Sucipto

SMK Negeri 3 Tuban...

Selengkapnya
Navigasi Web

DINAMIKA PEMBELAJARAN DARING

Terjadinya wabah Covid-19 membuat dunia pendidikan berubah drastis dalam cara pandang dan dipaksa untuk melaksanakan percepatan Revolusi Industri 4.0. Pembelajaran yang harus mulai menempatkan siswa sebagai subyek pembelajar dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 terasa berjalan sangat lambat. Banyak guru yang tidak segera berubah dan mengikuti pola-pola baru ini dikarenakan cara pandang bahwa guru adalah pusat belajar. Para guru lupa bahwa siswa-siswa kita sudah mulai akrab bahkan sangat akrab dengan dunia internet. Pembelajaran yang seharusnya sudah mulai menempatkan siswa bisa belajar kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja terlaksana tidak sesuai dengan harapan.

Sebelum adanya pandemi Covid-19 sebenarnya sudah mulai didengungkan kebijakan pemerintah berupa “Merdeka Belajar” pada awal dilantiknya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (insan yang sangat akrab dengan dunia internet) yang bertujuan untuk membangun kemandirian mengajar, kemandirian belajar dan menumbuhkan kebiasaan refleksi. Merdeka belajar ini sangat bersinggungan dengan kebutuhan siswa untuk mencari sumber belajar yang lain selain guru. Dan sumber belajar lain yang sangat dibutuhkan ini tidak lain salah satunya adalah teknologi informasi berupa internet dengan segala aplikasi yang digunakan di dalamnya.

Kondisi wabah ini kemudian memaksa kita suka atau tidak suka untuk menggunakan teknologi informasi sebagai satu-satunya cara untuk berkomunikasi menyampaikan informasi kepada para siswa. Proses pembelajaran kemudian menjadi sangat berubah. Proses pembelajaran menjelma menjadi betul-betul sangat bergantung kepada teknologi informasi untuk terwujudnya revolusi industri 4.0. Pembelajaran pada era revolusi industri 4.0 menuntut pembelajar untuk mempunyai skill abad ke-21 yang dikenal dengan 4C, yaitu: Creativity, Collaboration, Critikal thinking, Communication.

Pembelajaran ini kemudian dikenal dengan proses pembelajaran daring (dalam jaringan) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring ini menjadi pemicu positif terhadap terlaksananya kebijakan merdeka belajar. Karena dengan sistem belajar online ini, sumber belajar menjadi sangat cair. Seperti yang yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu “Jadikan setiap tempat sebagai sekolah, dan jadikan setiap orang sebagai guru”. Petuah bijak yang sudah disampaikan puluhan tahun lalu baru bisa kita rasakan kebenarannya sekarang, ketika pusat belajar tidak lagi guru di kelas.

Pandemi covid-19 memberikan hikmah dengan adanya percepatan revolusi industri 4.0. Hal ini minimal ditunjukkan dengan pelaksanaan pembelajaran secara daring yang tidak lagi bergantung dengan pembelajaran tatap muka langsung. Kita dipaksa untuk segera memasuki industri teknologi informasi untuk mendukung proses pelaksanaan pembelajaran secara jarak jauh dengan tidak mengurangi interaksi antara pendidik dan peserta didik.

SMK Negeri 3 Tuban, 16 Nopember 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap ulasannya pak

26 Nov
Balas

Mantab sekali ulasannya Pak... Salam Literasi

16 Nov
Balas



search

New Post