Sugih Permono

Sugih Permono lahir di Medan pada tanggal 22 Agustus 1967. Saat ini tinggal di Jl. Ir. H. Juanda No. 47 Binjai. Tugas di Politeknik LP3I Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
KORONA ANTARA RASIONALITAS DAN REFLEKSI KEIMANAN KITA

KORONA ANTARA RASIONALITAS DAN REFLEKSI KEIMANAN KITA

Tantangan hari ke-49

Setelah Presiden Jokowi mengumumkan bahwa ada 2 orang warga kita yang positif terinfeksi virus Korona, Covid 19, dan telah di isolasi di Rumah Sakit, maka banyak masyarakat kita yang panik. Kepanikan itu misalnya tercermin dari hilangnya masker di apotik dan swalayan. Di tempat pasien tersebut tinggal, di salah satu kompleks perumahan di Depok, para tetangga banyak yang menyingkir dan ojek online serta penjual sayur tidak berani masuk ke komples itu.

Tapi kemudian media memberitakan, bahwa Indonesia telah siap mengantispasi perkembangan virus Korona ini. Pemerintah mengungkapkan bahwa mereka sudah mengantisipasi jauh-jauh hari, dengan penerbitkan peraturan pemerintah tentang kebijakan menghadapi pandemi global, seperti Korona. Peraturan inipun, terkait Korona, telah diturunkan menjadi juklak dan juknis yang rinci oleh Kementerian Kesehatan, sehingga menjadi acuan bagi para pihak terkait yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mencegah dan menyembuhkan terkait dengan virus Korona. Alhamdulillah, dua pasien yang dinyatakan terinfeksi virus Korona ini juga berangsur sembuh.

-------------------------------------

Tapi entah mengapa, saya merasakan bahwa porsi pendekatan rasional dalam menyikapi kasus Korona ini begitu besar, hampir menutup dan menihilkan pendekatan yang lebih spiritual agamis. Begitu dahsyatnya goncangan yang disebabkan virus Korona ini, bukan saja bicara soal kematian pasien terinfeksi yang jumlahnya telah ribuan, tapi juga mempengaruhi perekonomian global,  Indonesia juga terpukul, diprediksi petumbuhan ekonomi di 2020 tidak akan sampai padan angka 5. Virus Korona teleh menginfeksi 77 negara, namun tidak satupun negara, termasuk Indonesia yang bicara bahwa wabah Korona adalah peringatan dari Tuhan yang diatas sana.

Indonesia sebagai masyarakat yang memiliki budaya agamis, mengenal yang namanya doa bersama. Ada masanya, masyarakat berkumpul di Masjid, di Lapangan untuk memanjatkan doa, memohon ampun dan berharap bencana segera berlalu. Banjir, kemarau panjang, letusan gunung berapi, tsunami dan seterusnya. Tapi soal Korona, saya belum dengar satupun lembaga keagamaan yang mengajak masyarakat untuk melihat wabah Korona ini sebagai ujian dari Allah SWT.

---------------------------------

Dari perspektif agama Islam misalnya, kita mengimani bahwa tidak ada satupun peristiwa di bumi ini yang bisa terjadi tanpa izin Allah. Dalam Al Quran kitapun telah membaca banyak kisah, dimana adalah hal yang mudah saja bagi Allah untuk menunjukkan kekuasaanNya, menghukum dan membinasakan umat manusia yang megingkarinya dan bertindak di luar batas. Ingatlah ketika burung-burung ababil, membawa batu panas dari neraka di paruhnya, dan menjatuhkan batu itu di atas tentara Gajah pimpinan Raja Abrahah. Gajah-gajah itu pun berguguran seperti daun kering yang dimakan ulat.

Memahami pandemi Korona dari perspektif agama adalah sebuah naluri yang wajar. Karena hidup kita ini adalah milikNya dan kita akan kembali padaNya. Perjalanan hidup kita di dunia adalah merupakan jembatan untuk sampai di alam akhirat kelak. Dalam perjalanan ini, seluruh yang terjadi harus kita pahami sebagai sesuatu yang selalu terkait dengan rencana dan skenario dari Allah untuk kita manusia pahami dan pelajari. Bisa jadi kejadian-kejadian itu adalah ujian, cobaan, tantangan atau hukuman bagi kita. Bagi orang beriman, tak ada satupun fenomena yang terjadi dalam kehidupan ini yang lepas dari ketentuan Allah. Kita harus dapat menangkap pesan yang ada disetiap peristiwa yang terjadi itu.

Bagi saya, selain tentu saja bahwa virus Korona adalah fenomena alam yang harus di hadapi manusia secara rasional, tapi lebih dari itu, virus Korona telah mematahkan kesombongan manusia yang kini telah tak peduli lagi pada aturan Tuhan dan telah melampau batas. Negara-negara adidaya kini merasa tak berdaya menghadapi Korona. Sampai hari ini belum ditemukan obat untuk bisa membunuh virus ini. Meski ditangan merekalah masa depan dunia ini, dengan persenjataan canggih yang dimilikinya, ia merasa telah memiliki dunia, berhak menentukan hitam putih nasib bumi ini. Tapi kini mereka terdiam, terpuruk, lemah tak berdaya menghadapi wabah Korona ini. Cobalah tunjukkan jika mereka mampu menghadapi makhluk yang super kecil ini.

Maka akhrinya, marilah kembali kita baca syair lagu Ebiet ini,

Bila Masih Mungkin

Bila masih mungkin kita menorehkan batin Atas nama jiwa dan hati tulus ikhlas Mumpung masih ada kesempatan buat kita Mengumpulkan bekal perjalanan abadi Hoo.oo.du.du... du.ouoo... ouoo

Kita pasti ingat tragedi yang memilukan Kenapa harus mereka yang terpilih menghadap Tentu ada hikmah yang harus kita petik Atas nama jiwa mari heningkan cipta

Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung Hanya atas kasihnya hanya atas kehendaknya kita masih bertemu matahari Kepada rumput ilalang kepada bintang gemintang

Kita dapat mencoba meminjam catatanNya Sampai kapankah gerangan Waktu yang masih tersisa Semuanya menggeleng semuanya terdiam semuanya menjawab tak mengerti Yang terbaik hanyalah segera bersujud mumpung kita masih di beri waktu

Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung Hanya atas kasihnya hanya atas kehendaknya kita masih bertemu matahari Kepada rumput ilalang kepada bintang gemintang Kita dapat mencoba meminjam catatanNya

Sampai kapankah gerangan Waktu yang masih tersisa Semuanya menggeleng semuanya terdiam semuanya menjawab tak mengerti Yang terbaik hanyalah segera bersujud mumpung kita masih di beri waktu Hoo.oo.du.du... du.ouoo... ouoo

 

#TantanganGuruSiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post