SILENA
Siapakah Silena...saya ceritakan dalam tulisan ini. Pertama kali ketemu Silena di kantor Kedutaan Besar New Zeland di Jakarta. Ngapain ya...dikedutaan?. Setahun yang lalu yayasan tempat saya mengajar, kedatangan tamu dari guru-guru yang berasal dari New Zeland. Guru-guru tersebut datang ke Indonesia dengan perantara Asia New Zeland Foundation. Enam guru dari New Zeland tersebut akan berada di Jakarta selama seminggu di Jakarta, dan akan mengadakan berbagai kegiatan di sekolah-sekolah Al Azhar yang ada di Jakarta.
Pada hari pertama saya dan teman-teman guru mengadakan acara penyambutan yang cukup meriah di aula yayasan. Penampilan tari dari anak-anak cukup memikat perhatian tamu-tamu baik tamu dari New Zeland maupun undangan yang lain. Setelah acara penyambutan guru-guru dari New Zeland beramah tamah dengan guru-guru dari sekolah Al Azhar dan setelah itu mereka menuju hotel tempat mereka menginap. Acara akan dilanjutkan dimalam hari dengan mengunjungi kantor kedutaan New Zeland di INdonesia, dan akan disambut langsung oleh Duta Besar New Zeland di Indonesia.
Usai sholat Magrib saya dan rombongan berangkat dari sekolah menuju kantor kedutaan. Perjalanan dengan mobil memerlukan waktu kurang lebih 20 menit. Setelah melalui berbagai prosedur, sampailah kami beserta rombongan sampailah ke kantor keduataan. Ternyata pihak kedutaan tidak hanya menerima guru-guru dari Yayasan Al Azhar dan guru-guru dtamu dari New Zeland, tetapi juga mengundang berbagai pihak yang berperan serta dalam kegiatan kunjungan guru-guru New Zeland ke INdonesia.
Satu demi satu acara dimulai, sambutan dari berbagai pihak yang berkepentingan telah selesai. Akhirnya semua tamu diajak kesuatu ruangan untuk acara makan malam. Walaupun tuan rumah orang New Zeland tetapi menu yang tersaji adalah makanan khas Indonesia. Ada rendang, balado telur, sop bakso, urap dan juga kerupuk. Sambil menikmati sajian tersebut, saya dan teman-teman guru dari Al Azhar juga berbincang- bincang dengan tamu yang lain yang ada dsekeliling kita. Kebetulan dari Al Azhar ada 4 guru perempuan, jadi kami selalu bersama-sama.
Saat menikmati hidangan makan malam, ada tamu yang berdiri didepan saya dan tersenyum. Kami berempat juga membalas dengan senyuman dan mengucapkan"say hello" kepada tamu tersebut. Dia menyambut ramah dan minta ijin untuk duduk diantara kami. Kita saling memperkenalkan dengan menyebut nama masing-masing. Nah....dia bernama Silena. Dia juga bertanya, bidang studi apa yang kami ajarkan disekolah. Dia juga cukup kaget ketika mengetahui bahwa saya guru Biologi, dan bukan guru bahasa Inggris. Silena lumayan takjub ketika saya menceritakan bahwa banyak guru bukan Bahasa Inggris di Indonesia yang bisa berbahasa Inggris, karena dulu di Indonesia ada program Rintisan Sekolah Bertaraf Nasional (RSBI). Banyak hal yang kami perbincangkan pada malam itu, dari kegiatan yang ada disekolah-sekolah Al Azhar sampai dengan masakan Indonesia. Silena bercerita bahwa dia suka dengan semur daging dan mencoba untuk membuatnya. Diakhir pertemuan kami saling bertukar nomor handpone dan juga poto bersama. Dia juga mengundang kami berempat untuk mengunjugi tempat tinggalnya.
