KETOPRAK JIWA ( TAGUR- 184)
KETOPRAK JIWA
oleh: Suesilowati Sukirman
Baru belajar menulis, bahkan belum ada buku solo yang dihasilkan. Beberapa kali membuat outline ide tulisan juga belum tuntas dieksekusi oleh anak mamak. Tak mau mencari pembenaran, sederet kesibukan bukan sebuah alasan karena ada mereka yang sibuk namun berkarya tuntas.
Berkali coba merenung, mencari ingin diri dan mencandainya dengan berbagai tanya. Aku butuh temen, memecah sumbatan-sumbatan rasa dan ingin dalam baris-baris detail rencana dan kata…tapi siapa? aku masih mencari orangnya, maukah kau menjadi dia?
Di sela kebingunganku, sebuah whatapps datang dari orang yang ku kenal dari sebuah grup. Ia memintaku untuk memberikan saran, masukan atas buku solo kedua yang sedang ia tuliskan. Masyaallah…ini rasanya bener-benar seperti diatas ketoprak masih ada kerupuk.
Akhirnya kelemahan itu berbicara, kuiyakan juga inginnya. Naskah pun dikirim dan segera kubuka lembar demi lembar nya, sepi sunyi batinku mencari apa yang hendak diberi atas karya yang ditulis sepenuh hati.
Aku hanya membasuh peluh hati, mencari arti kesungguhan, kerja keras dan fokus. Inilah ketoprak jiwa, yang harus ku tata rapi dalam sangkar-sangkar kesibukan, yakin ada jeruji-jeruji kesempatan, seperti selalu ada kerupuk diatas ketoprak.
Mari … mampir
Jakarta, 7 Agustus 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ulasannya