Suci Imbarwati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kepompong Persahabatan

“Astro....meninggal..?” tanyaku nggak percaya. Sore itu mas Endro ke rumah untuk mengabari suamiku. Kabar duka itu sempat membuatku tersentak , karena baru sore tadi dia ke rumah untuk mengambil kursi . Kak,....memang dia sakit apa ,...kok..mendadak begitu...? tanyaku. “Katanya sih,...sakit jantung....tadi sempat dibawa ke rumah sakit...hanya beberapa jam di sana ...akhirnya nggak tertolong...yach..mungkin sudah sudah saatnya harus kembali...” jelas suamiku. Astro adalah tetanggaku , tapi dia juga teman SMP ku dulu. Kami memang tidak dekat karena tidak pernah satu kelas. Tapi sekarang dia menjadi tetangga setelah kami sama sama berumah tangga.

“ Nok,...kita nanti takziah bakdal Isya’ saja,...karena nanti pak Didik mau kesini...” kata suamiku ..” Ya.....lagipula nanti Rifki juga belajar dulu..” jawabku. Lepas Isya’ aku dan suami ke rumah Astro , .tampak ramai pe-takziah yang hadir malam itu..Segera kutemui keluarga duka , kujabat tangan istrinya yang matanya tampak merah ,kelihatan sekali jika habis menangis. Kuelus bahunya sambil menyabarkan hatinya. Kulihat anggukan kepalanya meski kutahu hatinya ada duka yang sangat dalam. Kuambil kursi dan duduk disamping ibu kandung Astro,...Kusalami tangannya yang terasa dingin menahan duka. “ Ikut berbela sungkawa ,ya...bu...semoga diberi ketabahan dan kesabaran ...” tampak linangan air mata di pipinya yang mulai keriput...” Astro,...pergi dulu naak,....aku yang sudah tua malah belum dipanggil,...dia yang masih muda..anak anaknya masih butuh bimbingannya ...tapi dia pergi dulu..” kata si ibu terbata bata. “ Sabar ,..bu..semua sudah menjadi kehendakNya,....pasti ada sesuatu di balik semua ini..yang kita tidak tahu...” . Sesaat kami terdiam dalam pikiran masing masing. Satu persatu tamu mulai berdatangan. Semua ibu ibu PKK datang malam itu. Tak terasa kami bicara kesana kemari , membicarakan Astro yang mendadak pergi dan tentu saja yang lain – lain juga ikut dibicarakan. Maklumlah ibu – ibu kalau sudah ngumpul pasti ada saja yang di omongkan. Aku hanya tersenyum sambil sesekali mengangguk menaggapi pembicaraan mereka. “ Bu RT ini dari tadi tidak kedengaran suaranya, hanya senyum senyum saja sambil ngangguk angguk...” kata bu Saiful nyeletuk di tengah pembicaraan. Aku hanya tersenyum “..Aku dah ndengerin dari tadi pembicaraan kalian...kayaknya semua asyik saja gak ada yang perlu ditanggapi ....lagipula ini acara layatan bukan pertemuaan PKK...sungkanlah sama yang punya rumah...,” jawabku tak lepas dari senyum. Sejenak mereka terdiam dan kulihat kasak kusuk di belakang ,...sambil mengurangi volume suaranya. Kulihat jam di dinding menunjuk angka 22.35....hmmm...setengah sebelas malam, Aku menengok suamiku yang duduk dengan bapak bapak di seberang. Tak sengaja diapun melihatku. Sekali isyarat dia tahu maksudku. Kamipun beranjak dari tempat duduk dan berpamitan dengan keluarga Astro. Ketika kakiku melangkah keluar rumah , terdengar suara yang memanggilku . “Imvian Prahasti...hai ...penulis kita “..Sontak hatiku kaget mendengarnya.Kok ada yang mengenal nama samaranku. Seketika aku menoleh , dan kulihat beberapa orang laki laki yang duduk sambil tersenyum kepadaku.Diantaranya aku samar samar mengenal seseorang.Kudekati mereka.... Subhanallah..mereka adalah teman temanku ketika duduk di bangku SMP. Kulangkahkan kakiku mendekati mereka. “ Lupa ya Nita...? tanya seseorang. Aku tertawa sambil menjabat tangan mereka. ‘Maaf aku nggak lupa....Cuma pangling aja...kenapa kalian jadi tambah tua...? Ini kan pemain pemain basket andalan SMP 3...? Kalian tahu dari mana kalau Astro meninggal ?.Akhirnya kami duduk sejenak, sambil sesekali mataku melihat mereka satu persatu. “ Ini Yusup ya.. Pian,..Gani,...Agung..Tiyo...hai...Avian..?” tanpa sadar suaraku agak keras karena sangat kaget.. disitu ada Aviantara sahabat karibku waktu di SMP. “ Jahat banget ..Vian kenapa diam saja...? ‘kataku sambil mendekatinya. ‘ Aku sengaja Nita...dari tadi Sudi menyuruhku diam...kejutan katanya...” jawab Vian sambil tersenyum.”Aviantara ,....lama juga kita nggak pernah kontak. Selepas SMP sampai malam ini ..baru aku melihatmu ...sudah berubah habis habisan.” kataku sambil tersenyum.’Nita ......masih suka menulis cerpen...” tanya Pian.

