BELAJAR DARI AL-IMAM AL-BUKHARI
“Aku tinggalkan buat kalian dua hal, yang jika kalian pegang teguh kepada keduanya, niscaya kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya (HR. Maliki). Berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Sallallahualaihiwasallam merupakan perkara mutlak yang harus dilakukan seorang muslim. Tidak tersesat dan tergapai kebahagiaan hidup adalah hasil panen elok yang bakal dipetik dari berpegang teguh pada keduanya. Karena Al-Quran dan As-Sunnah merupakan dua warisan Nabi Muhammad Sallallahualaihiwasallam yang harus kita patuhi, jika ingin selama dunia dan akhirat. Di sinilah tampil para ulama yang akan memandu dan membimbing kita untuk menuju keagungan hidup di dunia dan akhirat. Salah satunya adalah seorang ulama besar yang kemudian dikenal sebagai al-Imam al-Bukhari. Yang dari keilmuaan yang besar dan agung kemudian lahir kitab Shahih al-Bukhari.
Kitab besar yang mendapat sambutan luar biasa dari semua kalangan umat Islam, terutama yang bermadzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah as-Shahih al-Bukhari. Para ulama bahkan menyebut kitab ini adalah kitab yang paling shahih yang ditulis oleh manusia. Tentu ini tidak berlebihan apabila kita mau mempelajari penulis kitab ini yang seorang ulama besar yang tidak akan mungkin ada lagi sampai akhir zaman. Seorang ulama yan diberi gelar Amirul Mukminin dalam bidang hadist.
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari lahir di Bukhara, sebuah wilayah dengan penduduk beragama Islam di Asia pada 13 Syawal 196 Hijriah. Nenek moyang Bukhari termasuk para keluarga petani dari Persia, yang dibawa ke wilayah tersebut pada awal Islam berkembang. Mughirah, kakek buyutnya mengena agamal Islam dari pemimpinnya yaitu Yaman al-Jufi yang adalah seorang Gubernur Bukhara kala itu. Kakeknya bernama Ibrahim dan ayahnya bernama Ismail. Ismail adalah seorang saudagar Islam yang kaya sekaligus seorang ulama ahli hadis yang terkenal saat itu. Ismail menjadi sangat dikenal berkat keteguhan dan kaffah menjalankan syariah Islam yang dibawah Rasulullah Muhammad Sallallahualaihiwasallam. Ismail mempunyai dua putra yaitu Ahmad dan Muhammad. Muhammad inilah yang kemudian dikenal sebagai ulama besar ahli hadist bernama al-Imam al-Bukhari.Seorang ulama ahli hadist yang tidak diragukan ketinggian ilmu dan keagungan akhlaknya.
Bukhari seorang yang sangat menonjol dalam hal ingatan yang kuat dan kemampuan menganalisis yang tajam, penuntut ilmu yang berbakat, mampu menemukan argumen-argumen yang rumit, mampu menemukan persimpangan antara beberapa ilmu yang berpandangan berbeda. Inilah yang kemudian melambungkan nama beliau sebagai ahli hadist yang utama. Belajar dari banyak guru membuat beliau menemukan ilmu yang tidak dimiliki guru yang satu tapi dimiliki oleh guru yang lain, sehingga khasanah keilmuan beliau menjadi sangat besar dan luar biasa.
Ilmu hadist adalah sebuah ilmu yang sangat rumit karena dibutuhkan kemampuan analisis dan riset yang mungkin di zaman sekarang mudah. Tetapi di zaman para ulama ahli hadist bukan sesuatu yang mudah, karena untuk menemukan satu hadist saja dibutuhkan waktu berbulan-bulan. Singkat riwayat al-Imam al-Bukhari menjadi ulama besar ahli hadist dan menjadi rujukan ulama dan umat pada saat itu. Sebagian dari kita akan mengatakan saat sekarang tinggal klik semua bisa dipelajari dengan tanpa kita sadari sumber ilmu yang kita baca dari mana.
