Kabar duka dini hari pukul 03.00 yang baru kudengar membuat kutersentak.  Adikku Darsono mengabari Ibuku telah dipanggil Alloh SWT. Dengan suara bergetar aku terima kabar itu. Tanpa konfirmasi lagi karen minggu lalu sudah sempat jenguk Ibu di Rumah Sakit. Sudah bisa bertemu, mencium, dan mengobrol serta mendoakan Ibuku.

Tanpa pikir panjang segera bergegas menyiapkan diri. Aku siapkan baju-baju untuk segera terbang dibawa ke Semarang. Pagi yang masih gelap karena waktu subuh belum masuk. 

Segera aku tancap gas dengan taksi ke Bandara Soekarno Hatta. Dengan perasaan gelisah agar segera sampai bandara. "Mau kemana Pak, tanya sopir taksi. "Ke Semarang Pak, jawabku singkat. Sopir taksi membantu mengarahkan agar nanti bisa pas dipintu masuk penerbangan.

Sampai di pintu 3 aku langsung menuju ke sekurity. Alhamdulillah sekurity merespon dengan cepat untuk membantu. Dikontak teman yang bisa membantu menguruskan perjalanan. 

Akhirnya bertemu dengan petugas bandara yang bisa bantu urusan darurat. Beliau membantu ke tempat tes antigen, dibawa ke petugas satgas covid dan dicarikan tiket penerbangan. Sebenarnya ingin terbang lebih pagi tapi dapatnya penerbangan ke Semarang yang jam 10.00 dengan Lion Air.

Setelah semua beres aku antri di pintu 5 sebelum akhirnya dipindah ke pintu 7 saat mau terbang. Alhamdulillah terbang tepat waktu pukul 10.00an. Penerbangan lancar dan tiba di Semarang pukul 11an. Turun di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang langsung lari. Ku pesan langsung taxsi agar segera sampai rumah.

Tiba di rumah sudah banyak orang-orang bertakziah. Setelah cuci tangan kaki & berwudlu langsung aku masuk rumah. Dengan rasa remuk redam kucium Ibuku yang telah dipanggil Alloh SWT. Semoga Alloh SWT mengampuni dosanya & menerima amal ibadah Ibuku. Allohuma firlaha warhamha wa'aafii wa'fu'anha.

Selanjutnya acara disholatkan jenazah di rumah. Dan dlteruskan dengan upacara sebelum diberangkatkan ke kubur. Aku bantu angkat tandu didepan.  Setelah sambutan dilakukan acara "brobosan" dibawah tandu oleh keluarga.

Kemudian dibawa ke tempat peristirahatan terakhir. Aku ikut mobil ambulan sampai ke kuburan. Semua merasa kehilangan atas kepergian Ibuku tersayang. Kami harus merelakan & mengikhlaskannya. Semua kehendak Allloh SWT . Semua berdoa bersama yang dipimpin pak Ustad. Keluarga kembali berdoa secara pribadi sebelum meninggalkan kuburan.

Semoga Alloh SWT meluaskan kuburnya, menerangi kuburnya dan membebaskan dari siksa kubur Almarhumah Ibuku: Waliyem binti Reso Sentono. Alfatehah... Aamiin

Jakarta, MWT101121