MENANGISLAH (TAGUR 255)
MENANGISLAH
Oleh: Suesilowati Sukirman
**
Penjelasan mana lagi yang diminta
Bukankah setiap penciptaan telah nyata
Lintasi mata bathin dan zahir kita
Masihkan itu tak memberi rasa
**
Lewat ungkapan apa lagi perintah di kata
Semua aksara telah terwakili sempurna
Mungkinkah hatimu kehilangan makna
Tak mendengar apa yang terkabar
**
Bila mata dan telingga
Tak lagi bisa menjadi sarana
Pahami apa yang terbentang di semesta
Maka menangislah atas sirnanya rezeki raga
**
Saat pendengaran dan penglihatan hilang hakikatnya
Bukankah ada hati yang jembatani jiwa
Adakah iya telah pergi juga?
maka menangislah untuk jiwa mati yang kau punya
Yang tak mengenal siapa pencipta dan pemiliknya
**
Jakarta,10/19/2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi keren
bunda cantik, terima kasih. sehat dan sukses selalu ya bun
Puisi keren
Bila mata dan telinggaTak lagi bisa menjadi saranaPahami apa yang terbentang di semesta. Puisi indah syarat makna. Sukses selalu buat Ibu Susilowati
alhamdulillah, terimakasih bapak atas kunjungan dan supportnya. salam literasi, salam sehat dan sukses selalu pak herru
Mantab puisinya, sukses selalu Bu Soesilowati
alhamdulillah terimakasih bunda cantik atas kunjungan dan supportnya. salam sehat dan sukses selalu bun