Namun pembelajaran yang akan diberikan di tulisan kali ini bukanlah kisah bahagia dan tersohornya beliau tetapi justru fitnah luar biasa yang menimpa beliau di akhir hayatnya. Pada tahun 250 H atau sekitar 864 Masehi, Imam Bukhari mengunjungi Naisabur termasuk wilayah Iran. Kedatangannya disambut gembira penduduk setempat bahkan oleh gurunya az-Zihli dan ulama lainnya. Bahkan, penulis kitab as-Shahih Muslim, Imam Muslim bin al-Hajjaj mengisahkan sambutan kepada Al Bukhari yang amat sangat luar biasa karena tidak pernah ada penyambutan seperti itu kepada kepada seorang gubernur atau raja sekalipun. Penyambutan bahkan dilakukan sejak 100 kilometer sebelum memasuki kota tersebut melalui kabar gembira yang disampaikan oleh para saudagar. Guru beliau, az-Zihli juga menganjurkan para muridnya untuk menyambut Imam Bukhari dengan kegembiraan dan kehausan ilmu yang luar biasa. Melihat begitu besarnya sambutan para umat, maka Bukhori memutuskan tinggal di wilayah tersebut untuk mengajarkan ilmu hadist.
Kehadiran Bukhari di kota itu menimbulkan kedengkian bagi sebagian ulama di kota itu yang merasa posisinya akan kalah dengan al-Imam al-Bukhari. Fitnah ini bermula dari pertanyaan seorang hadirin dalam pengajian al-Imam al-Bukhari yang menanyakan “Apakah Al-Quran itu mahkluk?”. Imam Bukhari tidak mau menjawab pertanyaan ini. sampai berulang-ulang yang akhirnya dijawab oleh al-Imam al-Bukhari, “Al-Qur’an adalah Kalamullah bukan makhluk dan perbuatan hamba adalah makhluk. Dan seseorang yang mempertanyakan keadaan ini adalah perbuatan bid’ah.” Orang itu pun menyimpulkan dengan dengan kalimat sembarang yang didasari kedengkian “Bukhari berpendapat bahwa al-Qur’an yang aku lafalkan adalah makhluk.”
Seketika terjadilah kekacauan pemahaman ilmu yang luar biasa akibat kabar yang tidak jelas tersebut. Kekacauan pemahaman ilmu itu akhirnya sampai juga ke telinga guru beliau yaitu Muhammad bin Yahya adz-Dzuhli. Muncullah silang pendapat antara imam adz-Dzuhli dan imam Bukhari yang membuat semua umat Islam di Naisabur memilih meninggalkan majelis Imam Bukhari, kecuali 2 orang yaitu Muslim bin Hajjaj (yang kemudian dikenal dengan nama Imam Muslim) dan Ahmad bin Salamah (juru tulis Imam Bukhari). Pada akhirnya, untuk menjaga keuntuhan persaudaraan Islam, Imam Bukhari meninggalkan kota tersebut dan kembali ke desanya di kota Bukhara.
Namun fitnah muncul lagi yang kali ini dari penguasa Bukhara yaitu Khalid bin Ahmad az-Zihli. Penguasa ini meminta kitab beliau yaitu al-Jami’ al-Shahih dan Tarikh untuk dijadikan kitab resmi pemerintah. Permintaan tersebut ditolak oleh beliau dan menyampaikan kepada utusan tersebut bahwa dia tidak akan merendahkan ilmu dan membawanya ke Istana Khalid. Bahkan akhirnya penguasa Bukhara mengeluarkan larangan bagi Imam Bukhari untuk tidak mengadakan pengajian. Penguasa Khalid naik pitam dan memerintahkan pejabatnya untuk menghasut dan memojokkan Imam Bukhari. Akibat hasutan tersebut Bukhori pun diusir dari kota dan negerinya sendiri.Beruntung penduduk Samarkand mengirim surat kepada Imam Bukhari yang isinya memintanya menetap di negeri Samarkand dan Imam Bukhari menyetujuinya. Ketika perjalanannya sampai di Khartand, sebuah desa kecil yang terletak dua farsakh sebelum negeri Samarkand, beliau singgah karena keluarga beliau banyak menetap di negeri itu. Takdir Allah di desa itulah beliau sakit sampai akhirnya meninggal pada malam takbiran sekitar tahun 256 Hijriah pada usia sekitar 62 tahun.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari al-Imam al-Bukhari adalah bahwa Allah menyelamatkan keikhlasan beliau dengan tidak menjadikan beliau menjadi terkenal pada saat beliau masih hidup. Karena dengan keilmuan yang besar dan agung akan mudah seseorang untuk menjadi riya dan ujub. Tetapi beliau diselamatkan oleh Allah dengan kefakiran pada saat akhir hayatnya. Tetapi pada zaman sekarang siapa dari kita umat Islam yang tidak mengenal dan mencintai beliau. Setiap ustad berceramah, setiap khatib di berdakwah di mimbar-mimbar Jumat, di semua tulisan para ulama, nama beliau muncul dengan penuh keagungan.
