MAAF AKU MEMILIH PAMIT
Di balik jendela Windu menyingkap tirai, tatapannya terus tertuju pada gerimis, batin bergejolak betapa teramat bodoh yang dirasakan memperjuangkan apa yang tak seharusnya diperjuangkan.
Tak terhitung waktu untuk memahami keadaan dan perbedaan tak sedetik pun terlihat timbal balik kasih sayang, sangat sedih memang hal yang sangat istimewa pun tak pernah diperlihatkan yang ada hanya jawaban karena tiada terbiasa untuk mengungkapkan hal yang tak penting.
Windu menarik nafas mendalam apakah benar rasa sayang tiada dinilai dari hal-hal yang kecil?, lalu bagaimana rasa sayang itu dapat terukur, saat itu Windu tak dapat jawaban, hanya kata maaf dan suasana hening.
Dalam kebimbangan dan tiada kepastian Windu mencoba untuk memahami namun hati merasa lelah dan jenuh dan menganggap ini perjuangan yang konyol yang meletihkan diri sendiri. Memang sakit untuk mengakhiri tapi lebih baik sekarang, karena gambaran yang dia berikan akan lebih sakit ke depannya jika teruskan, dan kumohon maafkan aku pamit dari kisah ini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar