Sucipto

SMK Negeri 3 Tuban...

Selengkapnya
Navigasi Web

PENGUATAN KARAKTER PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN DARING (2)

Konsep Pendidikan Karakter

1. Penguatan Karakter Peserta Didik

Untuk menjawab pertanyaan bagaimana penguatan karakter peserta didik dalam pembelajaran daring, maka kita harus membahas konsep pendidikan karakter. Konsep pendidikan karakter pada konsep lama dalam pendidikan nasional terdiri dari: a) Pendidikan Budi Pekerti; b) Pendidikan Moral Pancasila; c) Pendidikan Nilai; d) Pendidikan Akhlak. Sedangkan pada konsep pendidikan karakter yang baru terdiri dari: a) Pendidikan Multi Kultural; dan b) Pendidikan Karakter. Sedangkan Pendidikan Karakter dalam konsep Islam dapat dilihat dari 2 ayat berikut: Dalam islam Rasulullah Sallallahualaihiwasalam diutus untuk menjadi teladan yang sebaik-baiknya bagi manusia (QS AL-Ahzab:21) karena memiliki budi pekerti yang agung (QS. Al-Qalam:4).

Dalam pendidikan karakter dengan paradigma baru suatu disiplin ilmu baru yang berdiri sendiri yaitu Program Pendidikan Karakter atau Mata Pelajaran tersendiri. Pendidikan Berbasis Karakter meliputi Integrasi nilai-nilai karakter dan budaya dalam pembelajaran dan budaya sekolah. Definisi umum pendidikan karakter adalah program (gerakan) nasional untuk menciptakan sekolah yang mendorong terbentuknya etika, tanggungjawab, dan kepedulian kepada generasi muda dengan membentuk dan mengajarkan karakter yang baik melalui penekanan ni8lai-nilai universal yang dianut bersama.

Ketika presiden Sukarno ingin mengangkat Ki Hajar Dewantara menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ada satu pertanyaan yaitu: “Wahai Ki Hajar kemana Anda akan membawah generasi bangsa Indonesia yang baru merdeka saat ini?” Ki Hajar Menjawab “Saya ingin membangun peserta didik yang memiliki budi pekerti yang luhur”. Lalu Presiden bertanya lagi “Apa itu budi pekerti?” Dijawab oleh Ki Hajar Dewantara, “Budi pekerti itu terbangun dari 2 kata yaitu budi dan pekerti”. “Budi artinya penyatuan pikiran, perasaan dan jiwa sedangkan pekerti adalah spirit”. Spirit berasal dari kata spiritual yang menurut Ki Hajar Dewantara yang bermakna ruh, dasar atau tenaga. Artinya menurut Ki Hajar Dewantara, pikiran tidak akan berfungsi dengan baik tanpa diberi tenaga oleh ruh. Perasaan tidak akan bekerja dengan baik tanpa diberi tenaga oleh ruh. Begitu juga akan menjadi hampa apabila tidak diisi dengan ruh. Pertanyaan Presiden Sukarno, “Bagaimana riilnya?” Ki Hajar ingin membangun pendidikan di atas empat pilar yaitu Olah Pikir (kognitif), Olah Rasa (Afektif), Olah Hati (Qolbu Spiritual) dan Olah Raga (Kinestetik/Psikomotor). Ini sebenarnya sejalan dengan keteladanan Rasulullah yaitu empat karakter utama yaitu Sidiq (Benar), Amanah (Dapat dipercaya), Tabligh (Informatif) dan Fathonah (Bijaksana). Dalam perkembangannya ketika Ki Hajar Dewantara akan meramu ini kalah dengan teori dari barat yang kuat aspek kognisi, afeksi dan psikomotoriknya. Sejak Kurikulum pertama tahun 1947 sampai kurikulum hari ini, integrasi empat pilar yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara tidak terwujud terutama aspek spiritualitas. Aspek Spiritualitas ini akan kering karena pendidikan nasional Indonesia yang diselenggarakan di negara kita baik sekolah umum maupun pondok pesantren semata berorientasi pada keberhasilan aspek kognitif, afektif dan psikomotornya saja. Sehingga pendidikan akan tercerabut dari akar spiritual yang dicetuskan dan akan ditanamkan oleh Ki Hajar Dewantara.

Berikut adalah diskripsi empat pilar yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara.

Kawasan

Nilai-nilai Karakter

Olah Pikir

Cerdas (cerdas kata, angka, cerdas gambar, musik, mengatur diri, berhubungan dengan orang lain, flora dan fauna, dan eksistensial), kritis (ingin tahu, reflektif, terbuka), kreatif (produktif, inovatif, dan beriptek)

Olah Rasa

Ramah, apresiatif atau menghargai, suka penolong, sederhana, rendah hati, tidak sombong, bijak, pemaaf, mudah kerjasama, gotong royong, peduli, mengutamakan kepentingan umum, beradab, sopan santun, nasionalis.

Olah Hati

Beragama, alim, jujur, amanah, adil, bertanggungjawab, integritas, loyal, tulus, ikhlas, empati, murah hati, berjiwa besar, teguh pendirian.

Olah Rasa

Disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, ceria, gigih, bekerja keras, berdaya saing.

Pada saat ini Pendidikan Karakter dalam Kurikulum Nasional terdapat 18 karakter yaitu: Religius, Disiplin, Mandiri, Semangat Kebangsaan, Cinta Damai, Gemar Membaca, Cinta Tanah Air, Demokratis, Kerja Keras, Jujur, Toleransi, Kreatif, Rasa Ingin Tahun, Menghargai Prestasi, Peduli Lingkungan, Tanggungjawab, Bersahabat/Komunikatif, Peduli Sosial.

Pentingnya pendidikan karakter diberikan kepada peserta didik baik pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka maupun pembelajaran daring. Akan tetapi yang menjadi tantangan adalah pelaksanaan pembelajaran daring tidak ada pertemuan langsung dimana pendidik tidak bisa langsung mengamati perilaku peserta didik dan tidak dapat memberikan keteladanan perilaku terhadap peserta didik.

SMK Negeri 3 Tuban, 20 Nopember 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang mengispiratif, salam literasi Pak Sucipto

21 Nov
Balas

sangat bermanfaat

21 Nov
Balas



search

New Post