Sucipto

SMK Negeri 3 Tuban...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENGENAL KARAKTER DAN MENTAL SISWA (4)

KARAKTER DAN MENTAL ANAK

Kelima hal tersebut di atas adalah persiapan pembangunan karakter dan kepribadian yang secara umum. Berikut adalah fase-fase yang dialami anak dan siswa kita sesuai dengan usia yang akan dibagi dalam beberapa fase.

1. Fase Tangguh (0 – 3 Tahun)

Percepatan penyerapan otak anak bekerja pada usia ini adalah 8 kali dari orang dewasa. Pada fase ini otak bersifat seperti spons yang akan menyerap seluruh air yang ada di sekitarnya. Stimulus yang baik pada otak emosi ketika bayi adalah pembiasaan yang ditampilkan oleh orangtuanya. Contoh pembiasaan orang tua yang ditiru anak antara lain yaitu tatapan mata yang teduh, intonasi suara yang terkendali, detak jantung yang tenang, embusan nafas yang nyaman, atau keringat yang normal.

2. Fase Tangguh (3 – 7 Tahun)

Pada fase ini percepatan penyerapan otak pada anak sebesar 5 kali dari orang dewasa. Pada saat ini, anak harus dilatih sensori, motorik dan emosinya. Anak mencontoh lingkungan terdekatnya bagaimana cara beremosi dan berperilaku, anak melakukan sesuatu dikarenakan senang atau tidak senang. Kita harus mengajak anak senang pada kebaikan, misalnya cinta pada Allah sebagai dasar-dasar keimanan. Anak harus dilatih belajar individuasi untuk memenuhi pemenuhan ego anak. Anak harus belajar Belajar dari significant others untuk menumbuhkan fitrah melalui keteladanan dan kebiasaan yang baik. Saat periode ini harus kejar perkembangan yang meliputi 50% kemampuan emosi, 40% kemampuan kinestetik dan psikomotor, 10% kemampuan kognitif/rasio.

3. Fase Cerdas (7 - 11 Tahun)

Pada fase ini percepatan penyerapan otak anak bekerja pada usia ini adalah 3 sampai 4 kali lipat dari orang dewasa. Cerdas didapat dari menumbuhkan dengan cara menstimulasi otak prefrontal cortex dengan cara sebagai berikut.

- Siap memiliki kesadaran dan kepatuhan (adab)

- Masukan ilmu yang benar yang dimulai dengan moral melalui dialog dua arah,

- Luangkan waktu untuk membimbing rasionalitasnya

- Tanamkan disiplin dan pengaturan diri

- Hubungan sebab akibat yang benar

- Ajarkan makna kebaikan

Saat periode cerdas ini harus dikejar perkembangan yaitu 30% kemampuan emosi, 20% kemampuan kinestetik dan psikomotor, 5% kemampuan kognitif/rasio.

4. Fase Berakhlak (11 – 15 Tahun)

Pada fase ini percepatan penyerapan otak anak bekerja pada usia ini adalah 2 kali dari orang dewasa. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan fase berakhlak ini, yaitu:

- Mengasah jati diri anak

- Mengajarkan, menanamkan, membiasakan, dan konsistensi dalam kebaikan dan berakhlaq baik.

- Menyiapkan dan menguatkan pembelajaran keagamaan.

- Mengajarkan dan mendidik dalam ilmu kehidupan dan pemaknaan bahagia.

- Membelajarkan tanggungjawab.

Saat periode ini harus dikejar perkembangan 30% kemampuan emosi, 5% kemampuan kinestetik psikomotor, 65% kemampuan kognitif/rasio

5. Fase Membangun Tanggungjawab

Beberapa hal yang harus ditanamkan kepada anak dan harus disadari oleh orang tua dan guru sebagai berikut.

- Orang tua dan guru harus berpikir positif bahwa anak tak selemah yang dibayangkan oleh orang tua atau guru.

- Belajar untuk konsekuensi terhadap segala sesuatu yang sudah dipilih dan ditetapkan.

- Belajar tentang beratnya menghadapi kehidupan nyata seperti peribahasa “tangan mencencang - bahu memikul

- Mengetahui sifat yang muncul pada fase ini yaitu “membalas” perlakuan.

- Melatih anak merasakan akibat dari perbuatan yang dilakukan.

- Orang tua paham bahwa pada fase ini anak menginginkan sebuah kebebasan.

- Orang tua dapat mulai menyerahkan amanah dan tanggungjawab

6. Fase Memecahkan Masalah

- Orang tua dan guru memahami bahwa anak bukan makhluk yang bodoh.

- Orang tua dan guru jangan sembunyikan masalah dan melatih anak untuk tidak menyembunyikan masalah.

- Melatih anak untuk saling berbagi masalah

- Melatih anak untuk memasuki masa dewasa.

- Anak membawa masalah kehidupan ke rumah.

- Melatih dan mengajak anak untuk rajin berdiskusi.

- Mengajarkan anak untuk problem solving

7. Fase Latihan Berorganisasi

- Anak belajar untuk berorganisasi, dimana organisasi adalah gambaran berkehidupan.

- Di dalam organisasi siswa belajar untuk manajemen, kerjasama, kepemimpinan, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan sebagainya.

- Anak dan siswa dapat mulai dari mengorganisir rumah.

- Belajar berorganisasi dengan menjadi EO acara keluarga.

- Mulai belajar berorganisasi dari organisasi sekolah yaitu OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah).

8. Fase Mencari Nafkah

- Anak belajar mencari nafkah dengan berbisnis mulai dari rumah.

- Melatih dan mengingatkan anak bahwa pada saat masuk usia dewasa harus dapat menghidupi diri sendiri.

- Orang tua dan guru harus “belajar tega” menghadapi anak supaya memasuki masa dewasa lebih siap.

- Orang tua dan guru jangan memenuhi permintaan anak secara keseluruhan.

- Diskusi tentang pekerjaan pada anak.

- Belajar mencari nafkah dengan mulai dari mencari uang jajan sendiri.

Setelah kita mengetahui fase-fase pertumbuhan anak pada akhirnya kita harus melakukan cara-cara untuk melakukan pencegahan segala problem psikologis anak melalui Pola Asuh sebagai berikut.

1. Melatih anak untuk mentoleransi setiap masalah yang ditemui.

2. Bangkitkan self esteem yaitu penghargaan terhadap kemampuan dirinya. Self esteem adalah kebutuhan yang harus dipenuhi setelah cinta dan kasih sayang yang diterima oleh anak dari orang tua atau guru. oleh karena itu orang tua atau guru harus memenuhi cinta dan kasih sayang yang dibutuhkan anak. Sebagai orang tua dan guru sering-seringlah memberikan apresiasi dan pujian terhadap setiap program sekecil apapun yang dicapai anak.

3. Tanamkan nilai yang benar sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat khususnya norma agama.

4. Buatlah program membentuk belief system yang benar dan rajin menanyakan pemahamannya terhadap sesuatu sebelum kita menghukum kesalahan pada anak kita.

SMK Negeri 3 Tuban, 25 Nopember 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sukses selalu, Pak. Salam literasi

01 Dec
Balas

mantap ulasannya pak, salam literasi.

26 Nov
Balas

keren pak haji, salam kenal pak haji, saya yelli Gusrita, saya lihat pak haji selalu artikelnya masuk artikel terbanyak pembacanya dan populer juga, rahasianya apa pak haji ? mks dan sukses selalu

30 Nov
Balas



search

New Post