“ Kami penggemar tulisan Imvian Prahasti di majalah MOP lho...Sekarang sudah nggak lagi melihat tulisanmu. “ Iya Pik...aku lama absen di dunia tulis menulis semenjak SMA,..sesekali aku ngisi di Anita Cemerlang,...itupun nggak rutin. Masihlah ...nama beken Imvian Prahasti....nggak akan luntur..Ya...Vi ? Itu kan nama gabungan kami berdua...saksi persahabatan...,” jawabku sambil diamini si Vian.Kulihat senyum Vian tak berubah dari dulu sampai sekarang. Beranjak dia dari tempat duduknya dan mendekatiku. “ Nit...mana suamimu...?” tanya Vian setelah duduk di dekatku. “ Itu...yang pakai hem kotak biru...” jawabku “ Lho...bukannya itu pak RT....? tanya Vian. “ Ya....memang ...” jawabku. “Sebentar sebentar...sepertinya aku pernah melihat foto suamimu sebelum ini ?”kata Vian” Dimana...? kataku penasaran. “ waktu kita masih di SMP dulu...” kata Vian “ Itu kan ..anak SMP Tambakromo yang pernah ngirimin kamu surat itu ya....yang..peserta gerak jalan itu...? ...iya...?” tanya si Vian.” Kau masih mengingatnya...? Sampai sekarang...? “ kataku heran.”Vian ...bagaimana kau mengingatnya ...dari dulu sampai sekarang ...29 tahun lho...masak kau masih ingat wajahnya...” jawabku.”Aku nggak ngira lho Nita ...kalau kamu terus lanjut sama dia...siapa namanya...?..Zen...hm...ya ..Zen kalau nggak salah.! .ya ..kan ?” kata Vian.Aku menggelengkan kepala tanda keheranan, sementara Vian senyum senyum saja.”Ingatanmu luar biasa ,Vi...sejak kita lulus SMP aku benar benar nggak ngerti kabarmu. Terakhir aku dengar kamu ke Sumatra ngelanjutin sekolah di sana, ..benar ? Ibumu bilang kau sengaja dikirim kesana di rumah pakdhemu...memang kenapa,sih...? Nggak ada kabar ,nggak ada berita ,...menghilang begitu saja..” kataku pada Vian. “ Sebenernya nggak begitu ceritanya. Aku lulus memang sempat ke Sumatra,...tapi di sana aku nggak nyaman..lalu oleh pakdheku aku kembali ke Jawa dan sekolah di STM ,..sekali pernah aku mencarimu waktu aku lulus SMA,...kata ibu kau kuliah di Solo,...dan kupikir ..aku sudah nggak mungkin menemukanmu lagi...sahabat terbaikku telah menghilang dariku. ...Cerita dong..gimana kamu bisa bersama Zen...kayaknya dulu kamu nggak begitu suka ...hmm...maksudku kalau dideketi cowok...susah..kamu itu...” kata Vian sambil ketawa.”Enak aja...” jawabku sambil sesekali tanganku meninju bahunya. “ Ternyata kamu nggak berubah , Nita...kebiasaanmu suka ninju ninju aku...apalagi kalau lagi nggak suka hati...wow...cembetut....dan sakit gigi...ha..ha...”kata Vian sambil ketawa. “ Itu mah udah jodoh kali...mau kemana juga ,...pasti ketemu...” jawabku diplomatis. “ Kayaknya nggak begitu , Nita...aku kenal kamu ...seisi hatimu...bukan dia yang kaucari...Kau masih ingat ? waktu aku bilang ..Nita ..daripada bersahabat begini mendingan kita jadian ya...aku cocok banget sama kamu..Inget nggak..?” kata Vian dan aku mengangguk “ Inget jawabanmu apa ?” kata Vian “ Katamu kita mah masih kecil Vi...piirin dulu masa depan lagi pula persahabatan itu lebih abadi daripada cinta, ...dan