Ini pelajaran besar buat para guru dan murid. Para guru tetaplah mengajar dengan keikhlasan, sampaikan ilmu baik dalam bentuk lisan maupun tulisan semata karena Allah bukan karena apapun. Tulislah apa yang ada di pemikiran kita para guru dengan tidak mengorbankan keinginan untuk menjadi terkenal. Menulis saja dengan baik dan bermanfaat, biarlah Allah yang mencarikan pembacanya.
Untuk para murid teruslah belajar, teruslah menuntut ilmu dengan keinginan ilmu itu berkah dan bermanfaat untuk jalan kalian meniti hidup di dunia dan terutama bekal untuk akhirat. Karena ilmu yang kalian dapat, khususnya ilmu agama yang kemudian kalian amalkan akan menjadikan hidup kalian besar dan agung.
Kitab Rujukan.
1. Ibnu Hajar al-‘Asqalani. “Fathul Bari, Syarah Shahih al-Bukhari: Kitab Ilmu” Jilid 2/35. Penerbit Imam Asy-Syafii. 2018.
2. Imam Al-Bukhari. “Kitab Al-Adabul Mufrad”. Pensyarah Syaikh Dr. Muhammad Luqman as-Salafi “Rasysyul Barad Syarh al-Adabil Mufrad”. Penerbit Griya Ilmu. 2009.
3. Imam Nawawi. “Adabul ‘Alim wal Muta’allim”. Penerbit Maktabah ash-Shahabah, Thantha. 1987.
4. Imam Ibnu Al-Jauzi. “Shaidul Khatir” . Penerbit Maghfirah. 2016.
5. Muhammad Fu’ad Abdul Baqi. “Al-Lu’lu’ wal Marjan”. Penerbit Insan Kamil. 2010.
6. Abdul Qawi Al-Mudsiri. “Mukhtashar Shahih Muslim”.
Catatan: Dengan tidak mengurangi hikmah dari tulisan ini, karena kelemahan ilmu dan perangkat penulis tentang penulisan huruf arab maka pada tulisan ini tidak dituliskan tulisan Arabnya. Untuk melihat sumber asli tulisan Arab dapat dilihat pada Kitab rujukan di atas.
SMK Negeri 3 Tuban, 6 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih ilmunya, pak Sucipto, luar biasa mencerahkan ...
Ilmu yang bermanfaat. Salam kenal dan salam literasi....
Tulisan yg mengandung banyak ilmu dan hikmah. Salut dengan dalamnya kajian keilmuan pak Sucipto. Terima kasih pencerahannya, pak
Masya Allah, ilmu yang luar biasa. Terima kasih telah berbagi, Pak Sucipto.
Tulisan yang luar biasa. Dapat ilmu yang sangat bermanfaat. Terima kasih, Pak.
Mantap, sukses selalu buat bapak
Ilmu yang bermanfaat. Salam kenal.
Alhamdulillah. terima kasih atas ilmu yang bermanfaat, Pak
Mantap pak
Masya Alloh terimakasih pencerahannya Pak.Semoga Alloh SWT mengampuni seandainya pernah ada terbersit sifat tidak terpuji pada diri kita. Barokalloh
Luar biasa perjuangan seorang ulama, terima kasih Pak.. Alhamdulillah sudah saya follow Pak Guru
Bagus sekali ulasannnya pak. Menulislah dengan ikhlas maka Allah yang akan mencarikan pembacanya. Salam literasi.
