Seminggu sebelum hari raya Idul Adha tiba para pedagang hewan kurban baik kambing ataupun sapi sudah mulai bermunculan dan biasanya bila ada lahan yang kosong mereka menyewa dan membawa hewan kurbannya ketempat tersebut.

Bila Idul Adha tiba yang diikuti dengan pemotongan hewan kurban, aku selalu teringat dengan pengalaman saat pemotongan hewan tersebut. Ketika anak pertamaku berusia satu tahun dan secara kebetulan bisa menempati mess kantor yang sebelumnya tinggal di rumah kontrakan. Tinggal di mess kantor ini tidak memiliki tetangga hanya ada gedung perkantoran yang dikelilingi oleh tiang-tiang listrik dan tower pembangkit listrik. Sedangkan tetangga berada di luar lingkungan mess dan pembangkit listrik. Suasana begitu sepi bila hari libur tiba karena tidak ada para karyawan kecuali satpam sebagai penjaga selama 24 jam.

Ketika Idul Adha tiba aku diberi kesempatan rezeki untuk berkurban dan hewan kambing tersebut sudah berada sehari sebelum pemotongan serta disimpan di ruang garasi mobil. Petugas mesjid dan pemotong hewan dari kampung sebelah datang ke tempat tinggal ku di mess PLN . Dipotonglah hewan kambing tersebut yang diawali dengan memanjatkan doa kepada Allah Swt. Dan daging kambing tersebut di sedekahkan bagi yang berhak menerimanya.

Ketika malam dan semuanya sudah dalam keadaan tidur pulas. Tiba-tiba aku terbangun sekitar pukul 02.00 dini hari dan berjalan ke kamar kecil yang berdekatan dengan ruang garasi. Dengan rasa kaget yang luar biasa dan muncul juga rasa ketakutan manakala terdengar suara kambing di ruang garasi padahal kambing tersebut sudah dipotong. Dengan mengucap astagfirullah dan membaca ayat kursi akhirnya aku bisa kembalu ke ruang tidur dengan tenang .Pengalaman ini selalu teringat dan tidak bisa dilupakan manakala Idul Adha tiba.