APA CITA-CITAMU ( TAGUR-258)
APA CITA-CITAMU??
Oleh: Suesilowati Sukirman
**
Adek…kamu cita-citanya apa? Ini pertanyaan yang paling sering kita tanyakan saat bertemu anak-anak. Tidak ada yang salah dengan pertanyaan tersebut, karena memang sebagai manusia yang optimis kita harus selalu punya mimpi dan cita-cita untuk di wujudkan.
Bukankah seorang proklamator dan bapak bangsa Soekarno, juga menyerukan qoute motivasi pada anak bangsa, dengan bahasa yang luar biasa ““Gantungkanlah Cita-citamu setinggi langit, Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang.”
milikilah cita-cita dan impian yang tinggi, agar kalian bekerja keras untuk dapat mewujudkannya. Jika kalian gagal, kalian tidak akan menyesal karena perjuangan kalian tidak akan pernah menghianati kalian.
Arti “cita-cita” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keinginan yang selalu ada di dalam pikiran. Sedang menurut pandangan lainnya, cita-cita diartikan sebagai bagian dari pandangan hidup manusia yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha.
Dalam pandangan kita, acapkali cita-cita hanya sebatas capaian dunia, keinginan dan keberhasilan untuk memiliki jabatan, rumah mewah, mobil mahal dan capaian-capaian dunia lainnya. Kita lebih sering luput dari menanamkan cita-cita untuk kehidupan akhirat. Berkejaran dengan cita-cita dunia kadang membuat kita meninggalkan banyak kewajiban; kewajiban sebagai anak, sebagai orang tua, sebagai suami/ istri, bahkan kita meninggalkan kewajiban sebagai hamba Allah. Bukan hanya itu kita juga terkadang menerobos halal-haram, dan melegalkan segala cara untuk dapat mewujudkan cita-cita kita.
Sepertinya meluruskan makna cita-cita perlu segera kita lakukan, agar semua lelah dan jerih payah kita punya nilai, baik di kehidupan dunia maupun di kehidupan akhirat. Menilik apa yang di sampaikan seorang ulama ternama Syekh Abdul Qadir Jailani, beliau menuturkan
"Cita-citamu terletak pada apa yang menjadi kebutuhanmu. Jadikanlah cita-cita keridhaan Tuhanmu dan segala apa yang ada pada-Nya."
Cita-cita adalah kebutuhan, maka jadikanlah kebutuhan akan keridhoan Allah atas dirimu itu menjadi cita-cita tertinggi dan terdalam yang selalu terngiang dan terpatri di hati dan jiwa. Bukankah ketika keridhoan Allah telah melengkapi dirimu, maka segala hal di atas dunia ini akan menjadi kecil dan sederhana.
Keridhoan Allah membuat seorang hamba, seorang manusia merasakan ketercukupan yang akan menjauhkannya dari rasa dahaga pada dunia yang tak jelas ujungnya.
Sudah saatnya kini, kita mengubah redaksional pertanyaan kita pada anak-anak, dengan sebuah pertanyaan motivasi yang lebih tinggi, yang bernilai dunia akhirat.
Nak…sudahkan keridhoan Allah menjadi cita-citamu? yang membuatmu bergiat belajar dan ingin menjadi orang hebat, orang kaya, orang terkenal dan juga menjadi seorang yang takut bila melanggar perintah dan larangan tuhannya?
Selamat mengapai cita-cita nak!!
Masa ini milikmu… gunakanlah dengan bijak dan tahu diri
Jakarta, 22/10/2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar