Kaca, Perempuan Bau Cendana.
Catatan kecil pagi hari
Sungai penuh 27 Juli 2020
Perempuan muda itu masih mematut diri dicerminkan kecil yang diambil dari saku tas biru tuanya. Sesekali ia melipatkan bibirnya mengatur gincunya agar merata. Air mukanya penuh perona hingga nampak menor dan tidak alami, seakan menyembunyikan sesuatu di sana. Setelah merapikan dandan nanya ia melongok lagi ke luar teras lagi, seakan memastikan siapa yang ditunggunya sudah atau belum datang. Tiba-tiba ia menatapku. Aku membuang muka kikuk karena ketahuan memandangnya diam diam diam diam.
"Mas, berapa lama lagi saya harus menunggu. Ataukah memang dokter tidak akan datang hari ini"
Aku sedikit kaget, perempuan bau khas Cendana itu tiba tiba pula sedang ada di depanku. Aku menatapnya sebentar lalu membuang nafas. Ini sudah yang ke empat kali ia menghampiriku dengan pertanyaan yang sama.
"Sabar mbak, dokter sedang ada rapat, sebentar lagi ia akan datang. " Ini yang keempat pula aku menjawab dengan kata kata yang sama. Ia merengut aku pura pura sibuk. "Boleh saya duduk di sini?"tanyanya, tapi belum sempat aku menjawab ia sudah menarik kursi dan dengan santai mendudukinya. Aku membiarkan saja meski aku tau posisi duduknya tampak sedang memperhatikan gerak gerik ku. Aku tidak biasa ditonton begitu. Ujung mataku tertangkap.oleh ujung matanya seperti jaring yang hendaj terlempar. Ia tersenyum lalu berlahan lahan tertawa terpingkal pangkal.mungkin sedang menertawakan aku.
"Mas..mas, kenapa mas kikuk begitu saya..saya..jadi pengen tertawa" dengan terus tertawa ia menatap saya. Rambutnya yang ikal ikut bergerak bersama tubuhnya yang bergoncang. " Mas ..mas persis seperti KItang Abang saya. Persis sekali"ia tertawa lagi. Beberapa orang melihat ke arah meja kerjaku. Papan nama ku bertuliskan kasir tampak tiba dipinggir meja hendak jatuh. Aku tersenyum juga, pura pura mengikut suasana
"Benarkah? Siapakah Abang mbak itu apakah tidak ikut ke sini" jawabku sekenanya. Tapi ia terus juga tertawa "tunggu..tunggu ini tidak biasa ini lucu nanti akan saya ceritakan pada Erga. Ini sungguh lucu "katanya lagi."aduh..."ia nenarik nafas "mas tau, di dunia ini ada 7 orang katanya kembar dan tersebar di seluruh dunia. Saya pikir itu benar."ia mengangguk sendiri"tapi coba mas bayangkan kalau kita masuk.ke rumah dan membuka pintu dapur rumah kita tiba tiba kita melihat diri kita yang lain sedang memasak makan siang" ia terhenti"itu menakutkan kan?" Ia bicara tapi reaksinya terhadap kata takut malah tidak tampak sama sekali ia malah asyik kembali dengan tawanya yang nyaring itu. Aku menggeleng. Macam macam benar tabiat orang di dunia ini. Tetapi ini. Perempuan ini. Dia berbeda, aromanya, kerling matanya, cara ia berjalan dan cara ia berbicara semuanya punya irama. Irama yang tidak diimilki oleh perempuan yang lain .tidak, bukan hanya karena dia cantik atau kata sejenis itu. Tapi ada sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang menarik narikku untuk terus melihatnya dengan diam diam.
"Saya Kaca" itu adalah hari pertemuan kami yang pertama. Rambutnya ia biarkan terkuncir ke belakang. " Baru bekerja hari ini y" tanyanya datar. Ia tersenyum lagi, lalu mengisi daftar tamu hari ini. " Di sini harus pandai pandai,,pelanggan dokter orang kaya semua, kalau kamu salah sikap. Kamu bisa dipecat" sambungnya sambil menatapku." Tapi..tunggu sebentar, tunggu" ia mengamati ku " kamu mirip sekali dengan seseorang" ia menutup mulut seperti gerakan terkejut" astaga kamu mirip sekali dokter Egra" ia tertawa lalu berlalu pergi.
Begitulah kilas balik aku bertemu perempuan 30 tahunan itu. Sungguh luar biasa bagiku karena rata rata tidak mudah mengajak pasien dan tamu dokter Egra untuk bicara, syukur syukur mereka mau melihatku dan mendekatiku dibalik black glasses mahal yang mereka pakai. Tetapi perempuan bau Cendana itu sungguh berbeda. Dialah Kaca.
B ER sambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar