KONSPIRASI HATI
Tantangan Menulis hari ke-420
KONSPIRASI HATI
Amarah yang membuncah selalu menjadi gaya komunikasi andalan kita saat lelah mendera. Menyisakan sejuta tanya dan luka tak kasat mata. Trauma dan beban perasaan bagaikan rantai kaki gajah yang membelenggu. Sejatinya kita hidup dalam bayang kelam kehidupan. Kita terperosok dalam lembah penderitaan. Kita terpenjara di tengah pusaran konflik. Perbedaan diantara kita semakin meruncing tajam.
Kadang aku masih terpaku mengenang masa lalu. Kapan tepatnya kita mulai dekat, aku sudah lupa. Ingatanku mulai berkarat seiring waktu yang terbang melesat.
Satu yang pasti adalah kita semakin akrab. Kita banyak menghabiskan momen bersama. Perpisahan ini terasa berat. Aku tak tahu sampai kapan kuat bertahan. Bagaimanapun juga, aku hanya seorang manusia yang mudah meneteskan air mata. Kadang ada tanya yang tak perlu dicari jawabannya. Hatiku mudah rapuh dimakan usia yang merayap senja. Saat jenuh melanda, semua terasa hampa. "Aku melangkah tanpa arah, hanya sekedar membunuh waktu,"ucapku sendu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih apresiasinya. Salam literasi. Mari berkarya .
Melow mode on
Melow mode on
Aku berada di dasar lembah patah hati. Hatiku sudah berantakan, dirajam sembilu oleh orang yang mengaku sebagai teman dan kolega .