Sugih Permono

Sugih Permono lahir di Medan pada tanggal 22 Agustus 1967. Saat ini tinggal di Jl. Ir. H. Juanda No. 47 Binjai. Tugas di Politeknik LP3I Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
DISKUSI KEPEMIMPINAN DENGAN MAHASISWA

DISKUSI KEPEMIMPINAN DENGAN MAHASISWA

DISKUSI KEPEMIMPINAN DENGAN MAHASISWA

Tantangan hari ke-51

Baru saja pulang dari berdiskusi dengan adik-adik mahasiswa tentang kepemimpinan. Senang rasanya melihat mereka begitu antusias dalam merespon topik diskusi yang aku sampaikan. Apakah pemimpin itu dilahirkan atau dibentuk. Semuanya hampir sepakat bahwa kepemimpinan itu diperoleh seseorang karena proses yang ia dapatkan dari lingkungannya. Pada dasarnya semua orang adalah pemimpin dalam pengertian potensinya.

Secara potensial artinya bahwa dalam diri manusia telah terdapat secara laten, terpendam, kemampuan untuk memimpin. Ada sejumlah kondisi yang dimiliki manusia sejak ia lahir, yang jika ia mampu mengaktualisasikannya, mengangkatnya, memunculkannya maka ia akan tampil sebagai seorang pemimpin, baik memimpin dirinya sendiri, memimpin orang lain, memimpin masyarakat. Sebaliknya banyak juga orang yang gagal menunjukkan kemampuan dirinya sebagai pemimpin justru ia menjadi sampah, menjadi musuh masyarakat, merusak dan menjadi problem bagi orang lain, tergantung pilihan masing-masing. Semua itu seperti yang kita saksikan secara mudah dalam lingkungan sekitar kita.

Apakah potensi yang dimiliki manusia itu, yang jika ia mampu mewujudkannya dalam prilaku nyata maka seseorang itu akan tampil sebagai seorang manusia. Dalam diskusi tadi adik-adik mahasiswa dan kami mengidentifikasi potensi laten itu. Yang pertama adalah potensi fisik manusia. Manusia telah dianugerahi tubuh yang sehat dan sempurna. Ketika ia berjalan, berbicara, menampilkan dirinya maka ia bisa membuat orang lain terpengaruh. Bukankah pengaruh adalah inti dari kepemimpinan. Kita dapat melihat banyak pemimpin-pemimpin di dunia yang dianugerahi kemampuan berbicara yang baik. Sukarno dan Obama misalnya adalah pemimpin yang memiliki kemampuan orator, dengan retorika yang luar biasa, orang kagum jika mendengar mereka berpidato.

Potensi yang kedua adalah intelektualitas. Dengan kecerdasannya manusia dapat memahami orang lain, kebutuhannya, situasinya dan apa yang membuat orang lain itu akan mengikutinya. Misalnya kita mengenal teori hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow dan David Mc Clelland dengan teori N’Ach. Menurut David Mc Clelland seseorang itu mau melakukan sesuatu karena didorong oleh tiga motivasi. Yang pertama adalah motivasi berprestasi, need for achievment. Misalnya adik-adik itu mau datang ke pertemuan itu karena ingin mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang kepemimpinan, itu termasuk motivasi untuk berprestasi. Selanjutnya adalah need for power, orang mau melakukan sesuatu karena didorong oleh motivasi ingin berkuasa. Banyak mahasiswa masuk organisasi karena menginginkan jabatan, apakah sebagai ketua, sekretaris atau bendahara. Dan terakhir yang ke tiga adalah need for afiliation, kebutuhan untuk bersahabat, memiliki teman.

Dengan pengetahuan seseorang tentang kebutuhan manusia maka ia dapat mempengaruhi, menggerakkan orang lain. Karena pada dasarnya saat kita mampu memenuhi kebutuhan seseorang saat itu juga pengaruh kita pada dirinya cukup besar. Semakin banyak kita memberikan sesuatu kepada orang lain, apalagi mampu memenuhi kebutuhannya yang utama maka semakin mudah kita memimpin orang tersebut.

Potensi yang ke tiga yang dimiliki seorang manusia adalah social ability, kemampuan sosial. Ada orang yang begitu mudah bergaul dengan orang lain. Tadi waktu aku memberi pilihan pada adik-adik manakah yang dipilihnya memulai pembicaraan dengan orang yang baru dikenal atau melompat ke sungai, banyak yang memilih lebih baik lompat ke sungai, karena tak sanggup memulai pembicaraan dengan orang lain apalagi bagi seorang wanita. Kemampuan beradaptasi adalah kemampuan yang membuat makhluk mampu bertahan hidup itu menurut teori Darwin. Bukan yang paling kuat yang menang, tetapi yang paling mampu menyesuaikan diri yang tetap eksis. Apakah makhluk yang paling kuat di dunia, bukankah dinosaurus. Tetapi karena tidak mampu menyesuaikan diri mereka punah. Kemampuan sosial ini dibutuhkan untuk bisa menguasai orang lain, karena semakin mampu kita bergaul semakin banyak jaringan kita semakin efektif pengaruh kita bagi orang lain.

Diskusi kami masih berlanjut sembari terus mencoba mengidentifikasi potensi-potensi lain yang dimiliki seorang manusia. Semua itu dibangun di atas kerangka berpikir bahwa manusia adalah makhluk yang terus berproses untuk menjadi, in the be coming proces. Atau seperti yang disebut Iqbal bahwa manusia adalah makhluk yang terbengkalai, Allah menciptakan manusia sebagai master piece, puncak ciptaan, akhsani takwim. Tetapi itu semua bersifat potensial, laten, maka manusia itu sendirilah yang harus menyelesaikan agar dirinya benar-benar, real sebagai insan kamil, makhluk sempurna.

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post