Amaliyatut Tadris (Microteaching) Calon Guru Profesional
pagi ini saya mempersiapkan kegiatan Amaliyatut tadris bagi santriku kelas 6 KMI/ setara dengan kelas XII SMA, kegiatan Amaliyatut tadris atau sering kita sebut dengan Microteaching mereka persiapkan selama 3 hari dari mulai persiapan membuat i'dad / RPP meminta tanda tangan musyrif/h sampai praktik mengajar dikelas, saya lihat mereka sudah lihai dalam menyampaikan materi yang akan disampaikan pada hari ini karena sebelumnya mereka di bekali terlebih dahulu cara mengajar seperti, metode mengajar (thariqah), materi yang akan disampaikan (maadah), bahasa yang akan digunakan (lughah), kepribadian guru ketika mengajar (ahwal mudarris), bahkan cara mengkritik (darsun an-naqd). santri yang akan memperaktikan mengajar dikelas akan dinaqd (evaluasi selama proses belajar mengajar) dimana dia akan dikritik kesalahan dia dalam mengajar oleh para musyrif/h dan teman tim kelompoknya , 4 kriteria dalam mengkritik cara mengajar yaitu :
1) Thoriqoh ( Metode Mengajar)
Metode mengajar adalah penting , karena jika kita mengajar mata pelajar Hadist tentu beda cara mengajar dengan mata pelajaran Khot (kaligrafi Arab) jadi tidak bisa dipukul rata semua metode mengajar nya sama , itu salah. salah dalam thoriqoh akan fatal akaibatnya dalam mengajar karena "At Thoriqotu Ahammu minal Maddah"
2) Maddah ( Materi yang disampaikan )
Meliputi semua isi pengajaran. Kesalahan pada materi ini meliputi kesalahan pemberian kosakata baru, kesalahan memberikan keterangan pelajaran, kesalahan menulis dipapan tulis, kesalahan menjawab pertanyan santri, dan beberapa kesalahan materi ajar yang lain.
3) Ahwalul Mudarris ( Kepribadian Guru)
Keperibadian guru mencerminkan sikap dikeseharian nya , apakah calon guru tersebut sering tidak memperhatikan kebersihan? gugup saat didepan kelas ?membiarkan muridnya tidur dikelas ? atau membiarkan muridnya sibuk berbicara dengan temanya dsb. Setumpuk poin ini dan lainnya harus diperhatikan oleh sang guru, karena menjadi bahan evaluasi.
4) Lughotul Mudarris ( Bahasa Guru )
ini kesalahan yang pasti dimilik oleh seorang guru karena mungkn dari logat sehingga dalam mengucapkan bahasa atau tidak memperhatikan penulisan nya, karena dipondok ini ( Al Ishlah Bondowoso ) wajib menggunakan bahasa arab dan inggris jadi mereka harus memperhatikan bahasa apakah sudah sesuai dengan gramatika / nahwu shorrof nya , contoh kesalahan dalam pengucapan qulna (katakanlah semuanya) menjadi kulna (makanlah semuanya) dsb , salah makhorijul hurufnya saja akan berpengaruh terhadap arti /makna sebuah kalimat , point ini harus diperhatikan juga oleh seorang guru.
itulah kegiatan yang harus mereka lakukan sebelum mereka lulus dari KMI mereka telah dibekali cara mengajar sedari bangku SMA. Dengan demikian, nantinya santri ketika lulus dan masuk di perguruan tinggi sudah tidak asing dengan yang namanya micro teaching, akhirnya dengan adanya kegiatan tersebut seluruh santri kelas 6 KMI mengetahui dan siap untuk menjadi guru profesional.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar