SUGIHARTI, S.Pd., M.Pd

Guru mata pelajaran IPS di SMP 7 Kota Banjar Jawa Barat.Pernah kuliah di UNS Surakarta PIPS Sejarah, Lahir 03 Feb 1975....

Selengkapnya
Navigasi Web
Tugas 3.1.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai
sumber gambar desain sugiharti

Tugas 3.1.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai

Setelah melewati tahapan-tahapan pembelajaran sebelumnya, saatnya penulis sebagai peserta diklat Calon Guru Pengerak menarik sebuah kesimpulan, merefleksi mengaitkan materi-materi yang sudah dipelajari, baik di dalam modul 3.1. mataupun dengan materi di modul sebelumnya. Dalam menarik kesimpulan koneksi antar materi ini penulis berdasarkan kepada panduan pertanyaan yang sudah ada di LMS. Berikut paparan koneksi antar materi yang saya buat .

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Pratap Triloka KHD yang dikenal dengan Ing Ngarso Sung Thulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, dan Tut Wuri Handayani, menjadi sangat relevan untuk dijadikan landasan dalam mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid. Karena guru adalah penuntun yang tugasnya adalah menuntun kodrat anak, baik kodrat alam maupun kodrat zamannya agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Agar mereka dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan sebagai manusia dan anggota masyarakat. Makna kata “Penuntun”, dapat dipahami sebagai “Pemimpin Pembelajaran”, yang berpusat pada murid.

Berlandaskan filosofi Pratap Triloka KHD dalam pengambilan keputusan di kelas akan membawa kepada perubahan positif pada budi pakerti, atau karakter yang merupakan perpaduan perasaan dan kehendak sehingga menimbulkan tenaga. Budi pakerti perpaduan antara (cipta, rasa, karsa dan ). Kesempurnaan budi pekerti membawa anak pada kebijaksanaan.

Pengambilan keputusan yang dilakukan sebagai pemimpin pembelajaran di kelas berpihak kepada memerdekakan murid. Guru menjadi contoh dan tauladan bagi murid-murid untuk mulai berani mengambil keputusan-keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal, sesuai pilihannya sendiri tanpa paksaan dan campur tangan orang lain serta bertanggungjawab. Guru sebagai pemimpin pembelajaran memegang Pratap Triloka mengambil keputusan di sekolah meletakkan kepentingan murid sebagai yang utama seiring dengan filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara tersebut.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-Nilai Kebajikan

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran atau pimpinan sebuah institusi, tentu menghadapi pengambilan keputusan setiap harinya. Dalam pengambilan keputusan tersebut melibatkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang sama-sama menjunjung tinggi suatu nilai kebajikan tertentu, dan keduanya sama-sama benar, namun tertantang karena saling bertentangan satu dengan yang lain. Untuk itu nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan.

Nilai-nilai yang dimiliki seorang guru adalah nilai kebajikan, di antaranya keadilan, tanggung Jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, komitmen, percaya diri, kesabaran, dan masih banyak lagi. Mengajarkan nilai-nilai kebajikan merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita.

Sebagai Calon Guru Penggerak, tentunya ada beberapa nilai yang harus dipegang seperti nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid.

Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita ini sangat berpengaruh kepada proses pengambilan suatu keputusan. Keputusan yang paling tepat dengan minim resiko, keputusan yang mengandung keberpihakan kepada murid.

3.Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam proses pengambilan keputusan, selain mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, keterampilan coaching pun sangat membantu pengambilan keputusan. Keterampilan ini membekali guru untuk menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

Pertanyaan-pertanyaan reflektif yang diberikan Coach dapat membantu murid mengambil keputusan dengan memilih sendiri alternatif/solusi dari permasalahan yang dihadapinya tanpa paksaan dan campur tangan orang lain. Proses coaching dengan alur TIRTA (T: Tujuan, I: Identifikasi, R: Rencana aksi, dan TA: Tanggung jawab) yang dilakukan guru akan membantu murid dalam menemukan solusi dan menggali potensi yang ada dalam dirinya. Filosofi Ki Hajar Dewantara tentang peran guru sebagai Pamong, hal ini selaras dengan pendekatan Coaching sebelum pengambilan keputusan. Pendekatan coaching sistem among dapat diterapkan dengan menggunakan alur TIRTA ini. Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. kita, sebagai guru memiliki peran untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan. Tugas guru adalah menuntun atau membantu murid (coachee) menyadari bahwa mereka mampu menyingkirkan sumbatan-sumbatan yang mungkin menghambat perkembangan potensi dalam dirinya. Hal ini selaras dengan Tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka.Pendekatan coaching model TIRTA selaras dengan 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada murid.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah kemampuan seseorang untuk membuat pilihan-pilihan yang konstruktif terkait dengan perilaku pribadi serta interaksi sosial mereka berdasarkan standar etika, pertimbangan keamanan dan keselamatan, serta norma sosial (CASEL).

Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Dengan berkesadaran penuh, maka seseorang dapat menumbuhkan perasaan yang lebih tenang dan pikiran yang lebih jernih, yang akan berpengaruh pada keputusan yang lebih responsif dan reflektif.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Sebagai seorang pendidik seringkali kita dihadapkan pada suatu keadaan di mana kita harus mengambil sebuah keputusan sulit. Namun, perlu kita ketahui bahwa tidak semua keputusan sulit tersebut merupakan dilema etika. Ada kalanya itu lebih berupa bujukan moral.

"Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral." (Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43).

Dari kutipan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia. Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika. Ketika Guru berhadapan dengan kasus-kasus yang fokus pada masalah moral atau etika, maka nilai-nilai diri yang dianut dan yang paling dihargai oleh seorang pendidik akan sangat mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan. Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid , tentunya akan sangat mempengaruhi paradigma dan prinsip pengambilan keputusan seorang Guru Penggerak .

6.Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Setiap keputusan yang kita ambil akan ada konsekuensi yang mengikutinya, dan oleh sebab itu setiap keputusan perlu berdasarkan pada rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid. Sebagai upaya pengambilan keputusan yang tepat, yang berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dapat dilakukan dengan beberapa tahap berikut, yaitu :

Mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang sesui dari suatu kasus Memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan. Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema etika bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut Mengambil pembelajaran dari setiap pengalaman mengambil keputusan dilema etika

7. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitannya adalah ketika berhadapan pada suatu dilema etika individu lawan masyarakat (dalam konteks di sekolah). Kecenderungan pendapat individu (kelompok kecil) akan terpatahkan oleh masyarakat (kelompok besar). Sebagai contoh, dalam pengambilan keputusan kenaikan kelas bagi anak yang memiliki kompetesi pengetahuan rendah tetapi memiliki nilai karakter yang baik. Selain itu adanya ekhawatiran jika keputusan yang diambil justru berdampak tidak baik bagi sebagian besar suatu pihak, hal ini menjadi salah satu faktor sulitnya mengambil keputusan.

8.Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Pada konteks kemerdekaan murid, pengambilan keputusan oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran akan sangat berpengaruh pada murid. Apakah murid akan semakin melit ketangguhan dan prestasi atau justru sebaliknya.Oleh karena itu, pengambilan keputusan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran hendaknya dapat “menuntun” dan memberikan ruang bagi murid untuk mengemukakan pendapat dan mengekspresikan keinginannya dengan penuh tanggungjawab. Dengan demikian murid-murid dapat belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan pilihannya sendiri

9.Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan-keputusan yang diambil oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran bisa jadi akan mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Oleh karena itu guru sebagai pembangun moral mengemban tugas yang berat dalam membentuk karakter pada murid. Untuk itu dalam pengambilan keputusan harus mendasarkan pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

10.Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Ada keterkaitan antara modul 3.1 dengan mdul sebelumnya. Dengan modul 1.1 bahwa Guru sebagai pendidik yang peran utamanya adalah "menuntun" segala kodrat yang dimiliki oleh anak, baik kodrat alam maupun kodrat zamannya, agar anak meraih kemerdekaannya dalam belajar. Dalam proses menuntun, guru berperan sebagai pamong, yang mengedepankan azaz pratap trikolaka ing ngarso sung thulodo, ing madyo mbangun karso, dan tut wuri handayani dalam kepemimpinannya di pembelajaran. Pratap Triloka KHD yang dikedepankan oleh guru dalam pengambilan keputusan di kelas akan membawa kepada perubahan positif pada BUDI PEKERTI anak.

Dalam modul 1.2 dipaparkan tentang nilai-nilai dan peran guru penggerak. Nilai khusus bagi Calon guru Penggerak yang akan menjadi role model bagi murid yaitu : mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid , tentunya akan sangat mempengaruhi paradigma dan prinsip pengambilan keputusan seorang Guru Penggerak. Dalam proses prses pengambilan keputusan guru harus pula mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid, menggerakan komunitas praktisi yang ada di lingkungan sekolah.

Modul 3.1 dengan modul 2.1 ini pun ada keterkaiatan yaitu bahwa dalam proses pengambilan keputusan harus menegakan disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal. Dibutuhkan nilai-nilai kebajikan agar setiap keputusan yang diambil oleh guru merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang paling minim bagi semua pihak. Nilai-nilai kebajikan tersebut dapat berupa : keadilan, tanggung Jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih Sayang, rajin, komitmen, percaya diri, kesabaran, dan masih banyak lagi. Mengajarkan nilai-nilai kebajikan merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita.

Dalam proses pengambilan keputusan, selain mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, keterampilan yang telah dipelajari pada Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik sangat membantu guru untuk menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Ketrampilan Coaching membantu guru untuk mengambil keputusan dan menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) murid agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coaching.

Selain berkaitan dengan modul 2.3 keterampilan coaching, modul 3.1 ini berkaitan erat dengan modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional (PSE). Ketrampilan mengambil keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sebagaimana dipelajari pada modul 2.2 ini yaitu kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills). Proses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.

Setiap keputusan yang kita ambil akan ada konsekuensi yang mengikutinya, dan oleh sebab itu setiap keputusan perlu berdasarkan pada rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid. Karena sebuah keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-murid.

Sumber tulisan

Modul Guru Penggerak. Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pembahasan yang sangat luar biasa...keterkaitan antara KSE dan Dilema Etika...juga disiplin positif...lanjut buu.

10 Feb
Balas

Mantap Bu, sangat menginspirasi sekali. keterkaitan antar materi dari modul satu dengan modul yang lainnya. Sukses selalu buu, terimakasih atas sharing ilmunya sehingga saya bisa belajar menulis disini

13 Feb
Balas



search

New Post