan berusaha memperbaiki hubungan rumah tangga mereka, wanita yang sudah banyak menahan rasa sakit dan bisa mengesampingkan kekecewaannya, Fitria adalah wonder woman yang sesungguhnya, hingga bisa bertahan sejauh ini. Alif sudah tak seperti dulu lagi yang kasar dan sering meminta pisah. Mudah-mudahan Alif bisa sepenuhnya mengerti perasaan Fitria. Dan kesabaran Fitria berbuah manis hingga merasakan rumah tangga seperti di surga “Baiti Jannati”.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ceritanya, bu Suci.Salam literasi. Semoga sukses.
Sudah saya follow ya bu.
Sukses juga buat Bu Sri, terimakasih telah menfollow, nanti saya follow balik, Semangat..