SETIA AKAN KALAH OLEH KEMILAU MEGAH DUNIA

Oleh : Sudahri ( Kepala MI Al Imamiyah )

Kisah perjalanan hidup manusia tidak lepas dari rencana tuhan yang kadang tidak sama dengan keinginan hati. Terkadang sesuatu yang diyakini akan menjadi milik kita, Allah takdirkan berbeda dengan keinginan dan rencana manusia. Terkadang menyakitkan namun memiliki hikmah dibalik kejadian – kejadian yang mewarnai hidup manusia. Seolah Tuhan tidak adil akan semua takdir yang terjadi pada manusia. Rencana Tuhan lebih baik dari apa yang manusia rencanakan. Memiliki keajaiban penuh tangis mewarnai kisah Aldi, pemuda yang sangat bertanggung dan pendiam. Berharap sang pujaan hati akan ada dalam sepanjang hidupnya untuk mendampingi dalam bingkai rumah tangga yang sakinah bertabur bunga Surga dalam keabadian. Fadina Putri tokoh di kampungnya adalah tambatan hati yang lama terjalin.

Kisah mereka terhalang oleh keinginan orang tua Fadina yang menjodohkannya dengan laki-laki kaya di kampung, laki-laki yang di anggap lebih terhormat dan bisa membahagiakan Fadina. Perjodohan dengan laki-laki lain pilihan orang tua Fadina berlangsung cepat, hingga berlanjut ke pernikahan. Aldi yang tidak mengetahui perjodohan ini, Tampak seolah tidak terjadi apa-apa. Hingga pada malam itu Aldi menelepon Fadina melalui panggilan WA, seperti sebelum-sebelumnya. Maksud hati ingin melepas kerinduan, Namun menorehkan luka yang tak akan disembuhkan. “ Mas Al, Fa minta maaf “. Begitu lirihnya. Seperti saluran darah tersumbat seketika saat Fadina menjelaskan keadaan yang terjadi, Fadina menjelaskan semuanya. “ Fa akan dinikahkan minggu depan “. Tumpah air mata Aldi. Harapan runtuh seketika. Karena malam itu menjadi yang terakhir kebersamaan dengan wanita pujaannya.

Tuhan tidak pernah salah memilih takdir untuk hambanya. Hal ini yang selalu menguatkan Aldi dalam menghadapi prahara asmaranya yang bagai arah mata angin, tak pernah bisa ditebak kemana akan tertuju. Jalan terbaik baginya adalah melepaskan cintanya. Tidak terlena kepada cerita cinta yang menggubah rasa tak berarah, menuai pada rindu yang salah.