kau lebih menganggapku saudara...ya...to..? Akhirnya kau ukir nama kita berdua Imvian Prahasti dan menjadi nama bekenmu...mungkin pohon akasia di depan kelas kita masih ada kok tulisan nama kita,...jika belum di tebang....” ulas Vian seperti seorang paparazi.’Iya , Vi....kau sangat melindungiku waktu itu,...sebagai teman kau terlalu istimewa,...baiiiik banget...dalam suka duka kita di sekolah...kau selalu datang bila aku membutuhkan teman , dan selalu memberiku semangat dalam masa masa sulit....harusnya aku bisa mencintaimu,.....tapi aku nggak bisa ....maaaf ya...nggak ada hati sama sekali...ha..ha..Masalah Zen ...selepas SMP aku daftar di Keguruan,...nggak tahunya ,..dia juga daftar di sana..Awalnya aku nggak tahu,..setelah pembagian kelas baru kami ketemu..itupun berjalan wajar saja,...tidak lantas kami berpacaran atau apalah....nggaaak....kami berteman biasa seperti yang lainnya. Dia salah satu team voly di sekolah kami, ...banyak juga yang mau sama dia,...nggak tahulah..Kami bersahabat ,..sama dengan dirimu..sampai lulus ,..kami tetap bersahabat dekat.Cuma aku memang nggak bisa mencintainya.Berulang ulang dia bilang cinta , tapi selalu aja kutolak,.....sabaar banget dia nungguin aku.....yah sampai suatu ketika,...aku harus memberi keputusan final tentang perjalanan hidupku. Karena aku tak bisa mendapatkan apa yang kumau...meskipun aku sudah menemukan seseorang yang kucari.....begitu ceritanya...” kataku pada Vian..”Waduh kalau udah ketemu ,..nih anak berdua...nggak dulu..nggak sekarang ..kalau sudah ngobrol...dijamin ngabisin waktu...tanya apaan sih Vi...?” kata bang Pian.”Adalaaah....kangen tahu ...29 tahun lho Fer...nggak ketemu dia...sekarang nih bentuknya kayak gini,.ha..ha....berapa anakmu, Nita?’ tanya Vi..” Ada tiga ,...cewek semua...ayo main ke rumah .deket sini kok...” kataku pada temen temen” Kapan – kapan pasti kucari dirimu,...ini sudah malem, aku minta nomer HP mu saja,ya......siapa tahu aku lagi kangen ,..kan bisa kontak...” kata Vian sambil ketawa.Suamiku mendekat dan menjabat tangan teman teman “ Mari mampir ke rumah....” kata Zen” Terima kasih Mas...kapan kapan kami mampir...” kata Pian sambil tersenyum. “ Nita....kalau dia bisa mendapatkanmu, harusnya aku lebih bisa...ya ...kan aku dulu yang mengenalmu...” bisik Vian di belakangku.”Salah siapa kau pergi tanpa pesan....” jawabku dan disambut ketawa teman teman. “ Imvian Prahasti,...kami menunggu tulisanmu...” kata Sudi dan Rasup. “ Sudah tua...dan lagian banyak kerjaan ,...nggak sempet,....insyaallah kalau diijinkan , bukuku akan muncul...itu kisah cintaku..” kataku setengah berbisik pada Vian. “ Bener...? kapan terbit...” kata Vi serius” ya...tunggu ajalah....” jawabku sambil berjalan mengikuti suamiku. Malam ini terasa sejuk dihati ...aku telah menemukan sahabat lamaku...meskipun waktu telah berlalu,...tapi arti sahabat selalu lahir dalam bentuknya yang baru seperti kepompong yang siap menjadi kupu kupu......

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post