MAAFKAN RASAKU HILANG
Alin menyandarkan tubuh di sofa mengarahkan pandangan ke arah rembulan yang memancarkan pesona cahaya sempurna, rasa bersalah sering menyelimuti dirinya, membuat bibir Alin tetap bungkam hingga rasa yang ada perlahan akhirnya hilang.
Menjalani bahtera dari awal kerikil selalu menghadang, Alin berjanji akan siap menghadapi, setia, tetap memegang janji dan siap meninggalkan karier demi Bagas dan menyempurnakan kebahagiaan keluarga. Melakoni sebagai istri Bagas dan sebagai ibu dua putri melengkapi keluarga kecil sungguh membahagiakan, kehadiran mereka penyemangat hidup Alin.
Seiring berjalannya waktu, perubahan terjadi, entahlah,,,, Alin hanya ingin merubah keadaan menjadi lebih baik dan tidak hanya terkungkung dengan hidup yang di bawah keterbatasan. Sungguh Alin tak pernah menyesali kehidupan yang sederhana tak pernah sekalipun menuntut Bagas di luar kemampuan sebagai ayah anak-anak Alin.
Demi merubah keadaan Alin berani melangkah kembali berkarir. Langkah yang ditempuh memang sangat berat perhatian Alin tentu terbagi antara keluarga dan pekerjaan, keadaan ini harus diterima meskipun penghasilan belum cukup besar tapi setidaknya dapat menutupi kekurangan agar Bagas tidak terbebani tuntutan hidup.
Ada ketidakpuasan di wajah Bagas dengan alasan perhatian Alin tidak lagi sepenuhnya untuk dia, sifat yang dulu penuh lemah lembut kini berubah menjadi bringas dan arogan kadang tanpa berpikir mengeluarkan kata yang tak disadarinya membuat hati Alin teriris dan sakit.
Alin tetap menyadari memang dia yang salah, mengapa harus berkarir lagi, tapi apakah Alin harus diam melihat keadaan yang serba kekurangan?, sedangkan ada kemampuan yang dia miliki untuk menopang ekonomi?.
Kadang Alin butuh penyemangat tapi yang diterima adalah ocehan menyudutkan, dan kata keluhan tak sekalipun hasil yang didapatkan oleh Alin dihargai, di depan leptop Alin bekerja sambil meneteskan air mata, tak berartikah aku?, lalu untuk siapa aku bekerja?.
Dalam diam Alin hanya menumpuk kata dan menyimpan rapat kepiluan dan pengorbanan hidup untuk seorang lelaki yang bernama Bagas yang sampai saat ini tiada pernah mengukur kesetiaan, kesabaran, dan ketabahan Alin untuk Dia.
Alin juga wanita biasa tidak sempurna butuh dimengerti butuh kasih sayang bukan hanya sebagia Alin yang selalu dituntut memahami dan mengikuti aturan Bagas, dan kini maafkan jika rasa Alin sudah hilang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alin sabar ya
Tetap sabar demi cinta Bunda,,,,
Sabar ya Alin. Sukses selalu buat Ibu Sudarmi.
Aamiin... Makasih pak
Alin yang luar biasa...semoga Bagas memahami.....salam sukses selalu...