Dua bulan setelah pertemuan di keduataan besar New Zeland,kami berempat berencana untuk memenuhi undangan Silena berkunjung. Hal ini kami lakukan karena guru-guru dari sekolah Al Azhar mendapat kesempatan untuk mengunjungi sekolah-sekolah di New Zeland. Kami berempat ditambah 2 guru laki-laki mendapat kesempatan mengadakan kunjungan balasan. Silena sangat antusias dengan berita tersebut dan berjanji akan menceritakan banyak hal yang berkaitan dengan negaranya bila kami mengunjunginya. Pada hari yang ditentukan kami berangkat menuju tempat tinggal Silena dan suaminya disebuah apartemen di kawasan Jakarta Selatan. Silena sudah menunggu di front office ketika kami datang.
Kami berempat cukup takjub dengan apartemen tempat Silena tinggal. Dia mengatakan bahwa dia dapat tinggal di apartemen tersebut karena fasilitas yang didpat dari kantor suaminya. Hal pertama yang dilakukan Silena adalah mengajak kami berkeliling untuk melihat berbagai fasilitas yang ada di apartemen tersebut. Dimulai dari perpustakaan, laundray, ruang gymnastic, bahkan parkir kendaraan. Kalau sekarang istilahnya "home tour" kali ya seperti yang ada di youtube. Setelah puas berkelliling barulah kami diajak untuk memasuki apartemennya. Sebuah tempat yang luas untuk ditempati oleh Silena dan suaminya. Semua anak-anaknya tinggal di New Zeland karena mereka sudah punya aktifitas sendiri. Memasuki apartemen kami juga diajak untuk berkeliling, diberbagai ruangan yang ada dirumahnya. Ruang tamu, ruang keluarga, ruang cuci, dapur dan juga kamar tidurnya. Setelah selesai berkeliling kami duduk santai diruang tamu.
Sambil ngobrol santai di ruang tamu, Silena minta ijin untuk mempersiapka segala sesuatu. Kami berempat heran Silena mau apa ya? Suami Silena yang ikut di ruangan itu juga senyum-senyum aja. Tak lama Selly muncul kembali dengan berbagai barang yang ada ditangannya. Apa Silena mau kasih souvenir ya? ternyata tidak. Pertama dia mengeluarkan buah kiwi dan boneka kiwi. Buah kiwi adalah buah khas dinegaranya, juga burung kiwi yang merupakan hewan khas yang ada dinegaranya. Saya bertanya apakah saya bisa menemukan burung kiwi saat berkunjung nanti? Sayangnya sudah susah ditemukan karena kiwi sudah langka dan termasuk binatang nocturnal(mencari makan dimalam hari). Selanjutnya Silena mengeluarkan syal dan memperagakan bagaimana cara memakainya. Dia juga menunjukkan baju-baju hangat yang diperlukan, sarung tangan, kaos kaki, dan perlengkapan lainnya,karena pada saat kami berkunjung bertepatan dengan musim dingin. Sungguh hal yang sangat berguna bagi kami.
Perbincangan dengan Selly dan suaminya makin seru. Suami Selly juga menceritakan bagaimana tatacara berkunjung di New Zeland. Selain berjabat tangan ada juga tatacara yang berbeda dengan di Indonesia. Kemudian Selly juga menceritakan bagaimana cara mengunakan kamar mandi. Ini sangat penting karena selama di New Zeland tidak tinggal di hotel terus, tetapi ada waktu tinggal dirumah guru patner kita. Berbeda dengan di Indonesia, orang New Zeland menyukai kamar mandi yang kering. Jadi setelah menggunakan kamar mandi kita harus selalu mengeringkan dengan lap. Silena juga menceritakan bagaimana cara menyeberang jalan dan menjaga keamanan selama dijalan. Sungguh merupakan hal-hal yang sangat kami perlukan.
tak terasa waktu berjalan dan beranjak siang. Banyak hal yang kami dapatkan dari kunjungan ini. Sebelum kami berpamitan kami juga mendapatkan buku saku yang berkaitan dengan tata cara berkunjung ke New Zeland.


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar