Sugih Permono

Sugih Permono lahir di Medan pada tanggal 22 Agustus 1967. Saat ini tinggal di Jl. Ir. H. Juanda No. 47 Binjai. Tugas di Politeknik LP3I Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
MITOLOGI PYGMALION (I)

MITOLOGI PYGMALION (I)

Tantangan hari ke-5

Tersebutlah kisah dalam salah satu mitologi Yunani, dimasa para dewa-dewa masih menjadi penguasa dunia ini, hiduplah seorang pematung muda dari Siprus yang bernama pygmalion. Pygmalion belum juga menemukan wanita idamannya. Meskipun begitu, Ia telah memiliki impian tentang gadis cantik yang suatu saat akan menjadi miliknya. Pada akhirnya ia memutuskan untuk melampiaskan hasrat dan energinya dengan membuat patung gadis itu, patung perempuan impiannya itu. Lama-kelamaan dia menjadi terobsesi pada patung buatannya hingga ia bekerja sepenuh hati, mengerahkan seluruh kemampuan yang dimilikinya hingga ketika selesai dia menyadari bahwa dia telah membuat sebuah patung perempuan yang sangat cantik dan sempurna dan Pygmalion benar-benar jatuh cinta pada patung tersebut, ia menamainya Galateia. Tingkah Pygmalion yang memperlakukan Galateia sebagai kekasihnya kemudian dilihat oleh Dewi Venus yang akhirnya bersimpati pada Pygmalion dengan kerja keras dan ketulusannya kemudian menghidupkan patung gadis tersebut menjadi manusia sesungguhnya. Pygmalion dan Galateia hidup bahagia dan melahirkan seorang anak yang bernama Paphos.

Kisah Pygmalion dalam mitologi Yunani itu kemudian menginspirasi seorang dramawan dan sutradara besar Inggris, George Bernard Shaw. Ia mementaskan drama Pygmalion di panggung-panggung Broad Way Inggris dan mendapat sambutan yang meriah. Pada tahun 1938 Pygmalion juga menjadi sebuah film Inggris yang ditulis berdasarkan pada drama karya George Bernard Shaw tersebut, dan diadaptasi olehnya ke layar lebar. Film tersebut dibintangi oleh Leslie Howard dan Wendy Hiller. Pygmalion merupakan gambaran menarik mengenai bagaimana seorang gadis jelata bisa berubah jika diberi kesempatan. Eliza, adalah ikon dari seseorang itu. Ia terbukti mampu melakukan perubahan diri dari orang-orang kelas rendah sepertinya menjadi hidup sebagai orang-orang kelas atas yang segala sesuatunya bersifat mewah. Prof. Higgins dan Colonel Pickering lah yang telah memberikan Eliza hidup baru. Mereka menemukan Eliza, mendidik, memotivasi dan merubah Eliza menjadi seorang wanita yang dihormati dan diinginkan oleh para lelaki kaya dan terhormat di Inggris.

Cerita Pygmalion adalah sebuah transformasi seorang gadis jelata pedagang asongan bunga di Convet Garden, London, yang cara bicaranya seronok dan tingkah lakunya kampungan menjadi seorang “lady” wanita bangsawan. Pertemuan yang tidak disengaja antara Eliza dengan Prof. Higgins menjadi tontonan yang menarik tatkala Prof. Higgins merasa tertantang untuk mengubah logat udik dan tata krama Eliza menjadi seorang ‘lady’ bak keturunan bangsawan Inggris sejati. Film tersebut meraih kesuksesan, dan memenangkan sebuah Oscar untuk Naskah Terbaik dan tiga nominasi lainnya. Naskah tersebut kemudian diadaptasi dalam musikal teatrikal tahun 1956 My Fair Lady, yang kemudian diturunkan dalam film tahun 1964 bernama sama.

Film My Fair Lady ini dibintangi oleh Audrey Hepburn yang memerankan Eliza Doolittle, dan Rex Harrison yang memerankan Henry Higgins, sementara Stanley Holloway, Gladys Cooper, dan Wilfrid Hyde-White turut berlakon sebagai pemeran-pemeran pembantu. Film yang laris manis dan banyak dipuji kritikus ini memenangkan delapan penghargaan piala Oscar, antara lain piala Oscar untuk Film Terbaik, piala Oscar untuk Aktor Terbaik, dan piala Oscar untuk Sutradara Terbaik. Pada tahun 1998, Lembaga Perfilman Amerika menempatkan film ini pada urutan ke-91 dalam daftar film Amerika terbesar sepanjang masa.

____________________

Apakah pesan yang disampaikan oleh Mitologi Pygmalion, yang kemudian di film kan dan mendapat apresiasi luar biasa dari para penonton dan kritikus film. Seperti yang tentu sudah kita baca bersama diatas, bahwa setiap orang sesungguhnya bisa merubah dirinya menjadi seperti yang ia inginkan. Tidak peduli bagaimana keadaan ia sekarang ini, apakah ia hanya seorang kadis jelata, kampungan dan berlogat udik saat berbicara, ia mampu berubah menjadi seorang perempuan sukses, cantik, kaya raya dan memiliki kemampuan bergaul seorang bangsawan. Manusia tidak sama dengan hewan, yang tidak akan pernah berubah sepanjang masa. Anda bisa mengatakan kepada seekor capung atau seekor kucing, bahwa sampai kapanpun ia akan seperti itu hidupnya dan anda bisa meramalkan masa depan mereka. Tapi anda tidak bisa mengatakan pada seorang anak miskin, yang bodoh dan ingusnya keluar masuk, bahwa nanti hidupnya tetap akan seperti itu. Berapa banyak kita menemukan kasus, ribuan mungkin jutaan, anak-anak yang dulu tidak diperhitungkan di masa kecilnya, kemudian menjadi orang hebat dan sukses dalam kehidupannya kemudian. Ingatlah ketika kita reunian, ketemu dengan teman-teman yang waktu sekolah kerjanya hanya menyontek, bodohnya luar biasa, tapi kini ia telah memakai dasi, gagah dan wajahnya begitu cerah karena ia adalah seorang menajer disebuah perusahaan yang terkenal.

Mitologi Pygmalion menyampaikan pesan bahwa kita bisa merubah seseorang seperti yang kita inginkan. Prof. Higgins bisa mengubah Eliza, dari gadis penjual bunga menjadi bangsawan Inggris. Pygmalion bisa mengubah patung yang dipahatnya, menjadi seorang manusai seperti gadis yang ia impikan dalam hidupnya. Pygmalion dan Prof. Higgins, memiliki tiga hal untuk bisa merubah seseorang menjadi seperti yang diinginkannya. Yang pertama adalah keyakinan, bahwa seseorang itu bisa berubah. Lalu yang kedua adalah visi, gambaran masa depan yang begitu jelas dalam imaginasi kita, tentang akan jadi seperti apa dan berakhir kemana perubahan yang kita inginkan terjadi itu. Dan yang ketiga adalah etos kerja, dengan seluruh kemampuan, ketrampilan dikerahkan, energi dan fokus pada hasil akhir, tiada pernah berhenti, tak ada jeda, tak ada kata putus asa, terus berjuang hingga mendapatkan hasil terbaik.

Sekarang mari kita coba bahas satu persatu, dari ketiga syarat untuk bisa merubah seseorang itu. Sebagai orang tua, guru atau dosen, pelatih, coach atau mentor, pemimpin, dan seterusnya, kita berhadapan dengan orang-orang yang ingin kita ubah hidupnya, sadar atau tidak, suka atau tidak. Syarat pertama yang harus kita miliki adalah keyakinan bahwa setiap orang bisa berubah. Kita harus menolak kalimat yang sering kita dengar dari seseorang “ah, saya kenal betul sama dia, dari dulu begitu, sampai kapanpun tak kan berubah itu, sudah begitu wataknya”. Saat berhadapan dengan siswa, para peserta pelatihan, atau staf kita, sering kita terduduk dan merenung, mengapa kita bertemu dengan siswa seperti ini, yang duduk dibangku kelas seperti terpaksa, mau tidak mau, malas bahkan terkadang nakal dan mengganggu, bodoh bukan main. Kita bertemu dengan peserta pelatihan yang sok pintar, kerjanya mengriktik saja, tak peduli, atau suka mencari kelemahan orang lain. Atau bahkan pada anak kita sendiri kitapun sering bertanya, apa yang salah dengan cara kita mendidik, mengapa sekarang dia suka melawan, mau menang sendiri, dan tidak bertanggung jawab terhadap tugas-tugas rumah yang diberikan. Pertanyaan akhirnya adalah, apakah kita bisa merubahnya.

Dari pendekatan agama, Islam misalnya, kita tahu bahwa pada dasarnya manusia dilahirkan dengan kecendrungan untuk berbuat yang baik dan benar. Fitrah atau watak dasar, originalitas dari seorang manusia itu adalah “hanif” cenderung pada yang baik, selalu mengarah pada kebenaran. Setiap sesuatu didunia ini memiliki karakter atau watak dasar yang sampai kapanpun tidak akan berubah. Tidak berubah karena telah ditaqdirkan oleh Allah yang maha kuasa. Air misalnya, memiliki karakter dingin, seperti apapun anda memanaskannya sampai mendidih, pada akhirnya ia akan kembali dingin, berlawanan dengan karakter api yang panas. Air mengalir kebawah, anda boleh memaksa air untuk diam atau naik keatas, tapi diakhirnya ia akan tetap mengalir kebawah. Ingat dalam pelajaran fisika, bahwa dalam bendungan air terdapat energi potensial air, yang selalu berontak ingin mengalir. Begitu juga dengan cahaya atau lumpur. Apa yang langsung anda ingat jika disebut cahaya, pastilah pancaran yang bergerak kesegenap penjuru, itu sifat cahaya, menembus kemanapun. Sebaliknya kalau anda menyebut lumpur, yang terbayang adalah stagnan, diam, dan terpuruk, hingga ada istilah terperosok dalam lumpur kehinaan, sebaliknya yang sering disebut tentang cahaya adalah cahaya kebenaran. Nah, manusia itu fitrahnya adalah Hanif, cenderung pada yang benar, yang baik.

Sejahat apapun seseorang, sebodoh apapun seseorang, kita harus memahami bahwa itu bukan watak dan kemampuan aslinya, buka begitu sejatinya. Mungkin karena lingkungannya, beratnya beban hidup atau sebuah peristiwa yang dialaminya, membuat ia memiliki sifat-sifat yang tidak terpuji itu. Kita sebagai guru, pelatih, mentor atau coach atau pimpinannya harus memahami bahwa dengan sifat-sifat bentukan lingkungan itu, ia sesungguhnya tidak bahagia, ia juga tidak menginginkan hal itu menjadi ciri dan identitas dirinya, itu pasti bertentangan dengan hati kecilnya, karena itu bukan watak aslinya. Kita harus mampu menyelami penderitaan dibelakang sikap-sikapnya yang tidak baik itu. Ia sebenarnya ingin, jika bisa juga menjadi orang baik, orang pintar dan orang-orang yang bermanfaat untuk orang lain. Tapi ia bingung, dia sendiri tidak mengerti mengapa ia bisa seperti ini, ia butuh bantuan kita, begitulah harusnya persepsi kita. Janganlah buru-buru kesal dengan mereka yang bodoh, mereka yang nakal, mereka yang tidak peduli, mereka yang over acting, mereka yang angkuh, mereka yang sombong dan seterusnya. Mereka bisa berubah, karena itu bukan karakter aslinya, kita bisa membantu mereka untuk berubah.

Lanjut esok hari ...

#TantanganGuruSiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih Bu Rumondang, sehat dan sukses juga untuk Ibu ya, Saya baru belajar menulis Bu, semoga bisa berkelanjutan, tks.

19 Jan
Balas

Wah banyak versi nya ya Pak tulisan yang keren ,motivasi untuk merubah diri dan tidak sepele terhadap hidup orang lain .Salam kenal sehat dan sukses selalu

19 Jan
Balas



search

New Post