Sucipto

SMK Negeri 3 Tuban...

Selengkapnya
Navigasi Web

BELAJAR, MOTIVASI DAN PRESTASI (1)

Memahami pengertian dan makna belajar perlu diketahui oleh para guru, siswa dan para orang tua. Hal ini dimaksudkan supaya terjadinya proses belajar mengajar di sekolah dan pelaksanaan belajar di rumah dapat terlaksana dengan baik. Dengan memahami pengertian dan makna belajar, maka akan terjadi motivasi belajar yang baik dan akhirnya akan bermuara pada tercapainya prestasi belajar siswa.

A. Pengertian Belajar

Jika membaca buku-buku pendidikan dan psikologi, akan ditemukan banyak sekali definisi atau pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Tentu semua definisi yang dikemukakan tersebut bermuara pada pengertian perubahan tingkah laku seseorang.

Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan kemampuan lain (Hakim, 2004:1). Secara harfiah belajar mempunyai arti suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan atau sesuatu yang telah dipelajari (Djamarah, 1991:21).

Secara umum belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah laku individu. Oleh karena itu terjadinya perubahan tingkah laku yang mengarah pada perubahan yang baik dapat dikatakan sebagai sebuah prestasi belajar. Aktivitas belajar akan memberikan hasil yang berupa terjadinya perubahan pada diri individu. Dengan demikian belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah terjadi perubahan pada diri individu. Sebaliknya apabila tidak terjadi perubahan pada individu, maka dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar tersebut tidak berhasil.

Hasil yang dapat dilihat dari aktivitas belajar yang berupa perubahan pada diri individu dapat dilihat pada perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman belajarnya. Perubahan tingkah laku ini merupakan interaksi aktivitas belajar individu dengan lingkungannya. Interaksi yang dimaksud adalah interaksi edukatif yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak selalu bahwa belajar hanya terjadi dalam interaksi di dalam proses belajar mengajar di kelas saja. Aktivitas belajar dapat terjadi di luar kelas dengan interaksi dengan lingkungan yang berbeda.

Aktivitas belajar harus berorientasi pada tujuan. Tujuan yang ingin dicapai dalam aktivitas belajar adalah terjadinya perubahan. Perubahan yang diharapkan dari terjadinya aktivitas belajar ini adalah perkembangan diri individu seutuhnya. Rumusan bahwa belajar dapat dikatakan sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang menyangkut unsure cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Djamarah, 1991:21).

Nana Sujana (1991) menyatakan bahwa pada umumnya para ahli psikologi menerima pendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan perilaku sebagai hasil pengalaman atau praktek atau latihan. Belajar tidak dapat diterangkan sebagai perubahan perilaku atas dasar kecenderungan respon bawaan, kematangan, atau sifat-sifat temporer organisma seperti kelelahan, pengaruh obat, ketidaksadaran, dan lain-lain. Apabila seseorang belajar maka setidak-tidaknya untuk waktu tertentu berubah dalam kesediaannya memperlakukan lingkungannva. Belajar adalah proses yang aktif suatu fungsi dari kesefuruhan lingkungan di sekitarnya. Sedangkan Wittig (1991) memberi batasan bahwa belajar adalah beberapa perubahan yang relative permanen di dalarn perilaku organisme sebagai hasil pengalaman.

L. Crow & A. Crow (1989) memberikan batasan belajar adalah perubahan dalam respon atau tingkah laku (seperti inovasi, eliminasi atau modifikasi respon, yang mengandung setaraf dengan ketepatan), yang sebagian atau seluruhnya disebabkan oleh pengalaman, “pengalaman" yang serupa itu terutama yang sadar, namun kadang-kadang mengandung juga komponen penting yang tidak sadar, seperti yang biasa terdapat dalam belajar gerak ataupun reaksinya terhadap perangsang-perangsang yang teratur ataupun yang amat halus; termasuk juga perubahan-perubahan tingkah laku dalam suasana emosional, namun yang lebih lazim ialah perubahan yang berhubungan dengan bertambahnya pengetahuan simbolik atau ketrampilan gerak; tidak termasuk adanya perubahan-perubahan fisiologis seperti kelelahan, atau halangan atau tidak berfungsinya indera untuk sementara setelah berlangsung perangsang-perangsang yang terus menerus.

Sumadi Suryabrata (1993) menyatakan bahwa ada beberapa hal pokok berkenaan dengan belajar, yaitu: (1) Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral change, aktual maupun potensial); (2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru; dan (3) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

Wittig (1981) menjelaskan bahwa dalam studi tentang belajar nampak beberapa tahap yang muncul pada saat belajar. Awalnya, organisma harus mengasimilasikan atau mengerti materi-materi yang dipelajarinya. Tahap ini telah dinamai acquisition atau kemahiran. Sekali diperoleh, kemudian materi belajar dimasukkan dalam ingatan individu. Tahap ini sering dinamai tahap storage atau penyimpanan. Tahap ketiga disebut retrieval atau pencarian informasi belajar yang telah disimpan didalam memori untuk dikeluarkan atau dipergunakan.

Dalam Wikipedia (id.wikipedia.org/wiki/Belajar) pengertian belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon. Oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.

SMK Negeri 3 Tuban, 26 Nopember 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga bermanfaat.

02 Dec
Balas

Informatif sekali,,,salam sukses

13 Dec
Balas

Informatif sekali,,,salam sukses

13 Dec
Balas

keren ilmunya.

30 Nov
Balas

Sangat menambah wawasan

02 Dec
Balas



search

New Post