ADAB DAN AKHLAK PENUNTUT ILMU (Bagian 7)
GURU HARUS BELAJAR
Seorang guru hendaknya tertanam dalam dirinya bahwa dirinya harus terus belajar untuk menambah kazanah kelimuannya. Seseorang yang terus belajar ibarat seseorang yang meminum air laut yang asin, dia akan terus merasa kehausan. Setiap dia belajar sesuatu, maka dia akan merasakan bahwa dia baru mengetahui ilmu itu. Guru harus bersungguh-sungguh dalam aktivitas kegiatan pembelajaran mencari dalam mencari ilmunya. Guru harus tekun membaca, menggali hal-hal baru, melakukan penelitian-penelitian ilmiah. Guru harus tekun menulis sebagai bentuk karya nyata dan membukukannya. Di masa sekarang begitu mudahnya guru berada dalam kelompok-kelompok guru yang belajar bersama dalam bentuk pelatihan menulis, pelatihan penelitian tindakan kelas, pelatihan penelitian tindakan sekolah. Bergabung dalam kelompok gurusiana.id adalah salah satunya yang menginspirasi guru untuk menulis. Banyak juga sahabat-sahabat guru yang sudah menghasilkan buku melalui gurusiana.id. Hal ini tentu akan memudahkan guru untuk belajar dan mengajar karena termotivasi oleh sahabat-sahabat literasi yang berada dalam satu kelompok. Bahkan tidak jarang sahabat yang tekun dan punya keteguhan niat dapat menjadi penulis populer dalam sehari, sebulan bahkan mungkin setahun. Tentu bukan hal yang mudah, tetapi dengan kepercayaan ini maka tulisan yang bagus dan bermanfaat akan semakin banyak yang membaca.
Dalam belajar, guru harus mengambil ilmu dari orang yang dipercayainya karena di masa sekarang ini begitu banyak sumber belajar yang tidak dapat dipercaya. Mengambil ilmu dari seseorang yang berbeda umur, berbeda nasab, berbeda ketenaran tidak boleh menghalangi kita dalam proses belajar mencari ilmu. Guru harus senantiasa berambisi untuk mengambil faedah keilmuan dari siapapun yang dia percaya. Untuk hal-hal yang belum diketahui, maka ia tidak boleh malu untuk menanyakannya.
Seorang sahabat yaitu Sa’id bin Jabir menyatakan dengan tegas bahwa, “Seseorang akan terus bertambah ilmunya selagi ia masih ingin selalu belajar. Ketika ia enggan untuk belajar dan telah merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya, maka ia adalah orang paling bodoh yang akan hidup dengan kebodohannya sendiri.” Meskipun seorang guru sudah memiliki derajat yang tinggi dan terkenal dengan keilmuannya, hendaknya ia harus menyadari akan ada hal yang baru yang belum diketahuinya.
Dalam hal ini, kita harus mencontoh ketekunan ulama pada masa tabiin dan masa atbauttabiin atau masa sesudahnya. Bahwa ulama-ulama tersebut untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang baru, mereka tidak pernah berhenti untuk mencari, bahkan tidak sungkan bertanya kepada murid-muridnya. Termasuk para ulama menempuh perjalanan jauh dan lama hanya untuk mendapatkan satu ilmu berupa satu hadist. Sungguh sebuah perjalanan yang sangat terhormat dan agung, sehingga penghormatan terhadap ilmu dan ulama yang memilikinya sangat luar biasa dan agung. Saat ini? Bahkan ilmu diperoleh sambil tiduran dan dengan satu tangan saja. Allahumustaan. Itupun bukan ilmu, tetapi hanya sekedar informasi yang sumber dan isinya tidak jelas kebenarannya.
Mulailah kita memilih dan memilah mana ilmu yang bermanfaat dan dari sumber mana yang bisa dipercaya kebenarannya. Dibutuhkan juga sikap kehati-hatian dalam menuliskan dan membagikan ilmu kita. Harus dipikirkan apakah yang kita tulis bermanfaat untuk kita dan bermanfaat untuk orang lain.
Tujuh hal yang penulis sarikan dari paparan al-Imam an-Nawawi dalam hal guru belajar ini. Pertama, guru sebagai orang yang berilmu harus selalu rendah hati dan tidak terputus untuk membaca dan meperdalam keilmuannya. Kedua, guru harus mengutamakan kegiatan mencari ilmu sebagai tujuan utama. Ketiga, jika seorang guru mempunyai kemampuan yang tinggi dibidang tertentu maka dia harus menulisnya dan menerbitkan buku sebagai bukti nyata keilmuannya. Keempat, guru jangan sekali-kali menulis dan menerbitkannya dalam bentuk buku apabila tidak betul-betul menguasai ilmu tersebut karena akan menyebabkan keruskan bagi dirinya dan orang lain. Kelima, guru yang dapat menulis seyogyanya tidak tergesa-gesa menerbitkan tulisannya sebelum melakukan penelitian dan penelahaan berulang dan jangan pernah dikejar tenggat waktu. Keenam, seorang guru harus mampu menjabarkan dengan jelas terminologi ilmua yang digunakan. Ketujuh, dalam menulis sebuah karya ilmiah seorang guru harus mampu menghadirkan hal-hal baru yang belum pernah dikaji sebelumnya.
(Bersambung ke bagian #8)
Kitab Rujukan:
1. Al-Quran dan Terjemahannya. Terbitan Departemen Agama.
2. Ibnu Hajar al-‘Asqalani. “Fathul Bari, Syarah Shahih al-Bukhari: Kitab Ilmu” Jilid 2/35. Penerbit Imam Asy-Syafii. 2018.
3. Imam Al-Bukhari. “Kitab Al-Adabul Mufrad”. Pensyarah Syaikh Dr. Muhammad Luqman as-Salafi “Rasysyul Barad Syarh al-Adabil Mufrad”. Penerbit Griya Ilmu. 2009.
4. Imam Nawawi. “Adabul ‘Alim wal Muta’allim”. Penerbit Maktabah ash-Shahabah, Thantha. 1987.
5. Imam Ibnu Al-Jauzi. “Shaidul Khatir” . Penerbit Maghfirah. 2016.
Catatan: Dengan tidak mengurangi hikmah dari tulisan ini, karena kelemahan ilmu dan perangkat penulis tentang penulisan huruf arab maka pada tulisan ini tidak dituliskan tulisan Arabnya. Untuk melihat sumber asli tulisan Arab dapat dilihat pada Kitab rujukan di atas.
SMK Negeri 3 Tuban, 11 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Barokallah...Mantab sekali paparan Bapak, terima kasih. Salam literasi!!!
benar adanya pak.Sebuah pencerahan bagi saya.terimakasih ilmunya.salam literasi
Tulisan bermanfaat Pak Sucipto. Salam literasi.
Sangat bermanfaat sekali terima kasih telah berbagi ilmu Pak.
Terima kasih pencerahannya, mengingatkan untuk banyak belajar. Sukses Pak.
Ulasannya keren pak, jelas dan terperinci, memotivasi diri untuk selalu mengupgrade ilmu, sukses selalu pak.
Membaca tulisan bapak luar biasa, alhamdulillah membuka hati saya sebagai guru, jadi lebih bersemangat mencari ilmunya, semangat menulisnya, salam sukses barakallahu fiikum