Sugih Permono

Sugih Permono lahir di Medan pada tanggal 22 Agustus 1967. Saat ini tinggal di Jl. Ir. H. Juanda No. 47 Binjai. Tugas di Politeknik LP3I Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
SUBHANALLAH, WALHAMDULILLAH, ALLAHUAKBAR

SUBHANALLAH, WALHAMDULILLAH, ALLAHUAKBAR

SUBHANALLAH, WALHAMDULILLAH, ALLAHUAKBAR

Tantangan hari ke-60

Sahabat ku semua, majelis pembaca tulisan lepas yang setia menemani, mengisi hari-hari dengan mencoba melakukan refleksi tentang perjalanan hari ini, atau sesuatu yang telah terfikirkan hari kemarin. Maka di saat menulis di hari ke-60 ini, izinkan aku menulis renungan dan pemahamku tentang ucapan subhanallah, Maha Suci Allah, wal hamdulillah, segala puji bagi Allah dan Allahuakbar, Allah Maha Besar.

Bagi umat Islam ucapan tasbih, tahmid dan takbir ini rutin kita baca, sebagai zikir setiap kali kita selesai melaksanakan shalat. Biasanya kita membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali, takbir 33 kali dan menggenapkannya menjadi 100 dengan ucapan Lailahaillallah. Tentu saja upaya kita melakukan pemahaman lebih jauh tentang apa makna ketiga ucapan itu, seperti sebuah keharusan. Karena bagaimana pun juga, ucapan ini telah menjadi salah satu simpul dalam rutinitas, siklus dalam kehidupan kita.

Sebagaimana pemahaman kita bersama, subhanallah yang berarti Maha Suci Allah kita pahami sebagai kesaksian kita bahwa Allah bebas dari kemungkinan memiliki sifat dan tindakan yang rendah dan tidak terpuji, Ia Maha Suci dari kemungkinan lalai, kemungkinan salah, kemungkinan tidur, kemungkinan ingkar pada janji-janjinya, kemungkinan terlalu berlebihan, dan hal-hal lain yang bersifat inferior. Oleh karena itu, sebagai hambanya kita harus membebaskan pula diri kita dari prasangka yang tidak baik pada Allah. Prasangka bahwa Ia akan meninggalkan kita, prasangka bahwa ia bersikap tidak adil pada kita, prasangka bahwa Allah menjatuhkan nasib buruk pada kita, Ia lepas dan tak mungkin berada pada sifat dan kondisi seperti itu. Lebih jauh Allah mengatakan bahwa Ia seperti prasangka hambaNya, jika hambaNya berjalan mendekatiNya maka Allah akan berlari menghampirinya. Dengan pemahaman ini, jika kita bekerja dan berjalan dalam aturan kebaikan dan etika religius maka optimislah, bahwa kita akan sampai pada tujuan, sebab Allah tak akan mengingkari janjiNya.

Ucapan Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, kita sampaikan sebagai ungkapan rasa syukur kita atas segala limpahan karunia yang telah Allah berikan pada kita, sejak kita lahir sampai detik kehidupan kita hari ini yang jika kita hitung jumlahnya, tak akan mampu kita melakukannya. Ucapan alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur ini juga kita sampaikan pada Allah, karena kita memahami, bahwa jikapun hari ini kita telah menjalani kehidupan dengan baik dan mungkin mendapatkan capaian-capaian yang menggembirakan, itu bukan saja karena usaha kita an sich, tapi karena izin dan perkenan Allah jua adanya. Pemahaman seperti ini akan menundukkan rasa sombong yang mungkin ada di hati kita, berubah menjadi rendah hati, karena apapun yang kita peroleh hari ini, sebagai makhluk yang nisbi dan terbatas, kita akui karena bantuan, izin dan perkenan dari Allah semata.

Setelah kita berbaik sangka pada Allah dengan mengucapkan subhanallah, mensyukuri apa yang diberikan Allah pada kita, alhamdulillah, maka kita pun pada akhirnya mengucapkan Allah Maha Besar, Allahuakbar. Dari dua kata kunci itu, selanjutnya kita ingin memastikan bahwa Allah dengan kebesarannya pastilah akan memberikan rahmat, petunjuk dan perlidunganNya pada kita, untuk menempuh perjalan di depan sana. Kerja-kerja yang kita lakukan hari itu, sepanjang kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan mengikuti rambu-rambu spiritual dari Allah maka insya Allah, akan bernilai ibadah dan menopang kehidupan kita di dunia ini. Allahuakbar, Allah Maha Besar, ia akan mengabulkan doa-doa kita yang terus bekerja dan berusaha seraya meminta pada Dia untuk memberikan karunia dan hidayahNya pada kita.

Demikianlah, makna rangkaian tasbih, tahmid dan takbir yang kita ucapkan setelah melaksanakan shalat dari satu waktu ke waktu berikutnya, siklus satu putaran waktu sehari semalam dengan shalat lima kali sehari. Jangan buru-buru beranjak dari sajadah ucapkan dulu tiga kata ini sembari menanamkan pemahamannya yang dalam yang hakiki, baik sangka pada Allah, mensyukuri apa yang kita dapatkan hari ini dan membangun tekad untuk berbuat lebih baik lagi ke depannya, karena Allah akan mendengar permintaan dalam doa-doa kita.

Insya Allah dengan keheningan serta rasa damai dan tenang, mengucapkannya perlahan dengan selalu ingat pada Allah, akan menyegarkan hidup kita, membuat kita fokus dan optimis serta percaya diri yang lebih kuat lagi, melangkah menghadapi segala kemungkinan yang terjadi dalam hidup ini dengan tegar, ikhlas, tabah dan tawakal. Allah selalu bersama kita. Terimakasih.

#TantanganGuruSiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post