Mantab, ulasan yang sangat lengkap dan bermanfaat, Pak... Mksh pencerahannya.
Trimakasih pencerahannya Pak... Salam literasi....
Tulisan yang sangat bernas dan bermanfaat, salam literasi.
Siip Pak mantap luar biasa salam sukses selalu
Catatan: Dengan tidak mengurangi hikmah dari tulisan ini, karena kelemahan ilmu dan perangkat penulis tentang penulisan huruf arab maka pada tulisan ini tidak dituliskan tulisan Arabnya. Tulisan yang betmanfaat terima kasih Pak, ilmunya. Terimakasih BP sudah mampir di akun saya. Ijin folow ya, Pak
Terimaksih sangat bermanfaat. Sukses buat kita semua
Sukses selalu pak sucipto, tulisan yang sangat bermanfaat. Trimakasih.
Ulasan yang keren pak sukses selalu
Terima kasih ulasannya pak. Informatif dan memotivasi. Sukses selalu pak. Barakallah
Terima kasih ilmunya pak..salam
Mantap Bapak Sucipto. Terima kasih ilmunya. Salam kenal dari tetangga Lamongan.
Sudah saya follow, follback ya Bapak Sucipto. Wassalamu'alaikum.
Masyaallah. Sangat bermanfaat. Terima kasih, Pak...
Masyaallah...artikel Islami yg super kereeen...Barokallah..
mantul bapak, makasih...tulisan yg sangat bermamfaat...salam literasi
Masya Allah, sebuah tulusan yang bagus penambah ilmu dan iman. Sejak dulu hingga kini fitnah selalu mengelilingi kita.
Imam panutan, rujukan mencari ilmu. Semangat berliterasi, semoga sukses selalu. Amin.
Ulasan yang sangat bagus sekali pak. semoga bermanfaat buat kita semua. Barokallahu fiik.
Mantap pak, belajar dari bukhari, semoga bisa menjadi pengikutnya
Masha Allah..luarbiasa Ilmunya sangat bernas ...terima kasih ilmunya sangat bermanfaat....salam santun
Terima kasih sudah berbagi ilmu Pak.
pesan sepanjang masa mantap Pak
Sangat bermanfaat. Sukses selalu ya Pak.
Terima kasih telah berbagi ilmunya pak. Sangat bermanfaat buat kami. Barakallah.
Subhanallah...Semoga kita senantiasa memegang kuat ke2nya.....Tulisan sangat inspiratif dan informatif....salam hormat... Terimakasih telah berkenan hadir....salam literasi
Terinakasih pencerahannya pak slm literasi. Sy follow pak
Ulasan keren pak, bnyk ilmu yang didapat...slm literasi pak
Sangat termotifasi untuk belajar hadis imam bukhari
Terima kasih ilmunya Pak. Salam literasi.
Ulasan yang sangat bermanfaat... terima kasih pak... salam sukses selalu
terima kasih sudah berbagi pak. keren ulasannya.
Luar biasa perjuangan seorang ulama, semoga membalasnya , terima kasih Pak Cipto
Terima kasih dapat ilmu. Tulisannya bagus.
Makasi pak. Luar biasa dan sangat menarik. Enak dibaca pak. Izin follow ya pak.
Terima kasih pencerahannya..
Pencerahan yang mantap ustadz. Syukron ustadz
Ulasan yang sangat bermanfaat sekali Bapak.salam kenal.salam literasi
Terimakasih ilmunya Bapak ..sangat bermanfaat
mantap pak
Teladan yang penuh makna pak, tksh....sukses selalu
Subhanallah...Syiar yg menyentuh hati pembaca...
Alhamdulillah dapat tambahan ilmu. Terima kasih atas ilmunya Pak Sucipto
Terimakasih share ilmunya
Terimakasih share ilmunya
Semoga barokah ilmunya pak
Semoga ilmu yang kita pelajari dapat bermanfaat