Hampir setiap hari,sosok pemuda selalu naik turun gunung.Nampak beban berat yang menggelayut di punggungnya.Namun,tak pernah rasa letih menghentikan tekadnya.Tetesan keringat mengalir deras pada tubuhnya,melicinkan keinginan mulianya.Hinaan bahkan olokan bak orang gila,kerap tak dipedulikannya.Baginya,keinginan itu secepatnya terlaksana dan menjadi nyata.

Uwais al Qarni namanya.Sosok pemuda yatim,akrab dengan kesengsaraan,yang begitu memuliakan ibunya.Uwais senantiasa merawat dan selalu memenuhi keinginan ibunya.Dan,keinginan ibunya yang sudah renta,sungguhlah mulia, ibunya ingin pergi haji.Uwais pun berpikir keras untuk memenuhi keinginan mulia ibunya.Uwais segera menyusun rencana dan cara dalam segala keterbatasannya.

Delapan bulan berlalu,dengan latihan menggendong lembu,kini otot dan fisik yang kuat,Uwais siap menggendong ibunya dari Yaman ke Makkah.Sebuah perjalanan yang jauh tak terhinnga.Sesampainya di depan ka`bah,Uwais memohon doa.”Ya Alloh,ampunilah dosa ibuku,masukkan ia di surgamu!”Uwais tak meminta apapun selain doa dan permohonan buat ibunya.Bahkan Uwais berkata pada sesorang,”apakah dengan pengorbananku aku telah membalas kebaikan budi ibuku?”Seseorang itu pun menjawab,”belum,bahkan perjalanan jauh dan pengorbananmu,belum bisa membalas satu hentakan ibumu saat melahirkanmu.”Uwais,pemuda istimewa itu, semakin terharu,dan terus memanjatkan doa,ampunan untuk ibunya tercinta,agar kelak menjadi ahli surga.