Hari Jumat Paing , tepatnya 23 Maret 2018 yang lalu, Engkau memanggil kembali belahan jiwaku yang selama 48 tahun Kau titipkan padaku , mendampingiku , merawatku dan anak -anakku. Kini aku sendiri lagi seperti ketika Engkau belum mempertemukan aku dengannya. Sekarang disampingku ada anak anak kami ,yang sudah besar - besar bahkan sudah berumah tangga . Bersama anak dan cucuku , sekarang kujalani hidupku.Meskipun begitu ada rasa yang hilang dari batinku , ada yang patah dari jiwaku.

Tuhan , aku tidak akan mengeluh.Di umurku yang berkepala delapan , kaubiarkan aku sendiri menjalani penghujung hidupku. Di gubug tuaku ,disinilah aku dan istriku menghabiskan waktu untuk merawat anak anak hingga dewasa.Meski harta tak Kaupercayakan padaku , tapi hatiku damai menjalani hidup.Sepetak sawah cukup menjadi hiburan untuk menunjang hidup kami.

Kini ,..jika aku sakit ..tidak lagi istriku yang menyiapkan wedang jahe panas kesukaanku.Namun anak-anakku yang merawatku,memasak untukku dan menyiapkan obatku. Kadang aku rindu dengan istriku , tapi apa dayaku ,Engkau lebih menyayanginya , Kau panggil dia lebih dulu dariku.

Gundukan tanah ini , menjadi atap tidurmu,menjadi pembatas pertemuan kita. Namun ahati dan doaku tak pernah berhenti untukmu.Terima kasih istriku , kau telah mendampingiku selama ini dengan segala kebaikanmu . Semoga Tuhan akan mempertemukan kita di sana.