AMANAH ITU SABUN PEMBERSIH NODA Oleh: Suesilowati Sukirman

***

Kalau ada tugas yang paling aku takuti itu adalah menjadi bendahara. Tapi sepertinya sesuatu yang ditakuti itu akhirnya datang juga menjadi sebuah amanah. Hari ini dengan segala resah amanah “hantu” bernama bendahara ini kuterima. Yayasan baru saja melakukan perombakan struktur, karena ada SDM yang mendapatkan promosi untuk menduduki jabatan di cabang baru sehingga beberapa posisi lama mengalami kekosongan. Ketakutan ini tentu bukan tanpa alasan, beberapa kali menjadi bendahara dalam skala yang kecil aku lebih sering nombokin uang kas yang selalu kurang dari data yang tercatat…parah kan. Tapi untung tak dapat diminta dan malang tak dapat ditolak, akhirnya amanah itu jatuh juga padaku. Mungkin amanahku tak seberat Umar bin Khattab, sahabat rasulullah yang ketika mendapatkan tampuk amanah sebagai khalifah kedua setelah wafatnya sahabat Abu Bakar As-Siddiq. Tapi aku ingin mengikuti langkah beliau, berdoa dan mengadukan semua lemah diri pada Allah. Dalam gugup yang sangat hatiku menjulangkan doa, seperti yang dilantunkan khalifah mulia Umar bin khattab “Ya Allah, aku ini sungguh keras, kasar, maka lunakkanlah hatiku”. “Ya Allah aku sangat lemah, maka berikanlah kekuatan. Ya Allah aku ini kikir, jadikanlah aku dermawan bermurah hati". Berbekal keyakinan, bahwa setiap amanah adalah cara Allah mendidikku, dan setiap amanah yang dipikul adalah sabun pembersih noda-noda bodohku yang Allah sediakan, agar diri ini bisa segera berbenah dan menambah kebaikan. Bismillah…bimbing aku ya Allah. Jakarta, 26 Juli 2021