Menilik Sejarah Taman Siswa
#harike17#
#tantanganmenulis30#
Menilik Sejarah Taman Siswa
Oleh Sugiharti
Tanggal 3 Juli 2020 kemarin menjadi momen yang istimewa. Kita diingatkan bahwa 98 tahun yang lalu, Ki Hadjar Dewantara telah mendirikan sebuah perguruan nasional Taman Siswa. Beliau berharap dari sini lahir generasi-generasi yang matang jiwanya dan bermanfaat bagi masyarakatnya.
Taman Siswa merupakan nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta (Taman berarti tempat bermain atau tempat belajar, dan Siswa berarti murid).Pada waktu pertama kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi nama "National Onderwijs Institut Taman Siswa", yang merupakan realisasi gagasan dia bersama-sama dengan teman di paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah Taman Siswa ini sekarang berpusat di balai Ibu Pawiyatan (Majelis Luhur) di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, dan mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia.
Latar belakang berdirinya Taman Siswa ini karena adanya diskriminasi pendidikan pada masa kolonial Belanda.Pemerintahan Belanda tidak membebaskan semua rakyat Indonesia untuk bersekolah. Hanya anak bangsawan, konglomerat, dan kalangan raja saja yang boleh bersekolah. Padahal, semua rakyat Indonesia sangat membutuhkan pendidikan.Ketidakpuasan terhadap sistem Pendidikan yang ada pada waktu itulah mendorong Ki Hajar Dewantara mendirikan Sekolah Taman Siswa.
Prinsip dasar dalam sekolah/pendidikan Taman Siswa yang menjadi pedoman bagi seorang guru dikenal sebagai Patrap Triloka. Konsep ini dikembangkan oleh Suwardi setelah ia mempelajari sistem pendidikan progresif yang diperkenalkan oleh Maria Montessori (Italia) dan Rabindranath Tagore (India/Benggala). Patrap Triloka memiliki unsur-unsur (dalam bahasa Jawa)
ing ngarsa sung tulada (ꦲꦶꦁꦔꦂꦱꦱꦸꦁꦠꦸꦭꦝ, "(yang) di depan memberi teladan"),ing madya mangun karsa (ꦲꦶꦁꦩꦢꦾꦩꦔꦸꦤ꧀ꦏꦂꦱ, "(yang) di tengah membangun kemauan/inisiatif"),tut wuri handayani (ꦠꦸꦠ꧀ꦮꦸꦫꦶꦲꦤ꧀ꦢꦪꦤꦶ, "dari belakang mendukung").
Patrap Triloka dipakai sebagai panduan dan pedoman dalam dunia pendidikan di Indonesia hinga saat ini
Mari mengenang semangat Ki Hadjar Dewantara dan kita menerapkan Patrap Triloka untuk pedoman tugas profesionalisme mendidik anak bangsa.
Sumber tulisan
https://id.m.wikipedia.orgKonten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
ya semangat ki hajar selalu tertanam dalam dunia pendidikan. salam bu,
terimakasih untuk ilmu yang sangat bermanfaat
Luar biasa Bu.... pengetahuan baru bagi saya....salam literasi
Terima kasih Bu. Tulisannya keren
Ilmu baru nih