Bagaimana Si Kecil Bisa Puasa Tanpa Terpaksa?
Membiasakan anak berpuasa sejak dini bisa menjadi suatu perkara yang gampang-gampang susah . Kondisi lingkungan tempat tinggal, keluarga dan sekolah juga menjadi faktor penentu bagi orang tua untuk menerapkan pembiasaan tersebut. Ada anak yang termotivasi melaksanakan ibadah puasa karena anggota keluarga, teman dekat, atau pembiasaan yang diberlakukan di sekolahnya. Berikut beberapa tips yang sudah saya terapkan dalam pembiasaan puasa pada anak:
1. Orang tua adalah model bagi anak-anaknya
Pelajaran yang kita berikan kepada anak akan lebih bisa diterima oleh mereka jika disertakan contoh. Hal ini membuat anak lebih mudah memahaminya. Tentu saja model yang paling baik bagi anak adalah orangtuanya sendiri. Orang tua yang rajin melaksanakan ibadah akan melahirkan generasi yang taat pada agama. Begitu juga dengan pembiasaan puasa. Saat orangtua menjalankan ibadah puasa, pasti anak akan bertanya apa itu puasa, mengapa ibu atau bapak tidak makan, dan lain sebagainya. Hal ini akan menimbulkan rasa penasaran anak sehingga anak ingin mencobanya dan mempraktikannya sendiri. Ingat, dalam tahap tumbuh kembangnya, anak bisa dengan mudah meniru perilaku seseorang di sekitarnya.
2. Membiasakan puasa secara bertahap.
Saya mempunyai sepasang anak yang kini sudah berusia 12 tahun dan 9 tahun. Sejak usia 5 tahun, anak-anak sudah mulai saya bangunkan untuk sahur bersama. Mengingat mereka masih membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan makanannya, sementara kita juga harus sahur tepat waktu jadi saya memberikan toleransi hingga azan subuh. Begitu terdengar adzan semua aktifitas makan dan minum mereka dihemtikan. Biasakan mereka untuk gosok gigi meski belum waktunya untuk mandi. Biasakan pula dengan sholah subuh berjamaah. Anjurkan mereka untuk tidur kembali jika waktu sekolah masih lama agar energi mereka tidak terbuang untuk bermain, nonton tv atau yang lainnya.
3. Tidak Memaksa
Beri anak kelonggaran mejalankan puasa sesuai dengan kemampuannya. Perlu diingat, dalam masa tumbuh dan kembangnya mereka membutuhkan banyak nutrisi, jika memaksa anak untuk puasa penuh atau puasa hingga sore hari menimbulkan risiko kesehatan bagi mereka. Sebaiknya mulailah mengajari anak puasa dengan perlahan. Mulai dari puasa setengah hari. Ketika adzan dzuhur biarkan mereka makan dan minum sesuai kebutuhannya kemudian melanjutkan puasanya hingga sore hari. Kemampuan anak untuk berpuasa lama-kelamaan juga akan meningkat seiring dengan kebiasaannya dalam menjalankan puasa.
4. Memberikan Reword
Terlepas dari berapa jam anak sudah puasa atau berapa hari anak mengikuti puasa, sebaiknya beri penghargaan pada mereka setelah ia menjalankan puasa. Penghargaan dapat memicu semangat anak untuk ikut menjalankan ibadah puasa lagi dan lagi. Misalnya, Jika puasa setengan hari akan diberi uang saku 10rb, jika hingga sore hari dapat 15rb. Uang yang sudah diberikan pada mereka anjurkan untuk ditabung. Ketika lebaran mereka boleh membeli barang/mainan apapun yang mereka mau.
5. Menyediakan makanan kesukaan anak untuk berbuka.
Point yang satu ini menjadi hal yang paling disukai oleh anak-anak saya. Tentu saja menu yang disediakan tetap makanan yang mengandung nutrisi penting bagi anak, seperti makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Saya senantiasa meminta pendapat mereka ketika usai sahur, menu apa yang mereka inginkan untuk buka puasa nanti. Saya upayakan sebisa mungkin untuk mengolah sendiri masakan yang mereka inginkan dan mengajak mereka untuk masak bersama.
6. Strategi Jitu menghadapai keluhan di kecil
Tahun pertama dan kedua mereka belajar puasa, tentu banyak keluhan-keluhan yang mereka ungkapkan. Sedapat mungkin sebagai orang tuanya, kita menyiapkan strategi yang jitu untuk megatasinya. Misalnya, pada saat Ramadhan jam belajar di sekolah khusus usia pra sekolah biasanya hanya berkisar antara pukul 07.30 hingga pukul 10,30 WIB. Nah ketika pulang sekolah mereka biasanya akan merengek karena haus, gerah, dll, Tawarkan pada mereka untuk berendam pada kolam karet untuk beberapa waktu. Mereka akan dengan senang hati meakukannya dan lupa dengan keluh kesahnya.
7. Istirahat yang cukup.
Pada saat puasa terjadi perubahan pola makan dan pola tidur yang dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas, dan sikap uring-uingan pada anak. Meskipun mereka enggan tidur siang dengan alasan tidak ngantuk namun usahakan sedapat mungkin agar mereka bisa terlelap meskipun hanya beberapa saat. Konon tidur siang dapat mengurangi kelelahan motorik dan mengembalikan mood sehingga tubuh menjadi segar dan bersemangat
Demikianlah pembiasaan puasa yang sudah saya terapkan pada kedua anak saya. Mudah-mudahan pengalaman saya dapat bermanfaat bagi ibu-ibu muda yang sedang mencari referensi untuk membiasakan anak menjalankan ibadah puasa.
Mempunyai anak yang taat ibadah tentu saja menjadi dambaan setiap orang tua. Namun untuk menjadikan mereka sebagai pribadi yang bertanggung jawab terhadap kewajibannya sebagai umat muslim membutuhkan waktu. Sebagai orang tua kita harus pandai-pandai mencermati permasalahan mereka dan memberikan solusi dengan bijak agar mereka puasa karena sadar akan kewajibannya sebagai umat yang beragama bukan karena unsur keterpaksaan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar