Entah mengapa,setiap pagi,sore,selalu saja terlihat segelas kopi berada di atas meja makan ruang dapur keluarga besarku.Sekilas,kupandangi dengan seksama gelas kopi itu, dengan rasa penasaran yang luar biasa,tak ada bedanya dengan kopi –kopi yang dijual di warung – warung.Tapi, mengapa Ibu selalu menasehati dan bilang padaku,juga saudara – saudaraku untuk tidak,menyentuh,membuka bahkan sampai meminumnya.”Itu kopi buat Bapak,kalian gak boleh membuka,apalagi meminumnya,nanti kamu kuwalat!”seru Ibu padaku dan saudara – saudaraku.

Akupun juga saudara –saudaraku,tak pernah membuka,apalagi memi numya,malah jika tutup gelas kopi keramat itu miring sedikit,buru – buru aku membenahinya.Begitu besar pertanyaan dalam diriku,dan begitu lama kucoba mencari tahu tentang kekeramatan segelas kopi buat ayahku.Apakah anak – anak yang lain juga begitu?Tak boleh membuka,bahkan meminum segelas kopi ayahnya?Ada pesan apa yang tersimpan,yang ingin disampaikan Ibu pada anak – anaknya,melalui segelas kopi keramat buat Ayah?Hingga kinipun aku tak berani membuka,meminum kopi itu.Aku berusaha menerka dan mencari tahu,pasti ada pembelajaran dan edukasi dari nasehat Ibu yang kelak akan kutemukan dalam kehidupan.